NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kesepakatan dengan kakek

"Ish abang."

"Udah ya gak ada kesepakatan kesepakatan lagi." Kini papa ikut bicara.

"Iya. Kayak bisnis aja pake kesepakatan." Papa dirgapun ikut menyahut.

"Mending bikin kesepakatannya sama kakek aja gimana? Dijamin menguntungkan." Kini kakek yang berbicara.

"Emang kesepakatan apa yang akan kakek buat?" Mas bara yang masih memeluk tubuhku disamping tubuhnya nampak tertarik dengan ucapan kakek.

"Kalau kalian bisa bikin 10 cicit buat kakek. Kakek akan berikan 50 %saham wijaya company untuk kalian. Gimana?" Mataku membola mendengar kesepakatan yang kakek buat.

"Wiiih siap banget." Maa Bara dengan bangganya menyetujui, sontak aku langsung mencubitnya.

"Ish mas. Itu kebanyakan. Emangnya aku kucing."

"Enggak sayang. Itu masih sedikit. Aku tahu rasanya menjadi anak tunggal. Itu sangat tak menyenangkan dan sangat kesepian. Jadi aku ingin punya banyak anak biar kita rame dan tentunya sayang juga kan harta kakek yang bayak itu jika tidak dibagikan."

"Dasar cucu gembleng." Kake memukul pelan kepala mas Bara. Semua orang tertawa bahagia.

"Ya sudah, gimana kalau untuk kesepakatan pertama kakek akan memberikan 10% saham wijaya company untuk kalian jika dalam waktu satu bulan kalian bisa memberikan kabar bahagia untuk kakek?"

"Kabar bahagia apa maksud kakek?"

"Yya seperti cicit pertama buat kakek?"

"Tapi kek." Aku sempat ingin mengatakan jika aku sedang mengandung cicitnya saat ini tapi mas Bara malah memotongnya.

"Okey. Deal. Sepakat." Mas Bara me ngulurkan tangannya pada kakek. Dan kakek membalaanya.

"Deal." Uluran tangan mereka tak langsung terurai.

"Bener nih yah. 10% saham wijaya compani buat cicit pertama kakek."

"Iya. Iya."

"Beby. Sehat-sehat ya. Cepat lahir, maka kamu akan langsung jadi konglomerat." Mas Bara mengelus perutku dan menciumnya dengan lembut.

"Maksud kamu apa?"

"Selamat. Kakek akan jadi kakek buyut. Mama dan papa semua bakalan jadi oma dan oppa. Dan aku akan menjadi ayah. Mayra sudah hamil."

"Apa???" Wajah terkejut dari semua orang membuatku tersenyum.

"Ingat kesepakatan kita loh kek."

"Aduuh dasar cucu gembleng. Kakek sendiri ditipu."

"Bukan ditipu kek. Cuma telat menyampaikan."

"Sayang, kamu beneran hamil?" Mama mendekatiku dan menatapku.

"Iya ma." Aku mengangguk dan mama langsung memelukku.

"Kenapa gak bilang? Udah enggak nganggep mama lagi sama mama?"

"Enggak gitu ma."

"Kenapa gak cerita sama mama semuanya? Kalau mama tau kamu sedang mengandung cucu mama, dan Bara malah sakitin kamu, pasti mama pasung dia biar gak bisa ngapa-ngapain lagi." Mama Arum ikut memelukku.

"Ih mama." Mas Bara nampak merajuk.

"Awas ya. Kalau kamu sampe nyakitin menantu papa lagi. Papa akan buang kamu ke laut. Biar dimakan paus sekalian." Papa dirga menjiwir telinga mas Bara.

"Ampun pah. Gak bakalan pah. Janji deh."

"Sekarang papa tahu darimana datangnya nyali kamu buat balapan itu. Sepertinya calon cucu papa ini akan jadi pembalap hebat nanti yah." Papa memelukku dan mengusap perutku.

"Anak kesayangan papa udah besar ternyata sekarang. Udah bisa bikinin papa cucu." Kulihat sudut mata papa berair. Aku segera membenamkan wajahku di dadanya.

"Aaa papa. Jangan gitu. Aku jadi melow kan." Aku mengusap sudut mataku yang ikutan basah.

"Aku akan tetap jadi putri kecil papa. Biar nanti anak aku papa aja yang ngurus sama mama."

"Mana bisa begitu. Aku udah bawa suami kamu kesini ya biar dia yang ngurus kamu dan anak kamu. Dasar adik manja..." bang erik mengacak rambutku.

"Ish abang."

Setelah drama yang cukup menguras tenaga, akhirnya aku dan mas Bara memilih menginap di resort itu. Begitupun dengan seluruh keluarga. Rencananya kami akan merayakan aniversary satu tahun pernikahan kami juga disini.

Kini, di balkon kamar yang menghadap ke pantai, aku bisa melihat hamparan pasir pantai dan sunset senja yang begitu memanjakan mata.

"Aku bahagia akhirnya kita bisa bersama lagi." Mas Bara memelukku dari belakang. Ia bahkan mengecup telinga dan pipiku mesra.

Kupegang tangannya yang memelukku.

"Aku juga bahagia. Akhirnya semuanya terasa begitu ringan sekarang." Ia membalik tubuhku dan menatapku.

"Maaf. Maaf sudah menyakitimu." Tatapannya berubah sendu. Aku tersenyum.

"Sepertinya aku sudah mendengar seribu duaratus tigapuluh empat kali kamu mengatakan maaf. Apa tidak bosan?"

"Emang udah sebanyak itu?"

"Iya. Kamu pikir aku akan senang cuma dengan mendengar kata maaf saja?" Aku mengalungkan tanganku di lehernya. Sementara ia hanya menatapku heran.

"Terus kamu mau aku bagaimana?" Ia menatapku intens.

"Ya kasih hadiah kek. Apa gitu. Oh iya, wisuda aja kamu belum kasih aku hadiah. Dan aku masih penasaran. Kenapa kamu gak datang diacara wisudaku? Kamu tahu aku sangat sedih karena itu." Aku cemberut mengingat itu.

"Ah maaf. Tapi kamu terima buket bunga dariku kan di kamar?" Aku mengangguk pelan.

"Aku sudah dijalan saat itu, eh asisten lie malah nelpon, katanya si bella dan ana sedang berantem di restaurant. Mereka saling jambak-jambakan. Dan lie tak bisa melerai mereka. Jadi terpaksa aku kesana buat menghentikan keributan itu. Kamu tahu saat aku kesana. Makanan minuman berterbangan. Sampe-sampe baju yang mereka pake ikutan kotor karena makanan yang saling mereka lemparkan. Kamu tahu dong bagaimana nasibku yang berusaha melerai mereka. Bajukupun ikutan kotor. Jadi ya terpaksa aku bawa anna ke rumah. Sekalian membersihkan diriku.

Kupikir bajumu akan muat dipake olehnya. Ternyata kamu memang semungil itu." Ia mencolek hidungku gemas.

"Jadi terpaksa deh aku pinjamkan kemejaku padanya."

"Ooh jadi gitu. Aku pikir kamu habis ngapa-ngapain sama mbak ana."

"Mana mungkin sayang. Masa iya aku mau ngapa-ngapain sama dia terang terangan di rumah sih."

"Ooh jadi kalau mau ngapa-ngapain kamu mau diam-diam begitu?"

"Hehe. Ya enggak maksudku kan gak gitu. Tuh kan jadi berantem lagi karena bahas itu. Mending kita bahas yang lain aja. Tadi katanya mau hadiah? Memang kamu mau hadiah apa hmm? Jangan bilang kamu mau lamborgini ya buat balapan. Aku gak bakal kasih." Sontak aku terkekeh pelan.

"Tau aja kesukaanku. Enggak enggak, aku cuma mau kamu. Please, jangan pernah sembunyiin apapun lagi dariku. Dan jangan pernah membagi cinta dan tubuhmu pada orang lain. Bisa? Rasanya membayangkannya saja sangat menyakitkan bagiku. Kamu bisa kan mas?"

"Tentu sayang. Pasti, mulai sekarang aku tidak akan menyembunyikan apapun lagi darimu. Dan aku janji aku tidak akan membagi cinta ataupun tubuhku dengan orang lain. Andai itu terjadi penggal saja kepalaku." ia menatapku dengan sangat dalam.

"Aku takkan memenggal kepalamu. Tapi aku akan memenggal kepala adik kecilmu. Ingat itu!" Aku menghunuskan tatapan mataku tajam.

"Iiih serem bener. Oke. Oke. Tak masalah. Karena adik kecilku hanya menginginkanmu saja."

"Daaaaan, aku juga mau seluruh aset kekayaanmu untukku? Bisa?" Ia menatapku, kemudiam tersenyum sangat manis.

"Tentu. Tapi, berikan aku sepuluh anak. Bisa?" Mataku membola.

"Ish. Cucu sama kakek sama saja. Emangnya aku pabrik anak apa." Aku cemberut dibuatnya.

Cup ia mengecup pipiku.

"Gemesa deh ah. Jangankan seluruh aset. Aku akan memberikan seluruh hidupku untukmu. Tapi dengan syarat malam ini kita akan bercinta semalaman."

Sontak mataku membola.

"Okey. Siapa takut." Aku mengecup bibirnya. Dan ia langsung memegang tengkuku dan memagutku lembut.

"Aku sangat mencintaimu Mayra." Ia melepaskan pagutannya dan menatapku.

"Aku juga sangat mencintaimu mas."

Kami kembali berciuman.

Tok tok tok

Mas Bara harus menghentikan cumbuannya karena suara ketukan pada pintu.

"Agh mengganggu saja." Aku terkekeh pelan saat ia bangkit dengan wajah kesal. Aku membenarkan bathrobeku yang berantahan olehnya.

1
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!