Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Menjadi bawahan
“Kau dijebak?” tanya Dominic yang mendengarkan dengan serius.
“Ya, aku di goda oleh wanita penghibur, kemudian aku sempat terpengaruh olehnya karena dia sangat cantik. Sampai ketika kami salah jalan, ia melaporkan pada istriku bahwa ia telah hamil dan akulah yang menghamilinya. Padahal itu suatu kedustaan. Akhirnya istriku minta bercerai, ia pergi dari rumah dan tidak pernah kembali. Terakhir yang kudengar dia sudah menikah dengan seorang bangsawan kaya”
“Hm, hidupmu sangat mengenaskan” kata Dominic di sela nyala api di depannya.
“Itu belum seberapa, Tuan. Kemudian setelah hidupku hancur karena wanita pendusta tadi, aku bertemu dengan seorang wanita lagi, dia sangat baik padaku, dia mencoba menghiburku, dia seolah mengobati luka di hatiku dan menyediakan tempat untukku bernaung. Tapi ketika aku telah sedikit demi sedikit merasa nyaman dengannya dan percaya padanya, justru dia menjebakku lagi, ternyata dia adalah wanita yang di bayar oleh petinggi kerajaan untuk menjebakku. Para pejabat dan para bangsawan tidak mampu menangkapku karena mereka selalu kalah jika bertarung atau melawanku, maka mereka menggunakan jebakan wanita untuk menggiringku ke penjara”
“Ya, wanita memang makhluk yang bisa menghancurkan pria. Dibalik kelemahannya, justru mereka lebih kuat untuk kehancuran para pria. Kau harus lebih hati-hati lagi dengan makhluk yang satu itu” tandas Dominic.
Ardon hanya mengangguk.
“Lalu, kau ditangkap?” tanya Dominic.
“Iya Tuan. Bukan hanya dipenjara, aku juga di siksa, dan mereka merobek-robek wajahku. Sejak saat itu kemarahanku tidak terbendung lagi. Aku bersumpah akan menghabisi para pejabat kerajaan dan bangsawan juga para wanita malam yang ku temui”
“Tapi bukankah sebagian dari mereka tidak bersalah?, kenapa kau juga membunuhnya?” tanya Dominic.
“Aku sudah dibutakan oleh dendam. Kemarahanku pada mereka sudah tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, semua sama brengseknya di mataku, karenanya aku membunuh semuanya”
“Lalu, apa benar kau memperkosa para wanita itu sebelum dibunuh?” tanya Dominic lagi.
“Itu salah satu isu dusta yang paling menjijikan. Aku tidak berminat sama sekali untuk memperkosa mereka, aku akan langsung membunuhnya”
“Hm, aku bisa sedikit paham sekarang. Jadi, apa kau akan menuruti perintahku mulai saat ini?!” tanya Dominic tegas.
“Ya, Tuan. Apapun perintahmu, aku akan melakukannya tanpa mendebatmu” jawab Ardon juga tegas.
“Baiklah, perintah pertamaku padamu adalah, berhenti membunuh para pejabat, bangsawan dan wanita penghibur, kecuali aku yang perintahkan!”
Ardon diam sebentar, kemudian menatap kearah Dominic.
“Baik, Tuan, aku mengerti” jawaban tegas dari Ardon membuat Dominic menyeringai senyum, ia telah memiliki anak buah yang tangguh sekarang.
“Um, maaf Tuan, tapi apa gadis itu adalah wanita penghibur?” tanya Ardon pelan yang melihat kearah Luvi yang masih tertidur.
Spontan Dominic memukul kepala Ardon dengan ujung pedangnya. “Sembarangan saja kau bicara!. Tentu saja bukan!, dasar bodoh!. Dia gadis baik-baik. Dia kusuruh menyamar seperti itu untuk menjadi umpan agar bisa menangkapmu” tegas Dominic.
“Pantas saja, saat aku melihat matanya yang biru dan wajah polosnya yang cantik, aku yakin dia bukanlah wanita malam, karenanya aku tidak langsung membunuhnya”
Serta merta Dominic berdiri melangkah dan mendekat kearah Ardon kemudian mendekatkan mulutnya ke samping kuping pria berwajah terjahit itu.
“Ehm!. Aku peringatkan kau, jangan sekali-kali mengganggunya, atau nyawamu akan berserakan sebagaimana korban-korban pembunuhanmu, kau paham, kan?” dengan intimidasi yang sangat kuat dan aura membunuh yang jelas terasa, Dominic kemudian berlalu setelah sebelumnya menepuk-nepuk pundak Ardon dengan sedikit kasar.
Ardon yang menyadari ada aroma kecemburuan dari Tuan barunya itu, segera memahami bahwa gadis yang tertidur disana adalah gadis spesial bagi Tuannya.
Akhirnya Dominic tertidur dan bermalam di tengah hutan, ditemani nyala api unggun dan suara hewan malam yang bersautan.
Pagi meninggi, Luvi yang baru membuka mata birunya yang berkilauan karena paparan cahaya kuning matahari, mengerjap bebera kali ketika melihat penampakan menyeramkan di depannya.
“AAAH!” pekikan Luvi membuat sebagian burung di dalam hutan berhamburan takut.
Dominic yang baru saja menggeliat dari tempatnya berbaring, spontan beranjak berdiri dan dengan buru-buru menghampiri Luvi.
“Ada apa Luppy?!” tanya Dominic panik.
“I-itu … “Luppy menunjuk Ardon yang tengah menyiapkan sarapan untuk mereka.
Dominic menurunkan bahunya dan menghela nafas ringan. “Kiraku apa” tandasnya sedikit lega.
“Siapa dia Tuan?” tanya Luvi sambil menyiratkan ketakutan di wajahnya.
“Dia Ardon, Makhluk Malam yang kita buru” jawab Dominic sambil membenahi selimut bulu bekas tidurnya semalam.
“Hah?, tapi kenapa kita tidak membunuhnya, Tuan?” tanya Luvi lagi sedikit berbisik.
“Tidak, dia sudah menjadi bagian dari kita. Dia akan ikut kita pulang”
“Apa kau serius Tuan Dom?!” netra mata biru Luvi yang indah membulat.
“Iya aku serius”
Tiba-tiba Ardon mendekati mereka sambil membawa mangkuk berisi bubur entah dari bahan apa.
Bubur yang masih mengepul itu terasa harum walaupun bentuknya tidak terlalu indah untuk dilihat.
“Nona, makanlah” ucap Ardon sambil menyodorkan mangkuk bubur tersebut.
Luvi dengan seringai senyum paksaannya, kemudian mengambil mangkuk dari tangan Ardon.
“Kau tidak perlu takut padaku, Nona. Aku sudah menjadi bawahan Tuan Dominic” kata-kata Ardon membuat Luvi menaikan kedua alisnya.
“Benarkah?” Luvi menoleh kearah Dominic, dan Dominic mengangguk mengiyakan pernyataan Ardon.
“Lalu?, bagaimana dengan hadiahnya?” tanya Luvi seolah akan kehilangan hadiah perburuannya.
“Aku sudah mengatur itu” ujar Dominic tenang.
Saat siang agak meninggi, Dominic dan Luvi pergi ke Guild dengan membawa topeng kepala serigala milik Ardon, dan juga jubah lusuh yang kerap dikenakan Ardon ketika keluar.
Saat melewati pintu masuk Guild, seluruh pemburu dan petualang yang berada di sana tercengang dengan sesuatu yang di bawa oleh Dominic. Mereka sudah bisa membayangkan bahwa Dominic berhasil memburu si Makhluk Malam.
Di meja yang di belakangnya berdiri seorang paruh baya dengan janggut kuning dan kepala agak botak, Dominic menyerahkan topeng kepala serigala tersebut beserta jubah milik Ardon.
“Ini milik Makhluk Malam” gumam pria paruh baya melihat topeng serigala itu.
“Apa kau yakin telah memburunya?” tanya pria itu lagi pada Dominic.
“Apa ini tidak cukup membuktikan?” jawab Dominic sambil menunjuk barang bukti yang dibawanya dengan jemari yang merapat kearah kepala serigala itu.
“Hm, tapi apa ini benar-benar asli milik si Makhluk Malam?” pria paruh baya mengangkat jubah lusuh tersebut, kemudian berganti mengamati topeng serigala.
Beberapa pria di panggil oleh si pria paruh baya, kemudian mereka kumpul di sekitaran meja untuk meneliti barang-barang tersebut.
“Lalu kemana tubuh si Makhluk Malam?” tanya seorang dengan perawakan kurus tinggi di sebelah Dominic.
“Apa aku harus menuruni jurang yang dalam untuk mengambil mayatnya?. Setelah aku menusuknya, ia terdorong jatuh ke jurang, dan hanya ini yang tersisa” jelas Dominic.
“Berarti saat kau membunuhnya, ia tak memakai topeng?” tanya salah satu dari mereka.
“Ya, aku membuka topeng ini” jawab Dominic.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.