NovelToon NovelToon
2 Bunga Setangkai

2 Bunga Setangkai

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Poligami / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:388.5k
Nilai: 5
Nama Author: cawica

Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernikahan part 3

''Perkenalkan ini istri saya Insha Humairah'' perkataan Hanafi yang memecah keheningan

membuat sorak-sorak nakal dari karyawannya. Hanafi pun sambil menggenggam

tangan Insha wajahnya tersipu malu melihat reaksi para karyawannya dia tertawa

kecil sambil mengusap keningnya.

''Mulai hari ini nona Insha juga atasan kalian, saya harap kalian juga menghormatinya

sebagai keluarga baru Wijaya Group. Sekarang saya persilahkan kalian untuk

menikmati hidangan yang sudah tersedia, semoga kalian nyaman berada disini.

Cukup sekian untuk perhatian dan kehadiran kalian saya ucapkan terimakasih''

Hanafi mengakhiri kalimatnya dan memandang Insha lekat.

''Kenapa Insha, kau nampak gugup''

''Tidak mas Han, saya baik-baik saja'' Insha nampak menarik nafas dalam.

''Tidak perlu gugup mulai sekarang mereka karyawanmu juga, keluargamu juga'' Hanafi

tersenyum manis kepada Insha dan di sambut dengan senyum cerah Insha.

''Lama-lama kamu akan terbiasa'' Hanafi melepas genggaman tangannya dan mengelus pipi Insha

lembut

''Aku akan menemui beberapa karyawanku, apa kau mau ikut? ''

''Maaf mas Han, aku akan menemani keluarga bapak yang ada didalam saja''

''Baiklah,nanti aku kesana'' Hanafi berjalan menjauhi Insha dan membaur dengan karyawannya dalam

sekejab Hanafi hilang dari pandangan karna banyaknya Tamu yang datang.

Insha membalikkan tubuh dan berjalan ke dalam, bagaimana aku akan menjalani

kehidupan dengan mas Han nanti, bertemu orang sebanyak itu saja aku tak pernah,

apa yang akan aku katakan pada mereka aku hanya wanita yang tak berpendidikan

seperti mereka.

'' Karyawan suamimu banyak ya nduk, pasti perusahaannya juga besar. Alhamdulilah nduk kamu

beruntung punya suami seperni nak Hanafi, sudah tampan, baik, tegas dan

insya'allah dia bisa mencukupi kehidupanmu nanti nduk'' senyum ayah Insha

nampak mengembang dan puas penuh syukur. Begitu pula Salma yang berada di

samping Ayahnya juga tersenyum bahagia melihat adiknya mendapat laki-laki yang

tepat.

''Alhamdulilaah pak Hanafi memang sudah di takdirkan untuk Insha'' jawab Salma sambil merangkul

ayahnya dengan satu tangan.

''Alhamdulilah, semoga Insha bisa menjadi yang terbaik juga buat mas Han'' senyum Insha tampak

cerah.

Acara siang itu berjalan dengan lancar, para karyawan Wijaya group sudah beranjak pulang.

Tamu dari keluarga Insha mulai berdatangan begitu juga dengan tetangga dekatnya

mereka memenuhi rumah Insha sekedar memberikan kata selamat kepadanya. Para

pemimpin pondok pesantren, juga murid-murid yang kenal dekat dengan Insha juga

datang. Mereka bersalaman juga berbincang dengan tamu-tamu yang ada. Sampai tak

terasa waktu pun sudah beranjak sore, semua tamu sudah hilang dari pandangan

menyisakan keluarga inti Insha yaitu ayah dan Salma juga Hanafi dan 5 orang

penjaga rumahnya masih berada disana.

Pesta sudah selasai nampaknya, Hanafi sudah menugaskan orang-orang khusus untuk

membersihkan rumah Insha setelah pesta usai. Ia sudah merencanakan semua dengan

sangat matang, ia tak ingin sedikit pun merepotkan keluarga Insha nanti. Tanpa

di minta pun semua telah mengerjakan tugasnya masing-masing dengan cepat,

Hanafi ingin sebelum malam tiba rumah mertuanya itu sudah tampak bersih seperti

tak ada pesta apapun yang di gelar.

Waktu sudah larut adzan magrib segera berkumandang, semua pekerjaan sudah di selesaikan

dengan tepat waktu. Semua sudah kembali seperti semula. Didalam rumah pun mbak

Risna, mbak Fatimah dan bu Ririn telah selesai dengan pekerjaannya. Mereka

membantu membersihkan didalam rumah dan juga menghidangkan makanan untuk makan

malam Hanafi dan juga keluarga barunya.

''Mas Hanafi semua untuk makan  nanti malam sudah siap,'' mbak Risna menjelaskan kepada

Hanafi didapur rumah Insha sambil menunjuk menu makannya.

''Iya mbak terimakasih ya...hari ini mbak sudah cukup berkerja keras disini, setelah ini

mbak, mbak Fatimah, bude, pak Tono, dan pak Sardi boleh pulang''

''loh.. lah memang mas Hanafi dan nona enggak ikut pulang?''tanya mbak Fatimah yang

terlihat kaget dengan jawaban Hanafi

''iya mas Hanafi enggak ikut pulang?'' timpal mbak Risna

''Ya kalau aden gak pulang kita juga ikut disini saja den, biar besok bisa masak buat

sarapan sekalian buat keluarga nona Insha '' jawab Bu Ririn santai.

''Saya tidur disini malam ini mbak, bude, besok pagi saya pulang. Besok pagi pak Tono yang akan menjemput saya dan Insha''

'' Tapi beneran nih mas gapapa di tinggal disini sendirian'' jawab mbak Fatimah sambil

merapikan piring yang sudah di cuci ketempat piring.

''Ahh..mbak Fat kan sudah ada nona Insha yang menemani mas Hanafi, hehe...'' mbak Risna

menggoda dengan senyuman nakalnya.

''Iya, mungkin mas Hanafi ingin mencoba masakan mbak Insha'' mbak Fatimah tertawa

kecil menggoda Hanafi.

''Sudah..sudah..kalau maunya aden tidur sini gapapa kan ini rumah aden juga sekarang''

Bu Ririn memang selalu santai, dia seperti sosok orangtua untuk Hanafi, dia selalu

menasehati Hanafi dalam segala hal, bahkan terkadang Hanafi bercerita tentang

masalah pribadinya pada bu Ririn. Ia pun tak pernah pulang kekampung

halamannya. Semenjak ia bercerai dengan suaminya ia tak pernah lagi pulang.

Rumah satu-satunya yang ia miliki pun sudah di jual oleh mantan suaminya.

Disana sudah tak ada lagi sanak saudara untuknya, ia juga tak memiliki anak,

sehingga tak ada lagi alasan untuknya pulang ke kampung halamannya. Baginya

Hanafi sudah seperti anaknya sendiri, dia sudah hafal semua sifat dan sikapnya,

juga semua makanan dan minuman yang ia sukai, karna sejak kecil bu Ririn lah

yang mengasuh Hanafi.

Suara langkah kaki terdengar mendekat, nampak Insha berjalan

mendekat ke arah dapur tempat  4 orang

yang sedari tadi mengobrol dengan asyiknya.

‘’Eehh... nona Insha’’ sambut mbak Risna yang melihat Insha mendekat

‘’Insha, kemarilah..’’ Hanafi menoleh pada Insha yang sudah

ada tepat di belakangnya ‘’maafkan mereka ya sudah membuat gaduh di dapurmu

ini, pasti kamu terganggu, ‘’

‘’Tidak mas Han, sama sekali tidak, justru saya berterimakasih telah repot-repot di masakin sebanyak ini,eemm..sungguh,  baunya membuat saya tambah lapar saja’’ Insha

memandangi makanan yang sudah di siap kan di meja dapurnya yang nampak penuh

dengan berbagai menu makanan.

‘’Nona ini bicara apa, kan sudah tugas kita non’’ jawab mbak Fatimah dengan tersenyum puas melihat Insha yang memandangi masakan di dapur

Hanafi beranjak mendekati Insha, ia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa ia pakai di rumah, memakai rok panjang, baju lengan panjang dan juga kerudung persegi 4 kesukaannya.Hanafi menepuk

lembut bahu Insha.

‘’Tidak usah sungkan, mereka yang membantu pekerjaan dirumah

setiap hari. Oh iya, kamu belum tahu nama mereka kan, aku belum sempat

mengenalkan mereka padamu tadi. Ini mbak Risna, yang merapikan piring itu mbak

Fatimah dan juga ini bu Ririn atau bude biasa aku memanggilnya, dia yang

mengasuhku sejak kecil’’  ucap Hanafi sembari menunjuk jarinya pada orang-orang yang di sebut namanya tadi

‘’Dan juga 2 orang yang didepan tadi kau sudah mengenalnya bukan’’

‘’Iya mas Han, pak Sardi dan pak Tono saya sudah mengenal mereka. Mbak Risna, mbak Fatimah dan bude salam kenal ya, saya Insha. Saya harap saya bisa membantu kalian dirumah mas Han nanti’’

‘’Ya saya dong non yang membantu nona, bukan sebaliknya’’timpal Risna secepat kilat.

‘’Iya, kan sudah tugas kami mengurus rumah mas Hanafi dan

juga membantu nona’’ jawab mbak Fatimah dengan senyum manisnya sambil memandang

wajah Insha.

‘’Tidak usah sungkan dengan kami ya non’’

‘’hehe.. iya bude maaf’’ Insha tersenyum malu mendengar

jawaban ketiga perempuan di depannya, maklum ia sama sekali belum pernah

memiliki pembantu rumah tangga. Semua pekerjaan rumah ia kerjakan bersama

kakaknya. Jangankan untuk membayar gaji pembantu untuk makan sehari-hari saja

masih terbilang kurang meskipun ia tak pernah mengeluh.

Waktu berjalan cepat magrib pun telah berkumandang,mereka para pembantu  Hanafi pun pulang ke rumah

sesuai perintah . Menyisakan hanya 4 orang di rumah itu, Salma sedari tadi tak

terlihat ia biasa melakukan ibadah di musola yang tidak terlalu jauh dari rumah. Sedangkan ayahnya,  ia sangat jarang keluar rumah, paling banyak aktifitas ia lakukan didalam kamarnya, tentu saja

karna penyakitnya itulah yang membatasi setiap geraknya. Dulu sebelum ia sakit,

ia selalu aktif di setiap kegiatan masyarakat maupun keagamaan terutama di

pondok pesantren. Kini ia lebih memilih untuk berdiam diri di rumah untuk

menjaga kesehatannya. Mulai saat itu juga Insha dan Salma lah yang mengurus

semuanya termasuk mencari uang untuk makan sehari-hari juga merawat kebun milik

ayah sebagai satu-satunya harta yang ia miliki. Semua hartanya sudah habis

terjual untuk biaya ayahnya selama sakit tapi itu tak merubah apapun, sampai

sekarang pun penyakitnya tak kunjung sembuh, mungkin karna usianya yang sudah menua.

Terlihat Insha berada di samping pintu kamar ayahnya, tak

ada pintu disana hanya kelambu tipis yang menutupi kamarnya, Ia mengintip di

balik kelambu apakah ayahnya baik-baik saja dan juga telah menunaikan sholat.

Terlihat ayahya sedang melakukan sholat dengan terduduk di kursi kesayangannya,

di lihatnya juga makanan yang di hidangkan Insha tadi sore pun telah habis di

meja dekat tempat tidurnya. Insha pun merasa lega ia segera pergi ke kamar

mandi untuk mengambil wudlu dan melaksanakan sholat.

Bersambung...

1
Mochika mochika
Luar biasa
CikCintania
Maaf ngak kesian langsung sma Salma.. Pelakor tetap Pelakor apa pn alasannya..
Daffa.Nakhlah Rafie
salma walaupun sdh meninggal tttp meninggalkan luka bg insha bahkan smpai bercerai.
Daffa.Nakhlah Rafie
tdk usah mau ngurus ank hanafi sm salma krn akn mengingatkn perselingkuhan mereka beda kl ngurus ank panti asuhan.
Daffa.Nakhlah Rafie
hanafi sempt menyebut ada benih cintany di rahim salma berti hanafi jg cinta dong sm salma.munafik km hanafi dn salma
Daffa.Nakhlah Rafie
kok gak dijelasi thor gmn salma bs hamil kn jd penasaran
Nurliana Saragih
Pras,Salma dah gak mencintaimu lagi tapi dia mencintai Adik Ipar tapi suami juga!!!
😡😡😡
Nurliana Saragih
Perkataan yang ambigu?!
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
Nurliana Saragih
Sebenarnya PU WANITA disini siapa,Insha atau Salma sih???
Nurliana Saragih
Orang tua gila yang bilang kalo anak perempuan yang gak baik hanya karena dia mandul!!!
😡😡😡
Lintang Maudy
mana ada pelakor masuk syurga, yg ada neraka..ada" saja dirimu thor
gaby: Kalo pelakor masuk surga, makin bny anak gadis yg bercita2 jd pelakor. Dgn alsn biar bisa masuk surga/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
meilanyokey
Alhamdulillah, terimakasih Thor happy ending ❤️❤️❤️
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Bagus ceritanya terima kasih banyak thor🥰🥰
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
welcome baby boy😊
Inru
Mampir disini, ya Kak.. 🤗
Mitha Lestari
lanjut thor
Salmah Salmah
lebih insha bersama pres thor
Diasita Duwihayati
lanjuttt
Nila dini
jelas sakit hatilah insha.
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.
Nila dini
tetap aja salah lah Hanafi.. istri mana yg rela suaminya punya anak dari wanita lain. terus sekarang harus merawat anak itu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!