Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kurang Ajar!
# FLASHBACK ON #
Rafa yang baru saja berangkat kerja pun mengendarai mobilnya meninggalkan rumah keluarganya, namun ia bukan pergi bekerja, melainkan menunggu di dekat kompleks perumahannya. Rafa menunggu Kiara, ia yakin jika Kiara akan pergi hari ini dimana Rafa penasaran apa yang dilakukan istrinya hingga ia meminta uang 10 juta dengan lasan ingin membeli baju, Rafa tentu saja tidak percaya pada Kiara yang akan menggunakan uang tersebut untuk membeli baju.
Cukup lama Rafa menunggu hingga akhirnya Rafa Melihat Kiara yang berjalan kaki hingga halte, tak lama setelah itu Kiara masuk ke dalam halte dan menuju tempat tujuannya. Namun, kecurigaan Rafa semakin kuat dimana jika Kiara ingin membeli baju harusnya Kiara pergi ke pusat perbelanjaan, namun kali ini Kiara justru berhenti di sebuah tempat yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya bahkan sekeliling halte tersebut cukup sepi hingga akhirnya Rafa menyadari sesuatu.
"Ini bukannya jalan kearah rumahnya, dia mau pulang. Kenapa gak bilang kalau mau pulang? Aku juga bakal antar kalau dia mau pulang," gumam Rafa.
Namun, Rafa tetap mengikuti Kiara hingga benar dugaannya jika Kiara datang ke rumah orangtuanya, Rafa tidak langsung turun, ia menunggu Kiara di dalam mobil hingga beberapa jam Rafa menunggu disana dan tidak ada tanda-tanda jika Kiara akan keluar dari rumah tersebut.
Rafa juga baru menyadari jika tidak ada bangunan di sekitar rumah tersebut, "Masa gak ada rumah di sekitar rumah ini sih, aneh. Adanya rumahnya jauh, di sini rumahnya cuma ada rumahnya Kiara," gumam Rafa.
Ya, rumah Kiara memang hanya sendiri di tempat tersebut, sedangkan rumah lainnya berada di jarak yang tak cukup jauh, namun terpisah dari rumah Kiara.
Karena melihat jika Kiara akan lama di dalam rumah tersebut, Rafa pun memutuskan untuk pergi ke rumah tersebut, namun saat ia berada dekat dengan rumah tersebut Rafa mendengar hal yang seharusnya tidak ia dengar.
"Harusnya kita bunuh dari dulu, Bu,"
"Iya, Ibu nyesel udah melahirkan dia, gara-gara dia keluarga kamu gak mau benerin kita bahkan gak dapat warisan,"
"Dia memang pembawa sial,"
Mendengar hal itu, Rafa pun segera masuk ke dalam rumah tersebut tanpa mengetuk atau memberi salam terlebih dahulu.
# FLASHBACK OFF #
"Kamu kenapa disini?"
"Saya mau cari istri saya,"
"Istri kamu gak ada disini, lebih baik kamu pulang," ucap Ayah Anton.
Bukannya pergi, Rafa justru tetap disana dan betapa terkejutnya ia ketika melihat di lantai yang masih terdapat bercak darah bahkan bercak tersebut terbilang cukup banyak dan Rafa melihat dimana bercak darah tersebut sampai masuk ke dalam rumah bukan hanya di ruang tamu saja.
Saat Rafa hendak masuk, Ibu Ajeng sudah menahannya. "Ngapain kamu kesini sih? kamu pulang aja sana, disini gak ada Kiara, nanti kalau dia kesini Ibu kasih tau," ucap Ibu Ajeng.
"Saya mau ke kamarnya Kiara," ucap Rafa.
"Gak bisa, kamar itu sudah dirubah jadi gudang," ucap Ayah Anton dan menarik Rafa agar pergi dari rumahnya.
Rafa merasa ada yang tak beres, dengan cepat ia berlari masuk ke dalam rumah dan ia segera membuka kamar Kiara, namun sayangnya kamar tersebut memang sudah menjadi gudang dimana banyak barang-barang yang ditaruh di dalam kamar tersebut secara asal membuat kamar tersebut semakin berantakan.
"Gak ada kam, udah pulang aja," ucao Ayah Anton.
Mereka sendiri sengaja beridri di depan pintu kamar mandi, agar Rafa tidak dapat menemukan Kiara.
Rafa tidak menyerah, ia melihat bercak darah yang ternyata berhenti tepat di kaki Ayah Anton, dengan cepat Rafa mendorong Ayah Anton dan berniat untuk masuk ke dalam kamar mandi. Namun, Ibu Ajeng sudah menghalanginya terlebih dahulu, Ibu Ajeng mendorong tubuh Rafa dan tentu saja Rafa tidak terpengaruh akan dorongan itu lalu Rafa pun tak tinggal diam, ia juga mendorong tubuh Ibu Ajeng hingga saat Rafa berhasil memegang gagang pintu tiba-tiba Ayah Anton menahannya.
"Jangan buat rusuh ya, ini rumah saya. Kamu gak berhak senaknya disini," ucap Ayah Anton.
Rafa tidak peduli, ia justru kembali mendorong Ayah Anton hingga akhirnya Ayah Anton jatuh di sebelah Ibu Ajeng. Rafa pun segera membuka pintu tersebut, namun pintu tersebut tidak dapat dibuka.
"Mana kuncinya?" tanya Rafa pada Ayah Anton dan Ibu Ajeng.
"Gak ada, tempat itu sudah tidak digunakan," ucao Ayah Anton.
"Begitu ya," ucap Rafa.
"Iya, udah sana pulang," ucap Ayah Anton.
Bukannya pukang, Rafa justru mendobrak pintu tersebut hingga pintu tersebut terbuka dan betapa terkejut Rafa ketika melihat Kiara yang sudah babak belur dan tidak berdaya itu.
"Kuarang ajar! apa yang kalian lakukan!" bentak Rafa.
Rafa sudah tidak peduli pada siapa ia berbicara, Rafa benar-benar marah melihat istrinya terluka parah saat ini dan ia segera menghampiri Kiara.
Saat berada di hadapan Kiara, Rafa menatap sendu sang istri. "Petak umpet sudah selesai, akhirnya Kak Rafa bisa menemukan Kia," ucap Kiara dengan sangat lirih hingga Rafa nyaris tak dapat mendengarnya.
Rafa segera menggendong Kiara lalu saat ia akan kekaur dari kamar mandi, Rafa menatap tajam kedua orangtua Kiara itu yang sangat terlihat jelas tidak merasa bersalah sama sekali bahkan mereka tidak peduli apa yang terjadi saat ini.
"Saya akan pastikan balas dendam atas apa yang sudah kalian lakukan pada Kiara istri saya," ucap Alvin.
"Hahaha, silahkan. saya dan istri saya sangat menunggu kapan itu akan terjadi, kami ini punya banyak kenalan dan kenalan kami pun bukan kaleng-kaleng, kau tidak akan bisa menghukum kami," ucap Ayah Anton.
"Kita lihat saja nanti," ucap Rafa lalu menggendong Kiara keluar dari rumah tersebut.
Begitu Rafa keluar dari rumah neraka tersebut, ia berpapasan dengan Hito yang baru saja datang. Ya, sebelum Rafa masuk ke dalam rumah tersebut, entah apa yang dipikirkan Rafa, ia justru menelpon Hito dan menyuruhnya membawa anak buahnya. Namun, nyatanya firasatnya benar jika Kiara memang dalam bahaya.
Hito sendiri merupakan seorang pengusaha, namun keluarganya memiliki sebuah tempat penampungan untuk para penjahat dimana mereka akan melatih para penjahat itu untuk menjadi anak buah keluarga Hito dan tentunya tempat tersebut ilegal. Tempat tersebut sendiri sudah berdiri sejak lama bahkan sebelum Hito lahir.
"Bawa orangtua Kiara ke tempat lo," ucap Rafa.
"Apa yang terjadi?" tanya Hito.
"Gue jelaskan nanti, tapi gue minta tolong bawa orangtua Kiara ke tempat lo dulu," ucap Rafa.
"Kenapa gak langsung bawa mereka ke polisi aja?" tanya Hito.
"Gue sekarang belum percaya sama polisi. gue cuma titip mereka disana. Nanti gue bakal serahkan mereka ke polisi, gue duluan," ucap Rafa lalu segera pergi dari rumah tersebut.
.
.
.
Bersambung.....