NovelToon NovelToon
Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Status: tamat
Genre:Mafia / Duda / Ibu Pengganti / Tamat
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kacan

Dijual oleh ibu tiri ke pada seorang duda kaya berumur 40 tahun tidak serta merta membuat Citara bahagia.

Kekejaman pria beranak dua itu menjadikan Citara sebagai pelampiasan hasratnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan diketahui oleh Citara. Jika, pria yang dinikahinya bukan pria biasa.

Sisi gelap dari pria itu membuat Citara menjulukinya dengan sebutan Monster Salju. Pemarah, dingin, misterius dan mengerikan.

Akankah Citara mampu meluluhkah hati ayah dan anak itu? Simak kisahnya hanya di "Pelampiasan Hasrat Suami Kejam "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHSK 4

Tubuh Citara beringsut ketakutan ketika Varen mencampakkan tubuhnya ke atas ranjang. Pria itu mengendurkan dasinya, lalu menarik dasi itu hingga terlepas dan mengikatkannya pada kedua tangan Citara dengan kencang.

"Tuan, saya mohon jangan hukum saya." Citara menatap Varen dengan wajah penuh permohonan.

Varen menyeringai, tatapan tajamnya menghunus ke arah wanita yang sedang meringkuk ketakutan dengan tangan yang terikat.

Air mata Citara terus berdesakan keluar, rasa takut yang teramat besar membuat tangan dan kakinya terasa dingin. Siapa pun tidak ada yang dapat menolongnya, hal itu menjadikan rasa takutnya semakin besar saja.

Tubuh Citara tersentak dan bergetar hebat begitu Varen bersuara.

"Sekarang nikmati hukumanmu, inilah bayaran untuk kata maaf!" cetus Varen.

Pria itu melepas sabuk yang melingkar di pinggangnya, Citara yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Lidah yang terasa keluh tak mampu membuat Citara bersuara. Ia meronta-ronta dalam usahanya melepaskan ikatan pada lengannya. Namun, bukannya terbuka, dasi yang mengikat itu malah menyakiti lengannya dan menimbulkan rasa perih luar biasa.

Ia memejamkan matanya rapat ketika Varen mengayunkan sabuk itu ke arahnya.

Ctar!

"AAA!"

Jerit kesakitan Citara menyatu dengan suara cambukkan dari sabuk Varen yang membahana.

Wanita itu beteriak lagi ketika Varen kembali mengayunkan sabuknya.

Ctar!

"AAA! AMPUN, AMPUN TUAN. HUAAA PERIH AMPUN."

Citara tak berdaya, ia hanya bisa menjerit setiap kali cambukkan dari sabuk Varen melukai kulitnya.

Tubuh wanita itu bergetar, Citara menahan sakit yang teramat dalam. Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Rasa perih yang menjalar di tubuhnya membuat Citara sulit menggerakkan tubuh.

Varen membanting sabuk miliknya ke atas lantai, lalu pria itu duduk di tepi ranjang.

"Bagaimana? Apa masih kurang?" bisik Varen di telinga Citara.

Wanita yang meringkuk itu berusaha membuka mulutnya. "A-a a-ampun," ucap Citara kesusahan.

Varen menggapai bahu Citara yang terlihat merah bekas sabuk pinggangnya. Pada saat itu pula Citara meringis perih.

Kerutan di dahi Citara begitu kentara saat Varen dengan sengaja menekan lukanya.

Pria itu membalik tubuh Citara agar menghadap ke arahnya, dan bibir pria itu tertarik ke kiri melihat ekspresi ketakutan Citara.

Dengan tak punya hati Varen merobek pakaian tanpa lengan yang dikenakan Citara. Citara yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam dan pasrah, ia kehilangan tenaganya akibat terlalu banyak menjerit.

"Hm banyak juga ternyata," gumam Pria itu begitu melihat punggung Citara yang penuh birat-birat bekas jejak sabuknya.

Tanpa banyak bicara Varen keluar dari kamar istrinya. Citara hanya bisa diam dan menangisi apa yang menimpanya hari ini. Tangannya masih terikat dengan dasi Varen.

Cklek!

Varen kembali bersama kotak putih di tanganya. Ia duduk di sisi ranjang, dan membalik tubuh tanpa penutup itu dengan tak ada lembut-lembutnya.

"Ssst," desis Citara.

"Ah ikatan tanganmu," ucap pria itu tanpa beban.

Ia kembali membalik tubuh istrinya untuk membuka ikatan dasi di tangan Citara, dan setelah ikatan itu terbuka tampaklah pergelangan tangan Citara yang memerah karena ikatan dasi Varen yang terlalu kuat.

Pria itu membalik tubuh Citara dan menuangkan sesuatu yang membasahi tubuh bagian belakang Citara.

"Kau harus berterima kasih, baru kali ini aku mengobati orang yang aku hukum," ucapnya dengan dingin.

Dalam hati Citara mengumpati pria yang sedang mengobati dirinya. Sungguh monster salju tergila yang pernah ada.

"Terima kasih, Tuan," ucap Citara dengan lemah.

"Jangan berbalik atau kulitmu akan terasa semakin perih!"

Citara kembali berteriak dalam hatinya. Bisa-bisanya Monster Salju ini berkata seperti itu setelah membolak balik tubuhnya.

Varen menarik selimut dan menyelimuti tubuh Citara yang tidak berpakaian. Pria itu keluar dari kamar Citara dan masuk ke kamar nya.

Di dalam kamar, Varen menyeringai tajam. Ia membenci wanita kecuali putrinya. Semua itu tak lepas karena ibu serta istrinya yang berselingkuh.

Semua sifat bengisnya ditempah sejak ia kecil, kala itu ayahnya hampir gila karena sang ibu yang bermain api dengan kakak ayahnya sendiri.

Sejak saat itu Varen mulai tidak percaya dengan wanita. Namun, ketika ia berkuliah untuk menjadi seorang dokter dirinya bertemu dengan Aretha, wanita lemah lembut dan cantik yang mampu meluluhkan hatinya.

Semua berubah saat Aretha dengan obsesinya yang ingin menjadi model papan atas dan menghalalkan segala cara, termasuk menjajakkan dirinya dengan para pemilik agensi.

Dengan mudah Varen mengetahui hal itu, karena dia bukan dokter biasa.

Ia menceraikan Aretha dan mengambil hak asuh anak secara penuh dan Aretha tidak keberatan karena itu mempermulus jalannya menjadi seorang model kelas atas.

Varen bukan pria bodoh dan pemaaf, apalagi kesalahan sebesar itu.

Dia membiarkan Aretha bersantai terlebih dahulu sebelum waktunya tiba, akan ia pastikan Aretha tersiksa bahkan meminta malaikat maut untuk mencabut nyawanya sendiri karena tidak tahan akan hukuman darinya.

Pria itu tertawa hampa, begitu lintas masa kelam berputar di kepalanya.

"Tak akan kubiarkan wanita menyakitiku lagi." Daren mematikan lampu kamarnya.

Keadaan kamarnya menjadi begitu gelap gulita, ditambah cat dinding kamarnya yang didominasi oleh warna hitam.

Ia begitu mencintai kegelapan, baginya warna putih sangat mudah untuk dinodai, terlalu mudah untuk dipengaruhi dengan warna lain.

Sementara itu, Citara tertidur dengan posisi yang masih sama. Yaitu, telungkup. Ia tak mengerti kenapa dirinya bisa terjebak bersama monster salju seperti Varen.

Citara yang tak tahan dan takut akan nasibnya di hari-hari berikutnya mulai memikirkan rencana untuk kabur.

Kali ini ia tak boleh gegabah, dirinya yakin Varen bukanlah orang biasa. Sehingga dirinya harus berhati-hati.

Terlalu lama Citara memikirkan rencanya untuk kabur sampai-sampai mata sembabnya terpejam dan ia mulai masuk ke dalam alam bawah sadar.

Malam berlalu begitu cepat, Citara terbangun dari tidurnya. Tubuh wanita itu terasa remuk, Citara yang tidak mengenakan pakaian apa pun berjalan menuju meja rias.

Ia menatap pantulan tubuhnya dengan nanar, sangat memprihatinkan. Tubuh ringkihnya dipenuhi bekas sabuk Varen.

Cklek!

Citara tersentak kaget, wanita itu reflek menutupi tubuhnya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"T-tuan," lirih Citara.

Varen berjalan dengan gayanya yang angkuh, pria itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Citara spontan mundur ke belakang saat suaminya semakin mendekat ke arahnya. Wanita itu tak bisa kemana-mana saat tubuhnya mentok pada meja rias yang ada di belakangnya.

"T-tuan."

Jantung Citara berdetak lebih cepat saat kedua tangan Varen mengurung dirinya. Pria itu menatap mata Citara dengan tatapan tak terbaca.

Citara menelan salivanya dengan susah payah, ia merinding ketakutan saat kepala Varen condong ke wajahnya.

"Bersiaplah, perkenalkan dirimu pada putra dan putriku, aku tunggu lima menit. Jika lewat dari waktu itu maka kau akan tahu akibatnya!" ucap Varen penuh penekanan.

Pria itu membebaskan tubuh Citara dari kurungan tangannya, ia kembali menegakkan tubuhnya yang tegap dan gagah walau sudah kepala empat.

Citara langsung berlari, karena ia tau apa yang diucapkan oleh Varen bukan hanya sekedar ancaman.

Wanita itu mengguyur tubuhnya dengan terburu-buru, ia segera memakai handuk kimono yang sudah tersedia.

Citara menghampiri sisi ranjang yang mana ransel berisi baju-bajunya ada di situ.

Baru saja ia ingin mengeluarkan baju yang ingin dikenakannya. Namun, Varen lebih dulu menghentikannya.

"Buang baju gembel itu! Jika kau masih memakainya, akan kubakar kau bersama baju-baju lusuhmu!" ancam Varen.

Citara yang ketakutan langsung melepas ransel yang ada di tangannya, ia masuk ke dalam ruangan semalam yang berisi banyak pakaian.

Wanita itu memilih dress berwarna putih gading selutut yang tampak lebih sopan dari baju lainnya.

Ia keluar dengan terburu-buru mengingat waktu yang diberikan Varen sangatlah singkat.

Bersambung ....

1
Ning Suswati
selesaikan aja dulu ceritanya sampai memuaskan, jgn putus begitu aja, ka bafu hamil
Ning Suswati
operasi pasektomi, kali y, karena si salju pengen punya anak dari citara
Ning Suswati
ya semoga dg niat baik, varen segera sembuh dan pulih kembali
Ning Suswati
iiihhhhh bikin jangtungan aja sih, segeralah datang bala bantuan, kemana aja pengawalan selama ini, masa citara sampai keluar gk ada yg ngawal, dasar
Ning Suswati
semoga saja pertolongan segera datang
Ning Suswati
kayanya fisualnya mendekati dg karakter masing2
Ning Suswati
nah lho selimpungan kan citara kabur atau di cilulik nih oleh mak lampir
Ning Suswati
kemana aja para pengawal kok bisa2nya aretha datang, terus citara bantu orang lain, suami ditinggal sendiri
Ning Suswati
yg sabar citara, yg namanya mantan yg dicampakkan karena selingkuh, ya begitulah kerjaannya penggoda dan pengganggu
Ning Suswati
semoga manusia iblis tu benar2 berubah, gk menyakiti isterinya lagi
Ning Suswati
senyum aja bikin masalah, dasar manusia iblis gk punya hati
Ning Suswati
hhhh bikin panas dingin aja🤭
Ning Suswati
dasar manusia iblis, semua salah dimatanya, kapan sih bucinnya, kasian citara yg serba semua salah
Ning Suswati
semoga saja indah pada waktunya, dg hukuman yg sdh tuhan berikan pada varen yg sekarang mengalami patah kaki
Ning Suswati
🤭🤫, lagi menetralkan jantung, semoga saja gk jadi jantungan
Ning Suswati
🤣🤣🤣, rasain tuh burungnya berada dlm mode terbang
Ning Suswati
hhhhh,.marco udak matek dibunuh mantan 🤫
Ning Suswati
semoga farah tdk menampakkan hati iblis turunan dari bapaknya, dan bisa mencair seperti batu es balok🤭
Ning Suswati
semoga saja kekerasan hati varen luluh dg perhatian kecil yg selalu dilakukan citara, dan menyadari bahwa citara tdk bersalah, napa juga citara menjadi samsaknya, citara tdk tau apa2.
Ning Suswati
kasian sekali bergelimang dg harta dan kekuasaàn tapi tdk memberikan kasih sayang dg anak2, sungguh terlalu diperdaya uang dan kekuasaan, semoga dg adanya citara bisa merubah sdt pandang manusia berhati iblis menjadi lembut dan penyayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!