Ling Yuan melihat bagaimana keluarganya dibantai di depan matanya sendiri. Hidupnya yang dipenuhi dendam dan kebencian membuat dirinya bertekad untuk membalaskan kematian keluarganya.
Mendapatkan kekuatan dari sebuah artefak yang mampu membuatnya menjadi lebih kuat dengan sistem kultivasi, Ling Yuan akhirnya menjadi kultivator yang disegani di dunia persilatan.
Namun belum lama ia membantai banyak organisasi kriminal dengan kekuatan barunya, dirinya sudah dijebak oleh mereka dengan cara mengepungnya.
Ling Yuan terbunuh di sana namun ternyata itu bukanlah akhir dari kisahnya.
Ling Yuan terlahir kembali tepat sebelum keluarganya terbunuh. Menyadari ada kesempatan untuk mengubah takdirnya, Ling Yuan berusaha menjadi lebih kuat dan melindungi keluarganya di kehidupan keduanya ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myuran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 9 — Benua Daratan Utara
Selepas kepergian Han Xinyue, tidak berangsur lama Tianba mendatangi Ling Yuan dan Lian Hua.
"Yuan'er, Hua'er, apa kalian sedang berlatih?"
"Iya Kek." Jawab Ling Yuan.
"Hm, jika tidak keberatan aku sebenarnya ingin mengajak kalian jalan-jalan, mau ikut?"
Ling Yuan dan Lian Hua saling pandang, terlihat kebingungan.
Tianba tersenyum, tanpa menjelaskan lebih jauh ia langsung mengajak keduanya pergi. Beberapa saat kemudian Ling Yuan sedikit terkejut ketika mengetahui kakeknya mengajaknya ke kota, dalam artian lain ia akan keluar dari kediamannya.
"Kurasa Yuan'er sudah besar, dan mungkin bisa beladiri jadi tidak apa-apa kalau sesekali kita keluar." Jelas Tianba saat Ling Yuan bertanya.
Selama ini Ling Yuan memang dilarang meninggalkan kediamannya oleh orang tuanya, alasan yang paling utama adalah untuk keamanan dirinya.
Ketiganya tidak berjalan kaki melainkan menggunakan kereta yang cukup mewah. Kuda-kuda yang akan digunakan juga terlihat gagah serta perkasa.
Tianba tidak sendiri melainkan bersama belasan pengawal yang berjaga di sekeliling kereta untuk menjaga keamanannya.
Ling Yuan, Lian Hua, serta Tianba duduk di dalam kereta, tak lama ketiganya bisa merasakan kereta kuda mereka mulai bergerak.
Tianba menjelaskan tujuan kepergiannya adalah ke pasar kota, ada beberapa kasus harga daging dan sayuran mendadak menjadi lebih mahal beberapa minggu ini dan Tianba selaku walikota Verhia ingin menyelidikinya.
Selain itu, alasan mengajak Ling Yuan dan Lian Hua pergi agar membuat keduanya tidak jenuh karena selalu berlatih setiap hari.
Lokasi Keluarga Ling berada di pusat Kota Verhia tetapi tetap saja membutuhkan waktu sepuluh menit untuk mereka tiba di pasar.
Dalam perjalanannya, Ling Yuan terus menatap keluar jendela sambil memandangi suasana kota.
Sudah tujuh tahun lebih semenjak dirinya terlahir kembali, Ling Yuan hampir melupakan keramaian kota seperti ini apalagi kota yang ia lihat sekarang merupakan kota tempat tinggalnya.
Banyak kenangan masuk ke dalam pikirannya ketika Ling Yuan menatap sekeliling Kota Verhia, dulu ketika Keluarga Ling binasa, kota tersebut sudah berubah menjadi kota hantu.
Kabar keluarganya dibantai memang membuat penduduk di Kota Verhia menjadi ketakutan, alhasil mereka mulai meninggalkan kota tersebut hingga membuat Kota Verhia berubah seperti kota mati.
Ling Yuan jadi teringat bagaimana damai serta tentram kota yang dipimpin keluarganya tersebut sebelum penyerangan organisasi kriminal datang.
Kota Verhia memang termasuk kota kecil yang memiliki luas 30 kilometer persegi. Biarpun tidak besar tetapi secara infrastruktur, Kota Verhia tidak kalah dengan kota menengah dan kota besar yang maju.
"Yuan'er, mungkin kau sudah membacanya di buku perpustakaan tetapi aku akan menjelaskannya lagi kepadamu bahwa kota yang keluarga kita pimpin disebut Kota Verhia, kota paling timur di Kekaisaran Altaris."
"Kekaisaran Altaris, Kek?" Ling Yuan kebingungan.
"Hm, kau belum membaca tentang peta dunia kita Yuan'er?"
Ling Yuan sebenarnya sudah mengetahuinya tetapi ia memilih berpura-pura menggeleng dengan memasang wajah polos.
Tianba tersenyum lembut, tanpa keberatan ia kemudian menjelaskan tentang kekaisaran termasuk benua yang saat ini ketiganya tinggali.
"Benua yang kita tempati bernama Benua Daratan Utara, terdapat dua kekaisaran yang menguasai benua ini, Kekaisaran Diva dan juga kekaisaran kita yaitu Kekaisaran Altaris...."
Tianba juga menjelaskan bagaimana sebuah kekaisaran dibentuk, pada dasarnya setiap kekaisaran dipimpin oleh yang namanya Keluarga Kekaisaran, mereka adalah pangkat paling tinggi dari seorang bangsawan.
Jika dijelaskan secara kasar, kaum bangsawan juga memiliki tingkat jabatannya tersendiri dimulai dari Keluarga Bangsawan Kecil, Bangsawan Menengah, Bangsawan Besar, hingga tingkat tertinggi adalah Keluarga Kekaisaran.
Setiap keluarga bangsawan biasanya memimpin sebuah kota sebagai tanda kekuasaan mereka, bangsawan kecil akan memimpin kota kecil, bangsawan menengah akan memerintah kota menengah dan begitu seterusnya sampai Keluarga Kekaisaran yang memimpin seluruh kekaisaran.
"Itu berarti Keluarga Kekaisaran adalah atasan kita, Kek?"
"Benar, Keluarga Kekaisaran memiliki kekuatan militer serta pengaruh yang jauh lebih tinggi dibandingkan keluarga bangsawan besar lainnya sehingga mereka memang pantas menjadi penguasa seluruh kekaisaran."
Keluarga Yun merupakan Keluarga Kekaisaran Altaris saat ini, hampir semua bangsawan tunduk di bawah Keluarga Yun termasuk Keluarga Ling.
Lian Hua diam-diam mendengarkan penjelasan Tianba, meski menurutnya informasi ini tidak terlalu penting bagi dirinya tetapi tidak ada salahnya ia mengetahui tentang dunia politik.
Para bangsawan memang berkutat dalam bidang politik, dimana pengaruh dan militer menjadi pondasi kekuatan mereka, berbeda dengan dunia persilatan yang mana kekuatan menentukan segalanya.
Ketiganya kemudian keluar dari kereta usai kusir memberitahu bahwa mereka sudah sampai.
Ling Yuan bisa melihat para penduduk langsung menyambut kedatangan Tianba ketika dirinya berkunjung ke pasar, dilihat dari wajah mereka yang bahagia bertemu dengannya, menunjukkan bahwa pemerintahan yang dipimpin Tianba sebagai walikota memiliki kinerja yang sangat baik.
Para pengawal dengan cepat bergerak untuk menertibkan mereka ketika para warga itu berusaha mendekati Tianba.
Ling Yuan tidak terlalu terkejut menyaksikan pemandangan ini karena ia mengetahui Tianba adalah sosok pemimpin yang sangat dicintai rakyatnya.
'Andai keluargaku hidup lebih lama di kehidupan pertamaku... Mungkin Kota Verhia bisa menjadi Kota Menengah yang makmur.' batin Ling Yuan dalam hati sambil memandang kakeknya yang kerepotan menyalami setiap warga yang mendekat.
Membutuhkan cukup waktu bagi Tianba untuk menenangkan para warga tersebut, setelah mereka mendengar tujuan Kepala Keluarga itu ingin memeriksa harga dipasar, mereka dengan senang hati menyambut kabar baik itu.
"Yuan'er, Hua'er, urusanku disini mungkin akan lama, kau bisa jalan-jalan untuk menungguku sampai aku selesai." Tianba berpesan tidak masalah Ling Yuan dan Lian Hua berkeliling melihat suasana kota tetapi dengan syarat, mereka tidak boleh pergi terlalu jauh.
Tianba memerintahkan dua pengawalnya untuk menjaga Ling Yuan dan Lian Hua sementara dirinya sedang bekerja, meski ia sadar Kota Verhia sebenarnya kota yang sangat aman.
Lian Hua kemudian mengajak Ling Yuan ke sebuah restoran yang berada tak jauh dari pasar sementara dua pengawal mengikuti mereka dari belakang.
"Apa Guru sedang lapar?" Ling Yuan tersenyum canggung ketika Lian Hua menarik tangannya dengan penuh semangat.
"Sangat lapar... Aku barusan mencium masakan enak saat melewati restoran ini." Kata Lian Hua secara antusias.
Keduanya kemudian memasuki restoran tersebut, para pelayan yang bekerja terkejut dengan kedatangan mereka terutama Ling Yuan yang muncul bersama para pengawalnya yang memakai senjata.
Pengawal itu mendekati salah satu pelayan lalu membisikan sesuatu agar pelayan tersebut bersedia memberikan diskon pada Ling Yuan selaku Tuan Muda dari Keluarga Ling.
Pelayan itu mengangguk, Keluarga Ling sangat dihormati di Kota Verhia, ia tahu pemilik restoran sekalipun akan memberikan diskon tanpa diminta.
Hanya saja pelayan itu tidak mengetahui satu hal, yaitu nafsu makan Lian Hua.
"Aku ingin pesan ini, yang ini, ini, dan juga ini... Satu lagi, aku juga mau yang ini!"
Tanpa tanggung-tanggung Lian Hua langsung memesan begitu banyak makanan hingga membuat sang pelayan kerepotan mencatatnya.
Pelayan itu tersenyum kecut, ia tidak masalah memberikan diskon jika memesan beberapa hidangan saja tetapi jika memesan sebanyak ini, pelayan itu yakin dirinya akan ditegur oleh atasannya.