Sebagai imbalan pinjaman, majikan Rembulan ingin dia menikahi cucunya yang dingin, Kenzo Smith, dengan cara yang ekstrim yaitu menidurinya.
Meski kehormatannya sebagai perempuan dipertaruhkan, Rembulan tidak punya pilihan lain selain setuju demi melindungi ibunya yang sakit dari para penagih utang.
Namun, Kenzo memandangnya seakan-akan dia benar seorang pelacur dan tanpa ampun mempermalukannya.
"Ketika kamu telah melahirkan seorang anak untukku! Kamu tidak lagi diperlukan, pada saat itu aku akan membuangmu, menceraikanmu! karena itu adalah satu-satunya fungsimu di sini!"
Hati Rembulan sangat sakit bagai tertusuk pisau. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa mengandalkan kesempatan ini.
Rembulan mengamati pria asing yang tertidur di sebelahnya, dan mengambil sebuah keputusan…
Apakah pernikahan ini akan berakhir setelah terlahirnya seorang anak? Atau Kenzo akhirnya harus menelan kata-katanya sendiri?
.
.
Ikuti Instagram aku ya : @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 : Hanya penghangat ranjang.
Episode 21 : Hanya penghangat ranjang.
***
"Cklek!"
Suara pintu terdengar entah mengapa begitu nyaring di telinga Rembulan, mungkin karena dia jantungan dan terlalu risau jadi segalanya menjadi terlalu dramatis di pendengarannya.
Rembulan menelan salivanya dan memasuki ruangan yang terlihat sangat luas dan mewah.
Disana di sudut ruangan, lelaki mengerikan yang selalu menghina nya itu duduk sembari menghisap rokok di tangan, di atas meja ada botol minuman yang sudah diteguk setengah.
"Tu ... Tuan Kenzo,"
Rembulan dengan tentengan sepatu di tangan dan wajah yang pucat karena tegang, dia menunduk menghadap kearah Kenzo.
Kenzo masih terdiam, bisa terlihat jelas mata biru tajam yang menatapnya seolah bisa melenyapkan Rembulan hanya dari pandangan saja.
Kenzo tak berbicara sepatah katapun membuat segalanya semakin mencekam, Kenzo menggerakkan jarinya meminta Rembulan mendekat kearah ia duduk.
Sebab, Rembulan memang berdiri terlalu jauh darinya sekarang ini.
Rembulan melangkah pelan sekali, dia merasakan tekanan yang menakutkan dari lelaki ini, dia hanya bisa menurut dan tak mampu melakukan apapun lagi.
"Sudah Tuan ...." balas Rembulan dengan nada suara yang bergetar dan tak mampu melihat kearah mata Kenzo.
Kenzo mematikan rokoknya, dan sekarang dia sudah fokus kepada Rembulan.
Kenzo berpangku tangan dan menatap Rembulan dan dari atas hingga bawah.
"Buka bajumu!"
Kenzo berbicara dengan santai, dia sudah bertekad akan memberikan pelajaran kepada wanita ini dengan jelas.
"Tuan?"
Rembulan terkejut, sepatu yang tadi di tangannya terjatuh tanpa ia sadari, dan matanya melebar dan ia menatap bingung kearah Kenzo.
Mengapa Kenzo menyuruhnya membuka bajunya, padahal Kenzo jelas-jelas membenci dirinya.
"Kau tidak dengar, buka bajumu sekarang! di hadapan ku!"
Perintah Kenzo lagi dengan jelas, matanya semakin tajam dan cara Kenzo melihatnya terlihat mengerikan sekali.
"Ta ... tapi Tuan, kenapa? kenapa aku harus ...." Rembulan mencoba menyanggah, tetapi sebelum Rembulan menyelesaikan ucapannya, Kenzo langsung memotong pembicaraan itu dan membentak Rembulan.
"Bukankah ini yang kau mau? kau mengadu kepada Kakek jika aku menurunkan mu di jalanan kan?"
"Kau ingin aku meminta maaf kepadamu karena menurunkan mu tadi!"
"Kau licik sekali ya? berpura-pura polos di hadapan ku akan tetapi menusuk dari belakang!"
"Wanita mengerikan seperti mu pasti hanya ingin tidur denganku, wanita seperti mu hanya bisa dipuaskan di ranjang bukan hanya uang!"
"Jadi ... berhenti berpura-pura polos dan buka bajumu! mari kita lakukan sampai tuntas, memiliki anak sesuai keinginan Kakek, dan saat itu ..."
"Saat kau sudah melahirkan anak untukku! kau sudah tidak dibutuhkan lagi, saat itu aku akan membuang mu, menceraikan mu! karena hanya itulah fungsi mu disini,"
"Jangan kira kebaikan Kakekku seperti keberuntungan di siang bolong, apakah kau tidak sadar jika kau hanya dimanfaatkan? dijadikan hanya sebagai penitipan benih ku dan melahirkan anak setelah itu dibuang!"
"Jadi berhenti bersikap seperti ratu, karena kau hanyalah babu!"
Kenzo menghina Rembulan lagi namun kali ini sudah melewati batas, Kenzo menghina istrinya ini serendah mungkin dan seolah mengatakan jika Rembulan tidak bernilai bahkan tak sebutir pasir pun di hadapannya.
"Deg!"
Dada Rembulan seperti di hujan ribuan kali, rasanya terlalu sakit sampai ia sesak, wajahnya pucat dan tubuhnya menjadi semakin dingin.
Kepalanya pusing karena terlalu lelah, dan ucapan lelaki ini memperburuk segalanya.
'Hanya sebagai pencetak anak! aku sudah tahu, tetapi apa perlu dihina sebegitu rendahnya?!' Rembulan berbicara dalam hatinya, dan tetap menatap Kenzo yang duduk angkuh di hadapannya ini.
Tetapi Rembulan tidak menangis, bagi Rembulan, air matanya hanya akan membuat dirinya semakin lemah di hadapan lelaki ini, dan ia tidak mau hal itu terjadi.
"Tuan ... kalau begitu, ayo kita lakukan sampai tuntas, sampai tugas ku usai,"
"Dan juga bukankah menjadi ratu itu terlalu klise, aku istrimu sekarang, dan aku sudah menjadi nyonya,"
"Aku akan menikmati hidupku sebagai Nyonya sampai tugasku usai, seperti ucapan mu barusan," Rembulan berbicara tegar.
Hidup ini terlalu keras, dan dia hanya bisa berdiri sendiri dengan kedua kakinya, jika bukan dirinya yang membela dirinya sendiri maka tidak akan ada lagi yang tersisa.
.
.
.
kl orng gak suka itu gak harus nafsuh juga liat rembulan aneh