NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 20

Suasana sekolah gempar oleh kabar kematian seorang siswi bernama Hana dari kelas XII, para guru dan teman sekelas baru saja melayat, mereka kembali dari rumah duka dengan perasaan sedih tak terkira, sang juara kelas berwajah cantik dan sopan dari kelas XII itu telah tiada, tak ada yang menyangka Hana pergi secepat itu.

Sementara itu, di tengah kerumunan siswa dan siswi kelas akhir itu ada sekelompok gadis yang sedari pagi keberadaan mereka disorot dan digunjing oleh yang lain.

Mereka tak lain adalah Alena and the gang, begitu kabar kematian Hana menyebar, kabar bahwa Alena membully Hana selama ini pun turut ramai diperbincangkan. Entah siapa yang memulai, yang jelas kejadian terakhir sebelum penyakit Hana kambuh menjadi topik utama, yaitu saat Alena dan kawan-kawannya mengunci Hana di toilet samping mushola, hingga gadis malang itu diselamatkan anak-anak dari kelas X.

Beberapa gadis bahkan ada yang terang-terangan mengatakan Alena sebagai pembunuh, Alena wanita iblis, dan Alena keturunan dajjal. Semua itu dibantah Alena dan kedua temannya, kedua temannya itu sangat melindungi Alena.

“Ih, lihat tuh pembunuhnya masih punya muka ikut melayat, pasti di hatinya seneng tuh berhasil bikin anak orang mati,” bisik beberapa adik kelas yang lewat di depan Alena dan kedua temannya.

“Woy, ngomong apaan kalian? jangan sembarangan ya, punya bukti nggak kalau kami bunuh dia? ingat ya, siapa orang tua Al di sini, kalau kalian macem-macem, kami tak akan segan menuntut kalian, ingat itu!” ancam Zeti.

Para gadis itu reflek terdiam, tapi beberapa gadis lain terang-terangan menjawab, “alah ancamannya tetep saja itu, memangnya kenapa kalau keluarganya kaya? apa kalau kaya berarti boleh membunuh? astaga krisis moral.”

Kalimat ini justru diucapkan Hanin dan beberapa gadis lain yang juga sekelas dengan Hana dan Alena. Beberapa siswa lelaki pun turut menatapnya risih, Alena berniat pergi karena tak tahan menghadapi gunjingan, ia berencana pergi ke perpustakaan. Satu-satunya tempat sepi dan tenang di sekolah ini.

Namun, Alena justru melihat Arjuna dan Fisa yang berjalan beriringan, bersama mereka berdua bahkan ada Haikal, Pandu dan Nuria. Lelaki itu sempat melihatnya tapi hanya melirik sekilas tanpa berniat menyapa, padahal Alena baru saja hendak melempar senyumnya. Alena teringat bagaimana Arjuna tiba-tiba datang dan sok akrab dua hari lalu, setelah itu mendadak pergi tanpa berpamitan.

Dan kini Arjuna sudah kembali cuek seperti dulu, Alena jadi curiga. Sebenarnya apa tujuan Arjuna tiba-tiba mendekatinya saat itu. “Arjuna, apa rencana kalian sebenarnya?” gumamnya lirih.

***

Terkadang, bukan kematian yang membuat seseorang takut. Melainkan kekhawatiran ia akan dikenang seperti apa setelah kepergiannya itu yang menjadi beban. Apakah dunia dan isinya akan melupakannya begitu saja? atau akan ada seseorang yang mengenangnya sepanjang masa.

Fisa melihat hal ini dari sosok Hana, seminggu berlalu setelah kepergian gadis itu suasana sekolah kembali normal, bahkan mereka yang awalnya menggunjing dan menyerang Aluna karena dianggap pembully Hana sudah mulai lelah. Bahkan Alena dkk sudah kembali songong seperti biasa.

Fisa memutuskan akan mengenang Hana di hatinya, meski tak lama kedekatan mereka tapi bagi Fisa, Hana layak untuk diingat dan dikenang. Gadis itu sangat baik, dan semasa hidupnya hampir tak pernah menyakiti temannya.

“Beb, beberapa hari terakhir Alien dkk sepi banget ya, udah insyaf mereka?” tanya Nuria begitu keduanya tengah berada di kantin siang itu. Fisa mengedikkan bahu sebagai jawaban, kala ia melihat Arjuna dan kawan-kawannya datang mendekat.

Entah bagaimana ceritanya, mereka menjadi seakrab ini, setiap hari bersama meskipun kelas mereka berbeda. Sebenarnya banyak yang bertanya kenapa Fisa dan Nuria bisa begitu akrab dengan tiga lelaki yang menjadi idola sekolah itu, di sini Fisa hanya menjawab jika Arjuna adalah kakaknya, meski bukan kakak kandung.

“Woy, pada ngebakso ini? nggak ajak-ajak nih si burung Nuri,” celetuk Haikal menggoda Nuria dengan panggilan barunya, “Hyung, mau ngebakso juga?” tanyanya pada Arjuna.

“Aku nggak deh, perutku lagi nggak enak,” jawab Pandu.

“Yeeee, siapa yang tanya situ.” Haikal berjalan memesan bakso saat melihat Arjuna mengangguk sebagai jawaban pertanyaannya. Setelah itu mereka duduk bersama, sesekali melihat sekeliling dimana para siswa kelas XII dan XI mulai datang mengisi tiap-tiap bangku kosong.

“Kelasmu istirahat duluan Naf?” tanya Arjuna. Fisa hanya mengangguk, ia sibuk meniup baksonya yang panas.

“Hey hey, lihat itu mereka bertiga jadi anteng banget ya sekarang?” bisik Pandu begitu Alena dkk lewat di depan bangku mereka, gadis cantik itu sempat melirik Arjuna dan tatapan mereka berjumpa sebentar, sebelum Arjuna segera menghindarinya. Entah kenapa Arjuna masih sering mengingat kejadian aneh di rumah Alena saat itu.

“Ya itu karena… mereka enggan menjadi gunjingan, mereka tuh pinter menghindari masalah, tapi aku nggak yakin bakal terus seperti itu, palingan entar lagi juga kambuh sifat diskriminasinya,” seloroh Haikal yang baru saja tiba, pria itu meminta tiga gadis mendekat, lalu meletakkan dua mangkuk bakso, es jeruk sekantong cemilan dan air mineral di meja. “Makasih ya,” katanya sambil mengerlingkan mata membuat ketiga gadis yang sekelas dengan Fisa itu melompat-lompat girang.

Melihat hal ini reflek Nuria berkomentar, “Kak, kamu sendiri apa tidak sedang mendiskriminasi?”

“What? yang bener aja lu burung, ya nggak lah. Emangnya aku nyakitin mereka? lihat kan mereka tertawa bahagia jingkrak-jingkrak kayak tadi, mana bisa itu dikatakan diskriminasi. Lagian mereka juga yang nawarin bantu aku, bukan aku yang suruh,” ujar Haikal panjang lebar.

“Cerewet ih, oh iya jangan panggil aku burung, namaku Nuria tahu!”

“Lah kan bener, burung Nuri a…” Haikal sengaja menyebut huruf terakhir nama Nuria sedikit lebih lambat. Membuat gadis di samping Fisa itu cemberut kesal.

“Hey kalian berdua jangan sering tengkar gini, entar lama-lama berubah jadi cinta baru tau rasa,” celetuk Pandu yang reflek membuat Nuria dan Haikal menoleh serempak sambil bilang amit-amit.

Mereka lantas tertawa bersama, bahkan Fisa tersedak karena menertawakan kedua temannya itu, beruntung Arjuna sigap memberinya air mineral yang baru dipesan Haikal untuknya tadi.

“Hati-hati dong Naf,” katanya menepuk pelan pundak Fisa. Haikal memberi kode teman-temannya, menunjuk Fisa dan Arjuna dengan kedipan mata.

“Kayaknya pasangan satu ini juga bisa berlayar nanti,” ungkap Haikal lagi. Fisa melirik tajam, tapi Arjuna hanya tersenyum kecil mendengar godaan Haikal itu.

Tanpa mereka sadari, seorang gadis datang mendekat, gadis itu menggebrak meja membuat Haikal dan yang lain terkejut karena ulahnya. “Ups, maaf terlalu keras, terganggu ya? kalau gitu sama, tawa kalian mengganggu telingaku.”

Melihat ini Pandu sebagai perwakilan berdiri mendekati gadis itu, “hei Alena, ini tuh kantin, tempat umum. Bukan milik bapakmu, jadi… jangan sok!” Menunjuk muka Alena dengan jari, Alena menepis halus jari telunjuk yang mengarah padanya, senyum tipis menghiasi bibir lalu melirik Arjuna yang asyik menunduk menatap mangkok bakso miliknya, lelaki itu enggan berinteraksi dengan Alena.

“Sebelum itu, aku cuma ingin bilang, beberapa waktu lalu sepertinya ada yang sengaja datang ke rumah untuk mengambil barangku, bukankah begitu, Arjuna?”

Tangan Arjuna reflek mengepal di bawah meja, sedangkan kedua temannya memandangnya seolah meminta penjelasan. Fisa dan Nuria yang tahu hal ini mulai kebingungan, gadis di depannya sudah menyadari video Hana menghilang.

“Arjuna, kenapa tidak dijawab?”

Nuria berdiri dan berkata, “Kak, bisakah bicaranya nanti aja? kamu mengganggu kami, lagi pula buat apa Arjuna mengambil barangmu? meski dia tidak sekaya dirimu, tapi semua orang tahu dia bukan pencuri!”

“Kamu yakin? atau justru, kamu juga termasuk komplotannya?” bisik Alena menyeringai.

...

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!