Gara-gara mengerjai sistem, Gabrielle van Kohen dikerjai sistem!
Berawal dari ketidakpuasan, seorang penulis novel online mengacaukan format pesan pengajuan misi kepenulisan dan berakhir di dunia novel yang ditulisnya sendiri.
Nama tokoh: Jian Yue
Nama pena: Penulis Keparat
Judul buku: Almighty
Popularitas: Nol koma~
"INGIN POPULER TINGKAT DEWA? JADILAH AUTHOR DEWA!" ~Sistem Editor.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Tidak bisa! pikir Gabrielle. Aku harus kabur! Ia memutuskan. Dan ini adalah kesempatanku.
Bei Tang Moran sedang lengah sekarang!
Tanpa pikir panjang, Gabrielle pun menarik lehernya menjauh dari pedang pria itu dan melompat ke belakang.
Bei Tang Moran tersentak dan mendorong pedangnya lagi.
Dan Gabrielle mendapati dirinya hanya membeku di bawah todongan pedang itu lagi.
Kenapa aku bisa lupa kalau keunggulan Bei Tang Moran adalah kecepatan dan bersembunyi? batinnya.
Refleksnya betul-betul bagus!
Pedang itu kembali menempel di lehernya. Ujungnya menancap lebih dalam hingga menggores kulitnya. Ia bisa merasakan setetes darah merembes keluar bersama rasa terbakar yang kemudian meninggalkan perih.
Gabrielle mengepalkan tangan dan mengatupkan matanya. Berharap dapat mengeluarkan kekuatan dari tulang cakra pada tangannya, sembari mengingat-ingat bagaimana cara menggunakannya.
Apa saja kegunaannya?
Lalu ia ingat, tulang cakra bisa melindungi bagian tubuh di mana ia tertanam dan memberikan kelebihan di bagian itu.
Meski tertanam di bawah kulit, tulang cakra bisa membuat kebal pemiliknya.
Itu dia! pikirnya bersemangat.
Lalu ia pun menyergap mata pedang yang tajam itu dan menepisnya.
Bei Tang Moran serentak terkesiap. Kemudian mengayunkan pedangnya lagi.
Gabrielle spontan menangkisnya dengan punggung tangannya.
TRAAAAANG!
Terdengar suara logam berbenturan, disertai hempasan angin kencang dari kibasan pedang Bei Tang Moran.
WUUUSSSSHHH!
Bei Tang Moran menarik pedangnya dan menurunkannya. Menyarungkan kembali pedang itu sambil menjauh. Tiba-tiba melepaskan Gabrielle!
Begitu saja? Gabrielle melengak menatapnya.
Pria itu melirik Gabrielle sembari memutar kudanya. Seulas senyuman miring tersungging di sudut bibirnya.
Gawat! Gabrielle menyadari. Bei Tang Moran adalah tokoh yang paling terobsesi dengan Tulang Cakra Terlekat.
Sekarang aku akan menjadi targetnya seperti protagonis pria dan protagonis wanita, ratap Gabrielle dalam hatinya. Tiba-tiba menyesal telah memilih tulang cakra sebagai senjata andalannya.
Dasar bodoh! Gabrielle memarahi dirinya. Dari sekian banyak senjata dan kemampuan, kenapa malah memilih tulang cakra? Jelas-jelas itulah sumber bencana bagi protagonis pria dan protagonis wanita!
Sistem Editor tiba-tiba menyala. “Selamat! Bei Tang Moran menyukai Anda. Nilai kesukaan meningkat 100%. Poin B Anda bertambah 100. Total poin B Anda sekarang 10. Nilai suka Bei Tang Moran saat ini -100%.”
“Minus seratus persen juga disebut suka?” Gabrielle menggeram tertahan.
Krrrsk. Krrrsk. Krrrsk…
Tampaknya hariku sedang buruk! gerutu Gabrielle dalam hatinya. Baru selesai satu masalah, muncul lagi masalah lainnya.
Krrrsk. Krrrsk. Krrrsk…
Suara gemeresak itu lagi!
Kali ini terdengar semakin dekat. Semakin keras.
“Tunggu!” teriak Gabrielle pada Bei Tang Moran. Aku belum mau mati! katanya dalam hati. Meminta perlindungan Bei Tang Moran adalah satu-satunya cara untuk saat ini.
Paling tidak ia sudah tahu, Bei Tang Moran tak akan membunuhnya untuk sementara waktu. Tulang cakra terlekat takkan berguna jika dicabut sebelum waktunya.
Sebaliknya, Bei Tang Moran justru akan menjadi pelindung terbaiknya selama ia berada di dunia buku.
Bei Tang Moran akan melakukan apa saja untuk menjaga pemilik tulang cakra terlekat tidak mati sebelum waktunya.
Sebaiknya menjalin hubungan baik dengannya dulu!
“Bei Tang Moran---kembali!” panggilnya dengan suara lebih keras.
Pria itu tiba-tiba berhenti dan menoleh, melontarkan tatapan tajam. “Dari mana kau tahu namaku?” geramnya dengan sorot mata berkilat-kilat.
Oh, tidak! sesal Gabrielle dalam hatinya. Aku Keceplosan!
“Itu—” Gabrielle tergagap-gagap.
“Bei Tang Moran mewaspadai Anda. Nilai kesukaan berkurang 10%.” Sistem Editor memperingatkan. “Poin B dikurangi 10. Total poin B Anda kosong. Nilai suka tokoh terdekat -110%.”
Benar-benar sistem sialan! batin Gabrielle tak tahan lagi.
Krrrsk. Krrrsk. Krrrsk.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAA...!!!” jeritnya panik sambil menghambur ke arah Bei Tang Moran.
Bei Tang Moran spontan menyergap pergelangan tangan Gabrielle dan menarik gadis itu ke pangkuannya.
Tak peduli lagi! pikir Gabrielle tak berdaya. Yang penting aku selamat dulu.
Kalau ia tak salah ingat, monster yang akan muncul sejenis ular raksasa berkulit keras dengan dua kepala. Kultivasinya sudah mencapai dua ratus tahun.
Dan Bei Tang Moran akan melumpuhkannya hanya dengan sekali tebas.
Pada saat itulah protagonis pria akhirnya muncul bersama guru tampannya yang baik hati.
Tiba-tiba ia tak sabar ingin melihat adegan selanjutnya.
Meski sudah tahu jalan ceritanya, ia tetap penasaran ingin melihat semua adegan dalam bentuk visual.
Bei Tang Moran menghunus pedang dengan tangan kanannya---mau tak mau harus memeluk Gabrielle karena sarung pedangnya menggelantung di sisi kiri sementara gadis itu duduk di pangkuannya.
GLEK!
Gabrielle menelan ludah dan membeku. Tidak berani bergerak, tidak berani berkedip. Bahkan tidak berani bernapas.
Tidak apa-apa, katanya pada diri sendiri. Kau hanya figuran!
Identitasmu bahkan belum jelas dalam cerita!
Bisa saja kau mati sia-sia sebelum Bei Tang Moran sempat mencabut pedang.
Lebih baik dipeluk tokoh antagonis daripada mati konyol di mulut monster yang kauciptakan sendiri.
Hanya dipeluk tokoh rekaan!
Jangan baper!
Jangan bapeeerrr…!
CLING!
Sistem Editor kembali muncul. “Selamat! Berhasil menjalin ikatan. Nilai ikatan Anda dengan Bei Tang Moran sekarang 10%. Poin B bertambah 10. Total poin B Anda sekarang 10.”
GUSRAKK!
Suara gemeresak itu berubah menjadi gemuruh, disusul suara berdebuk dan berdebam ribut.
Dan Gabrielle baru ingat untuk bernapas.
GROAAAAAAARRR…
Monster itu akhirnya muncul.
Dan seketika ia membeku seakan mendadak berubah jadi batu.
Sosok monster itu seperti gunung yang akan menindihnya.
Bagaimana bisa visualnya seberlebihan ini? pikirnya dengan syok.
Apa aku mendeskripsikannya sebesar gunung?
Aku siapa?
Aku di mana?
#$!&%¢£>
Otaknya mendadak error!
Tubuh Bei Tang Moran tiba-tiba mengencang dan tersentak. Ia mengayunkan pedangnya dan seketika semburat cahaya putih berbentuk sabit melesat dari ujung pedangnya.
DUAAAAARRRR!
Cahaya berbentuk sabit itu menerjang leher si ular besar dan menjatuhkannya.
GRAAAAKK!
Ular itu terpuruk meninggalkan ledakan mirip gunung meletus.
BUUUUMMM!
Kepulan asap tebal bercampur serpihan bebatuan membumbung ke sekeliling.
Bei Tang Moran mengibaskan ujung kain yang melilit lehernya dan menyelimuti Gabrielle.
Ketika kepulan asap itu mulai mengendap, terdengar derap kaki mendekat.
Dia! pekik Gabrielle dalam hatinya.
Ia menyingkap kain yang menutupi wajahnya dan melongok ke arah datangnya suara.
Seorang pria seusia Bei Tang Moran melompat ke atas bangkai ular raksasa itu, lalu mendarat di depan kuda Bei Tang Moran dan membungkuk ke arah mereka dengan kedua tangan tertaut di depan wajah. Memberikan salam soja.
“Tuan! Nyonya!” sapanya terengah-engah.
Apa katanya? Nyonya? Mata Gabrielle spontan membulat.
“Berhasil memindai!” Sistem Editor seketika muncul. “Liu Qingqiu. Instruktur Aliansi Ksatria Cabang Hongyue...”
“Guru protagonis pria!” sela Gabrielle memotong pemberitahuan. “Aku yang menulisnya, apa masih perlu diberitahu?”
Sistem Editor segera padam.
Waktu kembali berjalan.
“Raja Hydra Gunung ini buruan kami!” Liu Qingqiu berkata dengan sopan. “Anda boleh periksa di bagian perutnya terdapat beberapa luka yang kami buat. Dia sudah sekarat saat melarikan diri!”
Bei Tang Moran menyarungkan pedangnya melewati bagian depan tubuh Gabrielle---lagi-lagi terpaksa memeluk gadis itu.
Semoga adegan memalukan ini tidak tercatat di data sistem, harap Gabrielle dalam hatinya.
“Kau meragukan seranganku yang mematikan?” Bei Tang Moran mendongakkan hidungnya.
“Tidak! Tentu saja tidak!” Liu Qingqiu menjawab cepat-cepat. “Hanya saja… muridku membutuhkannya,” ia menambahkan. “Mohon Tuan bermurah hati!” Liu Qingqiu membungkuk sekali lagi.
Bei Tang Moran menatap pria itu dengan ekspresi dingin.
Dan muncullah protagonis pria!
JENG JREEEEENG!
😜😜😜
Semakin cantik, semakin berbahaya...!!!
Kecewa, ternyata masih "berpakaian"...
/Drool//Drool//Drool/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌟🌟🌟🌟
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
😅😅😅
🔥🔥🔥🔥🔥
Ternyata Dewa itu berasal dari TELUR, lalu menetas...!!!
😅😅😅
💥💥💥💥💥💥💥💥💥
😅😅😅
Saya dianggap "penjahat" , padahal "mereka" yang penjahat sesungguhnya...
😅😅😅
Seperti agak kenal...???
Siapa dia sebenarnya ???
Dia hanya TERPESONA ....!!!
Susah ngelewatin yang bening-bening...