Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Hari Rabu merupakan hari bebas untuk Keisha. Pada hari itu Keisha selalu menghabiskan waktu di rumah untuk bermalas-malasan. Seperti yang sedang Keisha lakukan, waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, Keisha tengah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi tengkurap, sambil membolak-balikkan majalah fashion yang ada di tangannya.
Bosan melihat-lihat majalah fashion, Keisha menutup majalahnya lalu mengubah posisi tidurnya. Keisha membalikan badannya, pandangannya menatap langit-langit kamarnya. Ada sedikit senyum yang terlukis di bibirnya saat mengingat hari-hari yang selama ini ia lewati.
Perasaan dan kehidupan Keisha sudah jauh lebih baik setelah lebih dari tiga bulan Keisha bercerai dengan Miko. Keisha sudah sepenuhnya menerima takdirnya. Kini Keisha memilih fokus pada usahanya yang juga sudah mulai maju. Rencananya Keisha akan membuka satu cabang cafe-nya.
Banyak orang mendukung dalam usahanya, salah satunya adalah Arya. Menurut Keisha pria itu sangat baik, meskipun selalu membuatnya kesal. Sedangkan Miko, Keisha tidak habis pikir dengan mantan suaminya, pria itu mencoba kembali mendekatinya. Namun, Keisha tidak pernah menanggapinya. Sejujurnya Keisha merasa kasihan pada Mayang, tetapi sisi jahat Keisha justru menertawakan Mayang.
"Kei, kamu sedang apa?" tanya Violetta.
Keisha terperanjat saat suara ibunya tiba-tiba masuk ke dalam indera pendengarannya. Lamunan Keisha menjadi buyar seketika. Keisha bangun dari tempat tidur lalu menoleh ke asal suara. Ia melihat ibunya tengah berjalan mendekatinya.
"Kamu sedang apa? Mama panggil dari tadi, tapi kamu tidak menyahut?" Violetta kembali bertanya pada Keisha.
Tidak mungkin Keisha mengatakan hal yang sebenarnya, jika dirinya sedang menertawakan Mayang. Keisha memutar isi kepalanya untuk mencari alasan.
"Keisha sedang serius melihat-lihat majalah fashion ini. Jadi Keisha tidak mendengar, Mama." Keisha menunjukkan majalah fashion yang sebelumnya ia lihat.
"Ohw, ya sudah kalau begitu." Violetta mengusap rambut Keisha.
"Mama ada apa?" tanya Keisha.
"Kemarin ada yang mengantar undangan pesta ulang tahun untukmu. Semalam mau Mama berikan padamu, tapi Mama lupa." Violetta memberikan kartu undangan kepada Keisha.
Keisha menerima kartu undangan yang diberikan oleh ibunya, lalu membawanya, ternyata dari salah satu teman kampusnya.
"Dari siapa, Nak?" tanya Violetta.
"Dari Zio, Ma. Teman Keisha waktu di kampus dulu," jawab Keisha.
"Acaranya besok malam, Ma," ucap Keisha.
"Kalau kamu diundang, berarti Mayang juga diundang, 'kan?" tanya Violetta.
"Bisa jadi, Ma. Memang kenapa, Ma?" tanya balik Keisha.
"Nak, sebaiknya kamu jangan datang ya. Mama takut kamu diapa-apain sama dia," ucap Violetta.
"Ma, kalau Keisha tidak datang, Keisha akan merasa tidak enak pada Zio," ucap Keisha.
"Tapi, Nak ...." Wajah Violetta menunjukkan rasa kekhawatiran dan itu terlihat oleh Keisha.
Keisha meraih tangan ibunya, menggenggamnya dengan erat. Keisha juga memberikan senyumnya agar ibunya tidak merasa khawatir pada dirinya.
"Mah ... Keisha akan baik-baik saja. Lagi pula dia sudah tidak akan bisa macam-macam lagi pada Keisha. Jadi Mama jangan khawatir. Keisha akan menjaga diri," ucap Keisha.
Violetta diam sejenak seraya memandang wajah Keisha. Sebenarnya Violetta merasa tidak rela jika Keisha datang ke pesta, tetapi setelah memikirkannya, akhirnya Violetta mengizinkannya. Violetta merasa Keisha juga butuh hiburan.
"Baiklah, kamu boleh pergi. Tapi jaga dirimu baik-baik," pesan Violetta.
"Iya, Ma. Jangan khawatir ya," ucap Keisha yang langsung dianggukki oleh Keisha.
"Ya sudah, kita turun yuk!" ajak Violetta.
"Iya, Ma." Keisha beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamarnya bersama sang ibu.
"Oh iya, tadi papa kamu minta Mama supaya bilang sama kamu kalau Papa minta dibuatkan makan siang olehmu," ucap Violetta.
"Tumben sekali?" Kening Keisha mengernyit.
"Mama juga tidak tahu." Violetta sama herannya dengan Keisha.
Keisha dan Violetta berjalan menuruni anak tangga bersama. Sampai di lantai dasar, keduanya melihat Evano sedang mengobrol bersama Arya.
"Sedang apa pria itu di sini?" batin Keisha.
"Pa." Violetta memanggil suaminya.
"Eh, Ma, Kei. Lihat siapa yang datang," ucap Evano.
"Nak, Arya." Violetta menyapa Arya.
"Hai, Tante, Keisha." Arya menyapa Keisha dan membalas sapaan dari Violetta.
"Silahkan duduk, Nak Arya," ucap Violetta.
"Iya, Tante." Arya duduk di sofa yang ada di ruang tengah.
"Nak Arya tumben ke sini pas hari kerja? Ada yang penting 'kah?" tanya Violetta.
"Bukan seperti itu, Ma. Papa yang undang dia ke sini. Sekalian ngajak Arya makan siang bersama," jawab Evano.
"Iya, Tante. Kebetulan juga tadi aku ada di dekat sini. Makanya aku mampir sekalian," imbuh Arya.
Violetta manggut-manggut, mengerti apa yang dikatakan oleh Evano dan Arya. Sekarang Violetta tahu alasan kenapa suaminya meminta makan siang Keisha yang masak.
"Ma, Pa, Keisha tinggal ke dapur dulu ya," pamit Keisha.
"Iya, Sayang. Ayo Mama bantuin kamu masak biar cepat selesai," ucap Violetta.
Kedua wanita itu melangkah bersama menuju dapur. Mereka akan memasak untuk makan siang bersama. Meskipun sudah ada asisten rumah tangga, tetapi mereka tidak sepenuhnya menyerahkan urusan rumah kepada para asisten rumah tangga.
Setelah berkutat di dapur lebih dari satu jam, beberapa menu makan siang sudah tersaji di atas meja makan. Keisha melepas celemek yang dipakainya dan menggantungnya di tempat semula, lalu menyusul kedua orang tuanya dan juga Arya yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.
Sampai di meja makan Keisha menarik kursi yang ada di sebelah ibunya dan mendudukkan bokongnya di sana.
"Papa mau makan apa?" tanya Keisha.
"Sayur sop sama ayam balado saja," jawab Evano.
Keisha mengambil piring milik papanya yang sudah terisi nasi lalu menambahkan lauk yang disebutkan oleh papanya.
"Ini, Pah." Keisha memberikan piring kepada papanya.
"Terima kasih, Nak." Evano menerima piring yang diberikan oleh Keisha.
"Kei, kenapa cuma papa yang ditawarin makanannya? Di sini ada Arya juga loh," ucap Violetta.
Keisha melirik ke Arya, mempertemukan pandangannya dengan pria itu. "Iya, Mah."
"Mas Arya, mau makan apa?" Ada kecanggungan dalam nada bicara Keisha.
"Apa saja," jawab Arya.
Keisha meminta piring milik Arya lalu mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk.
"Ini, Mas." Keisha kembali memberikan piring milik Arya yang sudah diisi oleh nasi dan beberapa lauk juga sayur kepada Arya.
"Terima kasih, Kei," ucap Arya seraya menerima piring yang diberikan oleh Keisha.
Hening mengambil alih suasana di meja makan, hanya terdengar suara dari sendok yang beradu dengan piring. Semuanya fokus pada makanan mereka sendiri.
"Bagaimana rasa masakannya, Arya?" Evano membuka suaranya untuk memecah keheningan.
"Enak, Om," jawab Arya.
"Ini semua yang masak Keisha. Tante cuma bantuin saja," ucap Violetta.
"Ini enak, Tante. Tapi aku masih heran saja. Orang yang sangat pandai memasak bisa sampai tidak bisa membedakan garam dan gula," ledek Arya.
"Uhuuuk!"
Arya, Violetta, dan Evano terkejut saat melihat Keisha tersedak. Mereka khawatir saat melihat Keisha terbatuk-batuk dan kesulitan bernapas. Dengan segera Violetta memberikan air minum untuk Keisha.
"Minum, Nak." Violetta mengusap punggung Keisha.
"Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya Violetta disambut gelengan kepala oleh Keisha.
Keisha menarik napasnya dalam-dalam, ia merasa lega saat napasnya kembali normal. Setelah itu Keisha memicik tajam ke Arya yang sedang mencoba menahan tawanya.
Awas kamu Arya Wiguna Atmadja.