Reborn For You

1 Oktober 2019

Madrid, Spanyol, Mansion Casa De Sol.

.

.

.

Sudah hampir Sebulan Max Dan Andini berpura pura sebagai sepasang kekasih. walau mereka selalu melakukan hal yang romantis, tetapi baik max maupun Andini sama sama belum mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain.

Seperti nya Max juga tidak memperdulikan perasaan itu, yang pria itu inginkan hanya menikmati kebersamaan nya dengan Andini.

Seperti saat ini, di taman belakang mansion yang begitu luas, pria itu sedang melakukan renang. Andini menemani pria itu di pinggir kolam.

Terdapat beberapa cemilan yang menemani mereka bersama, sinar matahari sore itu benar benar terasa hangat dan nyaman.

" Sedang memikirkan apa? " tanya max yang kini sudah berada di pinggir kolam.

Pria tinggi tersebut meletakan dagunya di paha gadis itu dan memeluk pinggang rampingnya. Andini dengan lembut sedikit mengusak rambut basah max.

" sedang melihat matahari sore,... Mau jus? " tanya Andini sembari memperlihatkan segelas jus jeruk yang ada di sana.

Max pun dengan senang hati meminum jus itu hingga habis setengah.

" Kau tidak mau gabung? " tanya Max sembari memandang wajah Andini dari bawah. sinar sore membuat wajah Andini terlihat begitu cantik, mata coklatnya membuat Max terhipnotis.

" aku tidak bisa berenang.. " ucap Andini yang mulai berani untuk mengelus rahang tegas pria itu.

" mau ku ajari? " tanya max mulai membuka kaki Andini, membuat gadis itu kini mengangkang tepat di wajah pria itu.

" ti-tidak perlu.. la-lagi pula kan kau sudah mau selesai.. " Andini merasa sangat gugup dengan posisinya saat ini. apalagi ketika max mulai meraba raba paha dalamnya.

" ja-jangan di sini.. ada banyak pelayan.. " cicit Andini berusaha menghentikan tangan Max agar tidak masuk lebih dalam lagi.

" Baiklah.. tapi nanti aku minta nambah! " ucap Max dengan tersenyum licik.

Cup!

Pria itu mengecup paha Andini dan melanjutkan renangnya kembali, sementara Andini hanya bisa menghela nafas setelah berhasil lolos.

Entahlah, namun mungkin nanti malam dirinya tak akan selamat.

.

.

.

.

01.30

Mansion Casa De Sol.

" Aku mencintai mu.. " Ucap Max kepada seorang gadis yang sedang tertidur dengan lelap di dada bidangnya.

Max segera menarik selimut dan menyelimuti tubuh mungil tanpa busana tersebut. Masih tetap terjaga, max memandang wajah polos Andini yang begitu cantik.

" Aku merasa seperti menemukan sebuah berlian di tengah kawah lumpur.. " gumam max dengan mata tak henti hentinya memandang penuh puja kepada gadis di depannya.

merasa mulai mengantuk, max pun menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut yang sama dengan Andini. dia mengambil gadis itu dan membawa nya ke pelukan nya.

TRIIIINGGG!!!

baru saja max akan terlelap, tiba tiba saja ponsel pria itu berdering, takut itu akan menganggu tidur Andini, max pun dengan asal mematikan ponselnya.

TRIIINGGG!!!

Lagi dan lagi ponsel max kembali berdering, Dengan sangat kesal max pun akhirnya mengangkat nya.

" jika tidak penting, aku akan membunuh mu! " ucap max dengan nada geram kepada pria di seberang telp.

" maaf tuan, tapi Markus telah mengacaukan operasi pengiriman kokain! dia menyabotase kapal yang akan melaju ke Amerika! kini anak buahnya telah berhasil tertangkap.. dia berada di markas utama tuan.. " ucap Pria di seberang panjang lebar.

" sial! " umpat Max yang menutup telp itu dengan sepihak.

dengan menghela nafas kasar Max menjambak rambutnya sendiri. dia memandang Andini dengan pandangan tak rela.

Cup!

max mencium seluruh wajah gadis itu hingga dirinya puas, kemudian dia menghela nafas dengan kasar.

" aku pergi dulu.. aku janji ini tidak akan lama, tunggu aku eumm.. " gumam max sembari mengelus pipi chubby gadis tersebut.

malam itu dengan sangat terpaksa max akhirnya pergi meninggalkan Andini. dia datang ke Markas besarnya yang ada di Kota Morelia, Mexico.

setelah menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam dengan menggunakan jet pribadi, kini akhirnya max sampai ke daerah yang menjadi gudang utamanya di Mexico.

baru saja max memasuki area tersebut, pandangan pria itu sudah di suguhkan oleh gerbang besi yang hancur.

Memasuki area dalam, lagi lagi max melihat mobil mobil bawahannya yang kacanya telah hancur, dan bahkan ada mobil yang terbalik dengan sedikit genangan darah di bawahnya.

Tentu max yang melihat sekilas saja sudah tau apa yang terjadi di tempat ini sebelumnya.

Dengan segera max turun dari mobilnya, dan berjalan mendekati sebuah bangunan besar yang ada di depannya.

Terlihat seorang pria langsung berlari menghampiri max, wajah pria itu terlihat sangat tegang.

" Tuan.. maaf karena saya menganggu istirahat anda, namun ini sangat gawat! " ucap Pria tersebut sembari mengelap keringat di dahinya.

max pun menganggu dan segera berjalan masuk ke gedung tersebut diikuti oleh pria tadi.

terlihat beberapa bawahan max yang sedang mengobati luka di tangan nya, mereka menunduk hormat saat melihat kehadiran max.

" ceritakan! " ucap max pada pria yang bernama Carlos itu. pria yang selama ini menjadi asisten dan orang kepercayaan nya.

" Markus menyabotase operasi kokain kita yang akan di kirim ke Amerika! awalnya dia menyerang markas ini sebagai pengalihan isu, kemudian kapal kita yang sedang dalam perjalanan ke Amerika, mengalami kebocoran minyak. pada akhirnya kapal tersebut meledak di laut. " ucap Carlos yang membuat tangan Max terkenal erat.

" dia sudah mengacaukan kita untuk yang ke 3 kali! ini sama seperti mengirim bendera perang! " ucap max dengan marah.

aura pria itu benar benar kuat yang membuat anak buatnya yang lain merasa merinding bukan main.

" perketat penjagaan mulai sekarang! " perintah max yang segera di mengerti oleh bawahannya.

max pun melepaskan jaket yang ia kenakan, kini pria itu hanya menggunakan kaos biasa. max terlihat mengendurkan badannya dan melakukan sedikit peregangan di tangannya.

" dimana orang yang kau tangkap? bawa aku pada nya! " ucap max dengan nada dingin.

Carlos terlihat meneguk ludahnya dengan kasar, dia tau pria itu tak akan selamat malam ini, max pasti akan memukuli pria itu hingga mati.

Dengan nada gugup, max menunjuk sebuah ruangan tempat dia mengikat anak buah musuhnya itu.

bagaikan singa buas, max langsung datang dan menghajar pria yang sudah babak belur itu dengan tangannya sendiri.

memang ketimbang menyiksa menggunakan senjata, max lebih suka memukul musuhnya dengan tangan sendiri hingga musuhnya mati.

.

.

.

.

08.00

Mansion Casa De Sel

Sementara di kamar utama mansion, wajah Andini terlihat terusik ketika dirinya merasakan ranjang di samping kosong.

Andini mengernyit dengan tangan yang meraba raba ranjang seperti mencari sesuatu.

Dengan terpaksa Andini membuka matanya, wajah Andini terlihat linglung ketika melihat ranjangnya kosong.

" dimana max? " gumam gadis itu dengan rambut acak acakan.

dengan melilitkan selimut di tubuh nya, Andini membawa langkahnya menuju kamar mandi.

" max?" panggil Andini, namun sayangnya kamar mandi tersebut kosong.

" apa max sudah turun ke bawah ya? " beo gadis itu, namun tiba tiba saja matanya menangkap sepucuk surat yang berada di nakas.

Dengan segera Andini mengambil surat tersebut, dan membacanya.

'untuk gadis kecil ku...

Aku ada urusan sebentar, aku akan kembali dalam seminggu.. tolong jaga diri mu baik baik ya.. jangan lupa makan, dan tidur tepat waktu!

Nikmati tidur mu sebelum aku datang, jangan lupa mimpikan aku! setelah kembali nanti, aku akan memberikan mu hadiah..

dari Max, Sugar Daddy mu yang panas!'

Andini sedikit terkikik membaca surat tersebut, namun kemudian wajahnya menjadi cemberut. Dia memeluk surat itu dengan lemas.

" 1 minggu? kenapa lama sekali... " rengeknya tanpa sadar.

.......

.......

.......

.......

.......

...Bersambung...