Ini kisah cinta Sinaga, pria beristri yang jatuh cinta pada wanita yang mengandung anaknya. Mereka bukan kekasih, bukan musuh. Mereka hanya orang asing yang terjebak oleh keadaan. Karena satu malam, Moza hamil. Bagaimana Moza menjalani hidupnya? Apa Naga tahu, bahwa wanita asing itu mengandung benih yang tak sengaja ia tanam.
Follow akun Instagram Sept
Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima Kasih Sierra
18+ Istri Gelap #31
Oleh Sept
Jomblo, belum menikah, anak sekolah skip ya.
Naga keluar dari kamar mandi, pria tersebut berjalan ke arah lemari. Mencari pakaian ganti. Setelah berpakaian rapi, ia berjalan mendekati meja. Matanya menatap kopi yang sudah disiapkan oleh Bibi sebelumnya.
Tanpa curiga, Naga menyetuh gelas kopi tersebut. Ia menyeruput kopi itu sebagian, kemudian melirik ponselnya yang menyala. Tak jauh dari sana, di luar pintu kamar ada Sierra yang mengamati gerak-gerik Naga.
Naga terlihat serius mendengarkan orang yang sedang bicara dengannya di telpon.
"Oke, tunggu ... aku akan ke sana!" Naga mematikan ponselnya. Kemudian menghabiskan kopi yang masih tersisa.
Naga pun meraih jaket, kemudian berjalan keluar kamar. Seketika itu, Sierra langsung lari, wanita itu tidak mau ketahuan kalau habis mengintai suaminya sendiri.
"Mau ke mana dia? Sial!" rutuk Sierra di dalam hati. Bisa-bisa rencananya gagal total. Kesal ia pun hanya bisa mengepalkan tangan.
Apalagi ketika mendengar deru mobil Naga, sudah pasti pria itu pergi meninggalkan rumah. Arggh!!! Hati Sierra menjerit marah.
Hampir setengah jam Naga mengemudikan mobilnya sendiri untuk menemui Mateo yang mengajaknya keluar cari hiburan. Dalam hati ia enggan, akan tetapi tak enak menolak ajakan teman sekaligus kini jadi investornya.
Tanpa Naga sadari, panggilan telpon dari Mateo justru menjadi penyelamat bagi dirinya. Tapi kini, belum sampai tempat hiburan, ketika mobil berhenti di lampu merah, pria itu sudah merasa gerah luar biasa.
"Apa AC mobil mati?" batin Naga.
Begitu lampu hijau menyala, mobil kembali melaju kencang. Perasaan gerah kian terasa, hingga ia melepas jaket yang ia pakai sebelumnya.
"Ada apa ini?"
Ada rasa seperti terbakar, tapi bukan api. Sesuatu yang membuatnya bergejolak. "Sial!"
Ketika ada di persimpangan jalan, antara jalan menuju tempat hiburan di mana Mateo sudah menunggu, dan jalan menuju rumah Moza.
Naga langsung belok dan memilih melajukan mobil menuju rumah Moza. Sesuatu tak beres sedang terjadi. Jika ia keluar rumah seperti ini, sangat berbahaya.
Bibirnya beberapa kali merutuk, ingat apa yang tadi ia minum. Naga yakin ini ulah Sierra, "Sierra!" gumam pria yang sedang kepanasan seperti cacing tersebut.
Dengan kekuatan penuh, mobil memecah jalan. Menembus debu jalanan, Naga sedang tergesa-gesa. Ada sesuatu yang harus disalurkan. Bila tidak ia akan tersiksa.
Sampai di depan rumah Moza, ia langsung masuk mencari istrinya tersebut. Di kamarnya, tidak ada. Pasti sedang menidurkan Sendy. Naga pun mencari ke kamar putrinya.
Moza terkejut ketika ada yang membuka pintu kamar putrinya. Ia sedang menyelimuti Sendy kala itu. Dilihatnya wajah Naga yang tak biasa.
Belum sempat bertanya, Naga langsung menarik lengan wanita itu. Jelas saja Moza makin penasaran. Apa yang sesunguhnya terjadi?
Pria itu malah membawanya ke kamar, mengunci kamar dengan tergesa-gesa.
"Ada apa denganmu?" Moza mengerutkan dahi menatap aneh pada suaminya. Sepertinya Naga sedang kesambet.
Apalagi pria itu terlihat tiba-tiba melepas kancing bajunya. Makin shock Moza, belum pemanasan main tancap gas saja.
Moza langsung memegangi tengkuk lehernya. Merinding mendadak menyerang. Mata Naga, menyiratkan hawa-hawa srigala lapar. Wanita itu jadi bergidik ngeri menatap suaminya sendiri saat ini.
Ditambah lagi, celana Naga sudah tidak lagi pada tempatnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Moza masih ingin tahu, sebab biasanya Naga tak mengebu-ngebu seperti ini.
Napas Naga sudah memburu, begitu juga dengan jantungnya. Sejak tadi bergemuru, ada yang harus disalurkan. Bila tidak ia makin tersiksa.
"Bantu aku!" bisik Naga, kemudian langsung mencium bibir Moza.
Mata Moza terbelalak, Naga menyerang tanpa aba-aba. Langsung menuju titiknya.
Karena Naga menyesapnya dengan dalam, menuntut dan semakin keras. Moza pun akhirnya terbawa arus. Wanita itu akhirnya mengikuti suasana yang mengelayut manja tersebut.
Moza melingkarkan lengan pada leher suaminya itu. Mereka kemudian berjalan mendekati ranjang.
Obat itu membuat Naga semakin tidak sabaran. Tangannya langsung membuka paksa baju Moza. Setelah sama-sama tak ada yang menghalangi pandangan. Keduanya pun sudah siap berlayar.
Ternyata obat itu banyak khasiatnya, karena Naga mampu bermain begitu lama. Harusnya ia berterima kasih pada Sierra, karena wanita itu, kini ia bisa menikmati malam yang luar biasa.
"Seperti ada yang salah?" bisik Moza ketika Tubuh sudah saling bertaut.
Naga tersenyum miris, ia senang tapi merasa tak enak juga. Mengapa seperti selingkuh dengan istrinya sendiri?
"Sierra ... sepertinya dia memasukkan sesuatu pada minumanku," jawab Naga sambil bermain-main dengan telinga Moza. Wanita itu masih dalam kungkungannya.
"Mengapa dia melakukan itu?" Moza menatap aneh, untuk apa Sierra memberi obat pada suaminya sendiri? Agar kuat atau agar lebih panas? Jiwa Moza pun bertraveling.
"Agar aku melakukan ini!"
Moza langsung memekik, ia memukul lengan suaminya. Sentakan itu membuatnya merasa sakit dan enak secara bersamaan.
"Kalian bisa melakukannya tanpa obat seperti ini!" ucap Moza yang sudah bisa menikmati irama permainan Naga.
"Tidak bisa!" suara Naga terdengar berat, karena sesaat kemudian wajahnya terlihat menahan sesuatu yang ingin keluar.
"Moza ...!" ucapnya bersama dengan sesuatu yang mengalir hangat dalam rahim wanita tersebut.
Begitu benih berhasil ditaman, Naga pun memeluk tubuh Moza. Mendekapnya dengan lembut.
Keduanya sudah mandi keringat berkat Sierra.
Beberapa saat kemudian. Naga sudah merasa lebih baik, pengaruh obat sudah tidak begitu terasa setelah apa yang keduanya lakukan. Kini mereka berbaring sembari saling menatap.
Moza yang masih penasaran alasan Sierra memberi suaminya obat, ia pun kembali bertanya.
"Mengapa ia memberimu obat?"
"Ah ... itu karena ..." Naga berhenti sejenak, ia menatap wajah penasaran Moza.
"Katakan!" desak Moza.
"Karena aku tak bisa menyentuhnya."
Moza menatap penuh selidik, sama sekali tidak percaya.
"Bohong!"
"Aku serius Moza. Kami menikah karena alasan bisnis keluarga."
"Ini seperti omong kosong, bertahun-tahun tinggal bersama tidak mungkin tidak tergoda." Moza mencibir suaminya sendiri.
"Karenamu!"
"Aku?" Moza memutar bola matanya. Tangannya menyentuh dada seolah tidak percaya. "Jangan katakan aku yang pertama!" tambah Moza sembari menarik tubuhnya. Kini ia sudah duduk sempurna sambil menatap tak percaya pada Naga.
Pria itu mengangguk.
Moza hanya mampu menelan ludah. Ia tidak pernah menyangka, kesalahan satu malam itu adalah yang pertama bagi Naga.
Sendy adalah benih pertama yang berhasil ditanam oleh penerus Sanrio tersebut. Mungkin meninggalkan kesan yang dalam, sehingga Sierra tidak mampu membuat hatinya goyah.
Sejak awal mereka berdua, Moza dan Naga sudah memiliki takdir yang mengikat.
Meski Moza mencoba menjauh, ketika takdir menuliskan bertemu, jarak bukan lagi penghalang.
Setelah mengetahui bahwa dialah yang merengut keperjakaan Naga. Moza kini jadi tambah canggung saja.
"Ke sini Moza ... jangan jauh-jauh!" Naga meraih tubuh Moza. Menariknya agar semakin dekat.
Karena malam semakin larut, mereka pun memilih untuk tidur. Tidak peduli pada panggilan tak terjawab dari Mateo. Keduanya sedang asik, mengunjungi surga dunia yang tidak pernah habis.
Di tempat yang berbeda. Di sebuah klab malam di tengah kota. Seorang wanita paruh baya dengan pakaian glamour menatap sebuah lembar foto di tangan.
Tidak jauh dari sana ada juga Mateo yang sedang menggoda wanita malam di sana. Playboy high quality itu sedang menabur gombal dan uang.
Sedangkan wanita dengan pakaian glamour, ia bicara serius dengan beberapa orang berperawakan besar dan sangar.
Madam meminta anak buahnya mencari wanita yang terdapat di poto.
"Tangkap wanita tak tahu diri ini, hidup atau mati!" titah Madam Antony dengan seringai iblis. Bersambung.
Yang belum kenal sama penulis Istri Gelap. Yuk ... Instagram Sept_September2020
Makasih ya.