NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lucid Dream

"Nona, kalo metode penelitian tuh susah ngga?"

Hari ke sekian dan Lilac kembali menjadi tutor dadakan kedua mahasiswa yang ada dirumah ini. Sedangkan yang ditanya menatap Rama dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Eum...metpen itu, gimana ya jelasinnya. Metpen itu sebenernya ya sama kayak mata kuliah lain. Tapi kan kadang ada juga dosen yang tiba-tiba bertingkah. Tiba-tiba ngilang setelah ngasi tugas segudang, tib-tiba susah dihubungin atau yang lain-lain. Kalo dulu saya waktu kuliah gitu. Tapi sebenernya seru kok."

Rama dan Raja terlihat begitu antusias mendengar cerita Lilac. Selama wanita itu disini, mereka juga sering meminta sang nona untuk mengajari mereka mengerjakan tugas-tugas kuliah. Walau sebenarnya muak dan sebagian lupa dengan materi-materi yang pernah ia pelajari selama kuliah.

"Nona, ayo kita kehalaman samping aja. Kita main disana."

Raja mengajaknya berdiri dan menuntunnya berjalan kearah halaman samping. Sebenarnya disana tidak ada apa-apa. Hanya saja banyak bunga yang ditanam di halaman samping dan hal itulah yang menjadi objek pemandangan ketika orang-orang duduk disana. Jika kalian bertanya kenapa selama berada disana ia sangat tenang, Lilac pun tak tau harus menjawab apa. Semua yang ada disana membuatnya merasa begitu tenang. Selama beberapa hari juga ia tak menemukan ponselnya. Lilac sebenarnya juga tidak berniat untuk bertanya, karna memang ia masih ingin menikmati hidup tanpa hari sibuk seperti ini mungkin selama beberapa minggu kedepan.

Selama tinggal disini juga, Lilac tidak pernah bertanya kenapa ia bisa ada disini, apakah keluarganya baik-baik saja, apakah pekerjaannya baik-baik saja setelah ia tinggal sekian lama.Lilac hanya ingin melepas semua beban yang selama ini ia hadapi sendiri. Pernah dengar kalimat "Banyak yang lelah tapi tidak seberisik kamu.'' Berpegang pada kalimat itulah, Lilac selalu menjaga semua yang ia rasakan sendiri. Senang dan lelah yang ia rasakan, semua Lilac pendam sendiri.

"Nona mau bikin kue lagi aja ngga?" Rama duduk dibawah beralaskan karpet piknik bersama si sohib, sedangkan Lilac duduk dikursi taman dengan nyaman. Fyi, kursi taman yang ada disana lebih mirip seperti ayunan yang berbentuk bulan dengan bahan yang lembut. Lengkap dengan bantak sofa dan meja kecil disampingnya.

"Saya masih pingin leha-leha. Kamu jangan ngajakin saya bikin kue terus dong. Saya cape-cape bikin yang makan malah kalian berdua." Lilac menatap sinis kedua bocah itu. Gelar pria yang kemarin Lilac berikan berubah menjadi bocah saat keduanya mengatakan mereka masih semester awal. Memang, fisik bisa menipu.

"Eh tapi yang paling banyak makan tuh pak Udin, non. Masa ngambilnya sepiring. Katanya buat persiapan kalo nanti malem pingin ngemil pas jaga."

"Alah ngomong aja biar lo juga bisa minta, anjing. Gue tau ya lo sering kepos satpam kalo malem, terus mintain kue pak Udin." Rama menuding Raja dengan telunjuk nya yang menyentuh kening Raja.

"Bener-bener kon-"

"Raja." Lilac segera memotong ucapan anak itu. Keduanya memang cukup sulit untuk mengatur kata-katanya.

"Heheh, maap nona. Btw gimana perasaan nona selama tinggal disini? Nona bahagia kan tinggal sama kami?"

"Kamu mau jawaban jujur atau bohong?"

"Dih, ngajak main tebak-tebakan nih ceritanya?"

"Jawab jujur dong, non. Kita juga mau tau gimana pengalaman non selama tinggal disini." Rama terlihat begitu antusias sampai bangun dari posisi tidurnya. Anak itu terlihat ingin sekali Lilac menceritakan bagaimana perasaannya selama tinggal disini. Tinggal dirumah yang bahkan ia tidak tau masih berada di tanah rantaunya atau tidak.

"Eum...saya ngerasa nyaman aja sih selama disini. Saya ngerasa tenang. Walau sebeneranya ada beberapa kali saya ngerasa bingung juga gimana keadaan keluarga disana. Saya juga beberapa kali kepikiran sama pekerjaan saya. Tapi saya ga tau harus minta jawaban kesiapa kalo kalian aja ga tau kenapa saya bisa disini kan? Saya cuma berharap aja kalo orang-orang yang ada disini, dan siapapun yang nyuruh kalian buat begini beneran orang baik."

"Isadora."

Lilac terdiam saat mendengar suara berat yang memanggil namanya. Wanita itu berdiri dan berbalik kearah belakang. Mendapati seorang pria tinggi dengan jas dan pakaian kantornya dengan berdiri menatap lurus kearahnya. Rama dan Raja yang merasa ini sudah bukan tanggung jawab keduanya pun segera mengundurkan diri.

"Siapa?" Tanya Lilac saat pria itu malah berjalan kearahnya dan memeluknya begitu erat. Masalahnya wajah pria itu tertutup topeng. Topeng yang biasanya digunakan saat ke pesta dansa. Bisa wanita itu lihat para pekerja yang akhir-akhir ini akrab dengannya mengintip dari balik jendela rumah. Begitupun si RaRa, alias Rama dan Raja.

"Maaf, kali ini jangan pergi lagi ya..."

Dengan pelan ia mendorong tubub besar itu agar tidak memeluknya. Lilac pandangi si pria yang kini menatapnya balik. Lilac tak merasa mengenal pria itu, ia tak merasa pernah bertemu sebelumnya.

"Siapa? lo yang bawa gue kesini?"

Pria itu hanya diam. Hanya menatap Lilac yang kini makin merasa aneh denga sifatnya.

"Kalo lo ngga jawab jangan sampe abis ini gue kabur. Lo harus jelasin kenapa malah bawa gue kaya gini."

Tanpa menjawab, pria itu malah kembali mendekat dan mengecup bibir bibir Lilac. Walau hanya kecupan jelas saja wanita itu kaget. Langsung saja Llilac mendorong pria itu hingga dirinya sendiri yang terlepas. Persetan dengan tubuh besarnya itu, Lilac bahkan tak merasa kecil saat ini. Berani sekali dia mengambil first kiss yang sudah Lilac jaga sejak lahir saat pertemuan pertama.

"Lo anjing." Desis Lilac dengan menekan tiap kata. Sebelum meninggalkan pria itu disana, Lilac layangkan pukulan pada wajahnya. Kurang ajar sekali, batinnya.

Lilac berjalan cepat kearah kamar, mengabaikan tatapan semua orang yang kini sama bingungnya. Lama kelamaan jalan cepat itu berubah menjadi lari saat Lilac sadar kalau air matanya sudah menggenang dipelupuk. Akan ia ingat kelakuan bajingan itu sampai nanti.

"Siapa sih tu orang? Masa iya dia yang nyuruh kita jagain nona? Ga sopan banget anjir pertama ketemu udah main kokop aja." Raja mendumal saat melihat langkah kaki Lilac yang terlihat begitu tergesa menaiki tangga.

"Siapapun orang itu, gue harap dia bener-bener ngejaga nona dan ngga nyakitin dia." Ucapan Rama diiyakan oleh semua orang. berbeda dengan Lilac yang kini menutup pintu perlahan dan menatap jendela yang tepat bersebrangan dengan pintu.

"Siapapun lo, lo...lo-" Semu umpatan untuk si pria tak dikenal hanya bisa Lilac telan dalam hati. Hanya bisa ia pendam sebelum semua teka-teki ini. Walau ia yakin orang itu pasti lebih mengenalnya daripada keluarganya sendiri.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!