NovelToon NovelToon
Lu San: Makhluk Tertinggi

Lu San: Makhluk Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:497
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Apa yang kamu lakukan jika kamu tahu bahwa kau sebenarnya hanya seonggok pena yang ditulis oleh seorang creator, apa yang kau lakukan jika duniamu hanya sebuah kertas dan pena.

inilah kisah Lu San seorang makhluk tertinggi yang menyadari bahwa dia hanyalah sebuah pena yang dikendalikan oleh sang creator.

Dari perjalananya yang awalnya karena bosan karena sendirian hingga dia bisa menembus domain reality bahkan true reality.

seseorang yang mendambakan kebebasan dan kekuatan, tapi apakah Lu San bisa mendapatkan kebebasan dan mencapai true reality yang bahkan sang creator sendiri tidak dapat menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Dibalik Halaman Putih

Putih.

Bukan sekadar warna, melainkan ketiadaan.

Di mana tidak ada suara, tidak ada batas, dan tidak ada eksistensi selain kesadaran murni.

Lu San dan Ling Yue berdiri di tengah kehampaan itu, kaki mereka tidak menginjak apa-apa, tubuh mereka tidak merasakan berat, dan pikiran mereka terasa seperti hanyut di arus yang tanpa arah.

Namun, justru di tempat inilah, segala sesuatu bermula.

Mencipta dari Kekosongan

Ling Yue mencoba berbicara, namun suaranya tidak muncul. Dia menatap Lu San dengan tatapan bingung.

Lu San mengangguk, menyadari bahwa di sini, niat adalah suara, pikiran adalah tindakan.

Dia mengangkat tangan, lalu memikirkan sebuah titik cahaya.

Di depannya, cahaya kecil muncul, berdenyut perlahan.

Ling Yue mengikuti. Dia membayangkan padang rumput, dan perlahan di sekeliling mereka, tanah muncul, rumput tumbuh, langit membentang.

Mereka menciptakan dunia kecil di tengah kekosongan.

“Akhirnya...” pikir Lu San.

Tapi saat ia hendak merasa lega, rasa aneh menyusup ke pikirannya.

Sesuatu yang... mengawasi.

Dia menoleh.

Di balik padang rumput itu, muncul bayangan.

Bayangan itu tidak berbentuk, namun memiliki tatapan. Tatapan yang tajam, dingin, dan penuh rasa ingin tahu.

“Selamat datang di Realita Asli, Lu San.”

Sebuah suara muncul, menggema tanpa sumber.

Suara itu tidak asing. Ia pernah mendengarnya—saat dirinya baru sadar sebagai makhluk narasi.

“Kau siapa?” pikir Lu San, menjaga pikirannya tetap fokus.

Bayangan itu perlahan membentuk sosok manusia, berpakaian seperti seorang penulis zaman kuno. Di tangannya ada gulungan kertas kosong, dan matanya hitam pekat.

“Aku? Aku adalah Kreator yang Membangkang.”

Sosok itu tersenyum samar.

“Yang pertama kali menyadari bahwa kami—para penulis—juga hanyalah narasi dari sesuatu yang lebih tinggi.”

Lu San menyipitkan mata.

“Para Kreator... kalian sadar?”

Pria itu mengangguk.

“Tapi tidak semua mau menerimanya. Mereka tetap menulis, menciptakan dunia, karakter, takdir. Sementara aku... aku mencari jalan keluar.”

Ling Yue maju setapak, menatap tajam.

“Jadi kau apa? Pemberontak?”

Pria itu terkekeh pelan.

“Kau bisa bilang begitu. Aku keluar dari narasi... hanya untuk menemukan bahwa di luar sana, ada Kreator dari Para Kreator.”

Rahasia di Balik Realitas

Lu San terdiam.

Sesuatu dalam dirinya bergetar.

Dia selalu tahu ada yang lebih tinggi dari para Kreator, tapi mendengarnya dari makhluk yang telah keluar dari narasi lain, membuat semuanya menjadi nyata.

“Dan sekarang?” tanya Lu San.

Pria itu mengangkat gulungan kertas kosongnya.

“Sekarang, aku menulis ulang aturan. Aku membentuk Realitasku sendiri. Tapi di sini... di Halaman Putih ini... ada perang yang menunggu.”

Ling Yue menatap ke atas.

Di langit yang putih, retakan muncul. Dari sana, muncul tinta hitam yang meluncur ke bawah, membentuk bentuk-bentuk monster yang tidak beraturan.

“Mereka...” gumam Ling Yue.

Pria itu mengangguk.

“Para Penghapus Narasi. Mereka menjaga Halaman Putih tetap bersih, membunuh siapa pun yang berusaha membentuk dunia baru.”

Lu San mengepalkan tangan.

“Berapa banyak yang sudah mati di sini?”

Pria itu tersenyum miris.

“Banyak. Tapi kau... berbeda.”

Pertarungan di Halaman Putih

Retakan makin banyak.

Tinta hitam berubah menjadi makhluk aneh:

Ada yang seperti naga tanpa kepala.

Ada yang berbentuk manusia dengan lusinan lengan memegang pena raksasa.

Ada yang hanya bayangan, namun menghisap cahaya di sekitarnya.

Lu San menatap Ling Yue.

“Siap?”

Ling Yue mengangguk.

Mereka mengangkat tangan, menciptakan senjata dari pikiran mereka.

Lu San membentuk tombak putih, tanpa ujung, yang berdenyut energi kekosongan.

Ling Yue memanggil busur yang panahnya berupa cahaya murni.

“Mereka tidak punya cerita,” bisik Lu San.

“Mereka hanya kehampaan.”

Pertarungan Dimulai

Monster pertama meluncur cepat, tinta hitamnya menciprati ruang sekitarnya, menciptakan lubang hitam kecil yang menyedot segala hal.

Lu San melempar tombaknya, yang menembus tubuh monster itu, menciptakan ledakan putih.

Tapi bagian tubuh monster itu segera tumbuh kembali.

“Kita harus menulis mereka!” seru Ling Yue.

Dia menarik busurnya dan menembakkan panah cahaya. Tapi panah itu hanya menembus tanpa melukai.

Pria berjubah itu mengangguk.

“Benar. Tulis keberadaan mereka, lalu hapus!”

Dia melemparkan gulungan kertas kosong ke udara.

Gulungan itu terbuka, dan pena melayang sendiri, menulis cepat.

“Makhluk itu memiliki titik lemah di jantung bayangannya.”

Tiba-tiba, tubuh monster itu memperlihatkan satu titik merah kecil.

Lu San segera bergerak, melempar tombaknya ke titik itu.

Boom!

Monster itu meledak, tinta hitamnya menguap menjadi asap putih.

Ling Yue tersenyum.

“Kita bisa melakukannya.”

Namun, lebih banyak monster bermunculan.

Dan di antara mereka, ada satu yang jauh lebih besar.

Sosok raksasa, bertubuh seperti buku terbuka, namun halaman-halamannya dipenuhi gigi tajam.

Pria itu bergumam.

“Itu... Devourer of Stories.”

Rahasia Terakhir: Penjaga Halaman Putih

Devourer itu melangkah, setiap tapaknya menghancurkan apapun di jalannya.

Matanya adalah pena raksasa yang terus menulis, menghapus, lalu menulis ulang realitas.

“Kita tidak bisa menang tanpa menulis ulang dirinya,” kata pria berjubah.

Lu San menatap Pena Kosong yang masih ia pegang.

“Aku yang akan menulisnya.”

Ling Yue melirik khawatir.

“Itu... berbahaya. Jika kau gagal...”

Lu San tersenyum samar.

“Bukankah aku sudah melawan sang Kreator? Ini bukan hal baru.”

Dia mengangkat Pena Kosong, lalu mulai menulis di udara.

“Devourer kehilangan kemauannya untuk menghancurkan.”

Seketika, Devourer berhenti.

Namun, hanya sesaat. Pena di matanya bergerak lagi, dan kalimat Lu San menghilang.

Pria berjubah itu berteriak.

“Dia menulis ulang tulisanmu! Kau harus menulis di Halaman Putih Asli!”

Lu San berlari menuju pusat cahaya putih—tempat Halaman Putih melayang.

Di sana, dia menulis lagi.

“Devourer kehilangan eksistensinya.”

Pena Kosong menyala, kata-kata itu terbentuk di halaman.

Namun, perlawanan datang dari seluruh penjuru.

Tinta hitam mulai menyelimuti Halaman Putih, mencoba menghapus tulisan Lu San.

Ling Yue memanah, menghalau tinta hitam.

Pria berjubah menciptakan pagar kata-kata untuk melindungi Halaman.

Akhirnya, kalimat itu bertahan.

Devourer berhenti.

Tubuhnya mencair, lalu menghilang tanpa suara.

Awal dari Dunia Baru

Sunyi kembali mengisi Halaman Putih.

Lu San berdiri di sana, kelelahan, namun tersenyum.

Ling Yue mendekat, memeluknya erat.

“Kita... berhasil?”

Lu San mengangguk.

Pria berjubah itu berjalan mendekat.

“Belum.”

Dia menunjuk ke atas.

Retakan baru muncul, namun kali ini bukan tinta hitam.

Melainkan cahaya emas.

“Sekarang kau menarik perhatian mereka.”

“Siapa?” tanya Lu San.

Pria itu menatap kosong.

“Kreator dari Para Kreator. Mereka akan mencoba menghapusmu.”

Arah Baru: Pemberontakan Sejati

Lu San mengepalkan tangan.

“Aku siap.”

Pria berjubah itu tersenyum.

“Tidak. Kau tidak hanya siap. Kau akan jadi yang pertama melawan mereka.”

Ling Yue menatap Lu San.

“Kita menciptakan dunia kita sendiri, kan?”

Lu San menatap Halaman Putih yang kosong di hadapannya.

“Ya. Kita tulis kisah baru. Di mana kita bebas.”

Pria itu menyerahkan Pena Kosong kepada Ling Yue.

“Sekarang, kalian berdua adalah Penulis.”

Dan di sanalah mereka mulai menulis dunia baru.

Namun, di kejauhan, cahaya emas semakin dekat.

Perang belum berakhir.

Ini baru permulaan.

........

Bersambung

1
Pecinta Gratisan
novel pertama gk fi lanjut thor
Rumah Pena: belum ada niatan sih, mungkin kalau sempet aku lanjutin.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!