Marsha Calloway terjebak dalam pernikahan yang seharusnya bukan miliknya—menggantikan kakaknya yang kabur demi menyelamatkan keluarga. Sean Harris, suaminya, pria kaya penuh misteri, memilihnya tanpa alasan yang jelas.
Namun, saat benih cinta mulai tumbuh, rahasia kelam terungkap. Dendam masa lalu, persaingan bisnis yang brutal, dan ancaman yang mengintai di setiap sudut menjadikan pernikahan mereka lebih berbahaya dari dugaan.
Siapa sebenarnya Sean? Dan apakah cinta cukup untuk bertahan ketika nyawa menjadi taruhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu yang Kembali
Langkah Marsha terhenti saat suara nyaring seorang wanita memanggil nama Sean. Ada nada kekecewaan yang kentara di balik panggilan itu.
"Sean?"
Marsha menoleh ke arah sumber suara. Seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Rambutnya panjang berombak dengan warna cokelat keemasan yang terlihat alami, wajahnya berkarakter kuat, perpaduan sempurna antara dua ras. Wanita itu mengenakan gaun malam berwarna hitam yang elegan, menonjolkan siluet tubuhnya yang ramping.
Namun, alih-alih berhenti atau sekadar menoleh, Sean tetap berjalan ke depan seolah suara itu hanyalah angin lalu. Dengan tenang, ia membuka pintu mobil dan memberi isyarat pada Marsha.
"Masuk."
Nada suaranya tenang, tapi tegas. Marsha sempat ragu. Matanya bergantian menatap Sean dan wanita asing itu. Tatapan wanita itu menyiratkan lebih dari sekadar kejutan—ada kekecewaan yang begitu nyata. Marsha belum melangkah ketika wanita itu kembali bersuara.
"Jadi dia istri kamu? Kamu nolak aku karena dia?"
Ucapan itu membuat Marsha membeku di tempat. Ia menoleh, mencari jawaban di wajah Sean, tetapi pria itu tetap diam, ekspresinya tetap dingin dan tak terbaca.
"Masuk, Marsha," ujar Sean sekali lagi, kali ini dengan sorot mata yang sedikit lebih tajam.
Marsha mengeratkan genggamannya pada clutch bag yang ia bawa. Ada dorongan dalam hatinya untuk menuruti Sean, tapi di sisi lain, rasa penasarannya semakin besar.
Siapa wanita ini? Apa hubungannya dengan Sean? Ketika Marsha masih ragu, wanita itu berbicara lagi, kali ini dengan nada lebih tajam.
"Apa Mami dan Papi kamu tahu kalau kamu sudah menikah, Sean?"
Ucapan itu membuat Marsha terkejut. Ia menoleh cepat ke arah suaminya. Jadi, orang tua Sean masih ada?
Selama ini, Sean hampir tidak pernah membicarakan keluarganya. Marsha bahkan tidak tahu apakah ia masih memiliki orang tua atau saudara. Dan melihat ekspresi Sean saat ini—bahkan untuk ukuran seorang pria yang dingin—ia terlihat lebih kaku dari biasanya.
Untuk pertama kalinya, Marsha melihat celah dalam ketenangan Sean. Pria itu tampak... tidak nyaman. Marsha menelan ludah.
"Jadi orang tua Sean masih ada?" tanyanya pelan, lebih ditujukan pada dirinya sendiri.
Wanita itu tersenyum miring, lalu menatap Marsha dengan tatapan menilai.
"Kamu nggak tahu?" Ia tertawa kecil. "Menarik."
Sean menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara, "Marsha, masuk ke mobil."
Kali ini, Marsha tidak membantah. Ada sesuatu dalam nada suara Sean yang membuatnya tidak ingin memperpanjang situasi. Ia masuk ke dalam mobil tanpa berkata apa pun. Namun, sebelum Sean menutup pintu, wanita itu kembali berbicara.
"Apa kamu bakal terus sembunyikan kebenaran dari dia?"
Marsha bisa merasakan rahangnya mengatup erat sebelum akhirnya pria itu membalas, "Ini bukan urusan kamu, Lydia."
Lydia.
Nama itu bergaung di kepala Marsha. Siapa sebenarnya wanita ini dalam hidup Sean? Dan... apa maksudnya tentang menyembunyikan kebenaran?
Mobil melaju di jalanan kota yang mulai sepi. Suasana di dalamnya begitu hening, tetapi tidak nyaman. Marsha duduk diam di kursinya, menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya penuh dengan pertanyaan.
"Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau orang tuamu masih ada?" tanyanya akhirnya, memecah keheningan.
Sean yang tengah fokus menyetir tetap menatap ke depan. "Karena itu nggak penting."
Marsha mengernyit. "Bagaimana bisa keluarga nggak penting?"
Sean tetap diam.
"Siapa Lydia?" tanya Marsha lagi, kali ini nadanya lebih serius.
Sean menarik napas sebelum menjawab, "Mantan tunanganku."
Marsha terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Sean pernah memiliki seseorang yang begitu dekat dengannya sebelum ini.
"Kenapa kalian nggak jadi menikah?" tanyanya, setengah tidak sadar.
Sean menyeringai kecil, tetapi tatapannya tetap dingin. "Karena aku nggak mau."
Jawaban itu terdengar begitu dingin, begitu tegas, hingga sesuatu yang asing mengganjal di dada Marsha.
Sean tidak ingin menikahi Lydia. Tapi, ia menikahi Marsha. Kenapa? Marsha ingin bertanya lebih jauh, tetapi firasatnya mengatakan bahwa ia tidak akan mendapatkan jawaban apa pun malam ini.
Jadi, ia memilih diam, menyimpan semua pertanyaannya untuk lain waktu. Namun, satu hal yang pasti. Sean menyembunyikan sesuatu. Dan cepat atau lambat, Marsha akan menemukan jawabannya.
...***...