Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Nona pertama
Berbagai macam cara untuk menangani pohon Bai terus di lakukan dengan sangat teliti. Namun semua masih saja gagal. Han Yu menyandarkan tubuhnya di kursi, "Kenapa pohon ini sulit sekali mendapatkan kesempatan hidup?"
Pelayan wanita memberikan cangkir berisi teh hangat. "Nona pertama."
Han Yu menerimanya lalu meminumnya perlahan setelah di tiup beberapa kali. Cangkir di letakkan di atas meja. Dia menatap kearah pelayan wanita, "Kamu, Li An?" Gadis itu ingat jika pelayan pribadi Nona pertama bernama Li An. Nama yang di berikan Nyonya Han setelah di beli dari penjual budak.
"Nona pertama ingat nama saya!" Pelayan Li An terlihat senang.
"Aku mulai bisa mengingat sedikit demi sedikit," ujar Han Yu membuat alasan. "Li An, apa kamu tahu di mana kita bisa membeli pohon seperti ini lagi?"
"Nona pertama, saya kurang tahu. Tuan besar membawanya dari luar kota beberapa hari yang lalu," jelas pelayan Li An.
Pohon kecil itu seperti kristal bercahaya yang sangat indah. Tapi juga sangat rapuh. Han Yu bangkit dari tempat duduknya. "Li An, kamu bisa kembali untuk istirahat. Aku ingin bermalam sendiri di kamar. Kamu bisa kembali saat pagi." Berjalan mendekati tempat tidur.
"Baik." Pelayan Li An bangkit dari tempat duduknya lalu keluar dari kamar.
Gadis dengan balutan gaun indah itu menjatuhkan tubuhnya di kasur. Dan terdengar suara,
Duukk...
"Iisssttt..." Dia menekan punggungnya merasakan nyeri yang cukup kuat. Gadis itu lupa jika setebal-tebalnya tempat tidur zaman dulu. Tetap saja masih sangat tipis jika di bandingkan dengan jaman modern. Situasi cerita yang di pilih Bibi kecilnya mengambil jalan cerita pada zaman dulu. Semua kostum indah itu juga menyesuaikan zaman di waktu itu. "Huh..." Sudah tidak terhitung lagi dia menghela nafasnya. Kebosanan mulai terasa kuat di saat dia sudah tidak dapat menggunakan ponselnya. Tidak ada televisi, alat-alat canggih yang bisa dia gunakan dalam berbagai hal. Semua kini serba mandiri.
Bbrukk...
Brruukk...
Kedua tangan dan kakinya di gerakkan cukup kuat membuat pukulan pada tempat tidur. "Apa aku harus menceburkan diri lagi di lubang kematian itu." Mengingat kejadian di dalam tempat untuk membuang air besar. Han Yu langsung menekan rasa mual yang kembali terasa. "Aku lebih baik terjebak di sini selamanya dari pada harus terjun ke dalam lubang kematian itu lagi."
Dia menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak. Pikirankan jalan keluar lain." Gadis itu masih mencoba memikirkan beberapa hal yang mungkin saja bisa ia gunakan untuk segara kembali ke dunia nyata. "Aaaahh..." Rasa kantuk terasa kuat menyerangnya. Dia sedikit menyeret tubuhnya masuk kedalam tempat tidur. Gadis itu sedikit menggerakkan kedua kakinya melemparkan sepatu yang masih terpasang kesegala arah. "Istirahat adalah hal yang wajib di lakukan." Baru setelahnya dia memejamkan kedua matanya.
Di jam tujuh pagi Han Yu bangun dengan kedua mata yang masih memerah. Raut wajahnya masih terlihat malas menatap kesetiap sudut ruangan kamar. "Masih ada di tempat yang sama." Dia bangkit dari tempat tidurnya berjalan menuju kearah meja di tengah ruangan. Dia meminum air putih menenggak tanpa peduli tata krama wanita bangsawan. "Hem." Duduk di kursi menyandarkan tubuhnya.
Kekekkkk...
Pintu kamar di buka.
Pelayan Li An membawa satu nampan berisi dua mangkuk dengan bubur hangat juga obat kental berwarna hitam pekat. "Nona pertama." Menempatkan nampan di meja.
Han Yu melihat kearah dua mangkuk dengan isi berbeda. "Ini apa?" Mengerutkan keningnya.
"Obat yang selalu Nona pertama minum saat pagi hari."
"....?"
Melihat kebingungan di pandangan mata Nona pertama. Pelayan Li An menjelaskan lebih mendetail. "Obat ini memiliki campuran dari berbagai jenis tanaman obat berharga. Bahkan ada kotoran burung emas yang dapat meningkatkan awet muda."
Han Yu menjauhkan tubuhnya. "Kotoran burung?" Gadis itu menutup hidungnya. "Li An, mulai sekarang aku tidak akan meminum obat seperti ini lagi. Aku sudah menjadi wanita cantik juga imut. Tidak perlu lagi barang murahan seperti ini."
Pelayan Li An menjauhkan mangkuk obat. "Baik." Dia membawanya pergi dari hadapan Nona pertama.
Han Yu kembali bernafas lega. Dia meniup bubur beberapa kali sebelum memakannya. Tapi,
Buururrrr...
Satu suapan sudah menyembur keluar. Rasa pahit pada bubur terlalu kuat menelusuri mulutnya. "Ueakkk..." Gadis itu langsung menenggak air di dalam teko. Memakan buah anggur yang masih tertata rapi di meja. "Apa Li An salah ambil? Kenapa rasa bubur sangat tidak masuk akal?"
Saat pelayannya kembali ke dalam kamar gadis itu langsung bangkit dari tempat duduknya. "Li An, apa benar ini bubur yang aku makan selama ini?"
Pelayan Li An mengangguk.
"Kenapa pahit sekali. Bahkan rasa pahitnya tidak bisa di hilangkan." Han Yu menatap tidak percaya.
"Nona pertama yang meminta jika bubur tidak perlu di berikan bumbu. Hanya perlu di taburkan obat untuk menurunkan berat badan," jelas Pelayan Li An.
Han Yu menjatuhkan tubuhnya di kursi kembali. "Hidup gadis ini sangat melelahkan." Dia merasa kasihan dengan kehidupan Han Yu yang selalu di liputi keinginan untuk tampil sempurna. Dia mengarahkan pandangannya ketempat Pelayan Li An. "Li An, tolong bawakan aku makanan yang bisa di makan manusia."
"....?"
"Semua makanan yang di masak dengan bumbu. Dan memiliki rasa luar biasa," ujar Han Yu dengan senyuman putus asa.
Setelah mengerti maksud dari Nona pertama. Pelayan Li An menjawab, "Baik." Dia berjalan pergi keluar menyiapkan semua makanan yang di inginkan Nona pertamanya.
Rasa lapar sudah mengikat kuat perut Han Yu. Gadis itu hanya bisa mengelus perutnya, menahan rasa lapar untuk sementara waktu hingga makanan selesai di buat. Untuk mengganjal perutnya Han Yu memakan buah-buahan yang ada di meja. Dia bahkan telah memakan dua buah apel. Menghabiskan satu keranjang kecil buah anggur. "Kapan makanan akan sampai?"
Dia bangkit dari tempat duduknya keluar dari ruangan kamar. Suasana di luar terlihat sangat berbeda dari malam hari. Hawa panas juga masih tidak terlalu kuat di jam tujuh lebih beberapa menit. "Aaaaaaa..." Merenggangkan tubuhnya. Gadis itu berjalan menuju taman cukup besar di depan kamarnya. Pohon cukup rindang bahkan menyelimuti satu taman. Di bawahnya terdapat berbagai macam tanaman bunga yang sangat indah. "Sangat harum." Dia berjongkok memperhatikan kupu-kupu berterbangan dan hinggap di atas putik bunga. Kumbang, lebah, dan hewan kecil lainya juga terlihat di taman itu.
"Nona pertama, makanan sudah siap." Pelayan Li An datang untuk mengabarkan.
Mendengar itu Han Yu langsung bangkit lalu berlari kencang masuk kedalam ruangan kamarnya. Perutnya sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Senyumannya terlihat merekah di saat beberapa hidangan dengan bau harum ada di meja. Dia mengambil sumpit yang sudah di sediakan mencoba mencicipi salah satu makanan. Dengan sangat hati-hati dia mengunyah dagang sapi tipis yang sudah di jadikan makanan luar biasa wangi. "Ini baru makanan. Eeemm... Sangat nikmat." Han Yu melahap semua makanan dengan kenikmatan.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu