Meidina ayana putri, gadis kelas 2 SMA yang selalu membuat kedua orang tuanya pusing karena kenakalannya.
Namun sebuah insiden membuat hidup gadis badung itu berubah total
Bagaimana perjuangan gadis badung itu dalam menjalani takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah ada calon
Hari sabtu Adit datang ke rumah abah bersama Raka. Laki-laki jangkung bertubuh tegap itu menggulung lengan ke mejanya sampai siku. Adit sibuk menurunkan barang-barang bawaannya dari mobilnya.
"banyak sekali barang bawaannya nak Adit " abah membantu membawa barang tersebut ke teras.
"ini beberapa keperluan bayi buat Aaran " jawab Adit.
"Abah..dedek Aaran tidak ada dikamar " Raka yang sudah dulu masuk mencari Aaran kembali lagi karena Aaran tidak ada dikamar Nana
"Aaran sedang berjemur dibelakang " jawab Abah
Raka pun langsung berlari kehalaman belakang
"Aunty.. Aaran.. " panggil Raka ketika orang yang dicarinya ada dipinggir kolam ikan.
"hey.. Raka kapan datang? " Nana mencium pipi gembul Raka ketika bocah itu memeluknya.
"barusan.. aku cari dikamar tidak ada. Taunya aunty sama dedek Aaran ada disini " ucap Raka
"iya, dedek Aaran lagi jemur biar sehat kayak kakak Raka " Nana mencubit pipi Raka gemas
"mami mana? " tanya Nana karena ia tidak melihat Andini bersama Raka.
"Raka kesini sama papi! " jawab Raka
"sama papi? " mata Nana membulat
Raka mengangguk. Wajah Nana langsung berubah masam, Ia tidak suka jika Adit sering datang kesini.
Wajah Nana semakin masam manakala Adit datang dan menyapa Aaran yang sedang anteng didalam stroller nya sambil memainkan boneka kecil
"hai cantik " sapa Adit kepada Aaran.Aaran terlihat senang melihat Adit, tangan dan kakinya terus bergerak-gerak.
Adit sama sekali tidak mempedulikan ibunya yang terlihat tidak suka melihat kedatangannya.
"mas Adit ngapain sih kesini? " tanya Nana tidak suka.
"mau ketemu Aaran " jawab Adit santai
"Aku tidak suka ya mas Adit sering kesini "
"mas Adit cuma ingin ketemu anak sendiri masa tidak boleh? " jawab Adit
"Aaran itu anak aku.. bukan anak mas Adit " ujar Nana ketus dengan suara ditahan agar tidak didengar oleh Raka.
"teserah kamu deh " Adit mengambil Aaran dari stroller dan berjalan menjauhi Nana, diikuti oleh Raka dibelakannya.
Nana mengepalkan kedua tangannya geram. Dari dulu Ia benar-benar tidak suka pada Adit.Apalagi sejak kejadian malam itu dimana Adit yang dalam keadaan mabuk telah merenggut kesuciannya dengan paksa, membuat rasa benci Nana semakin menggunung.
Dengan mulut tak henti mengeluarkan sumpah serapah, akhirnya Nana memilih pergi ke dapur membantu umi dan bi Ijah yang sedang me masak untuk menjamu tamu mereka.
"Aaran kemana neng? " tanya umi yang sedang sibuk menggoreng ikan nila hasil tangkapan abah di kolam tadi pagi.
"dibawa sama mas Adit dan Raka jalan-jalan di halaman belakang " jawab Nana sambil membantu mengupas bawang merah.
"Nak Adit baik sekali. Umi ga habis pikir bagaimana bisa Dini mengkhianati orang sebaik nak Adit " ujar umi
Hmm.. baik apanya. Jika saja umi tau apa yang telah Ia perbuat kepada cucu bungsunya pasti bukan pujian yang keluar dari mulut umi, tapi caci maki dan sumpah serapah.
Nana hanya mendengus ketika sambil masak Umi dan bi Ijah terus memuji Adit. Nana sama sekali tidak tertarik dengan obrolan umi dan bi Ijah. Ia lebih tertarik mengupas bawang daripada membicarakan manusia tidak berahlak itu.
"Na.. ini Aaran tidur " Adit tiba-tiba muncul di dapur dengan Aaran yang tertidur dalam dekapannya.
Nana cepat-cepat mencuci tangannya kemudian mengambil Aaran dari gendongan Adit.
Adit terkesiap ketika tubuh Nana begitu dekat dengannya ketika mengambil alih Aaran, dan wangi lembut tubuh gadis itu langsung menyusup di indra penciumannya.Untuk sesaat Adit mematung dengan detak jantung yang tidak beraturan.
Nana masuk kedalam kamar untuk menidurkan Aaran. Nana menyusun bantal dan guling disekeliling tubuh Aaran sebagai benteng.
Ketika Nana hendak keluar, matanya menangkap ada tiga kantung plastik besar teronggok di sudut kamarnya.
Karena penasaran Nana membuka plastik itu satu persatu. Nana tertegun mendapati banyak diapers, susu bayi dan makanan bayi dalam tiap plastik itu.Semuanya cocok untuk usia Aaran.
"itu kemarin Raka sama papi yang beli buat dedek Aaran " Raka yang tiba-tiba ada dibelakang Nana mengejutkan gadis itu hingga hampir terjungkal dari posisi jongkoknya.
"Raka aunty kaget tau! " Nana memegang dadanya. Raka hanya terkekeh.
"terimakasih sayang " Nana mencium kepala Raka " Semoga rejeki Raka dilipatgandakan sama Tuhan "
"kata papi, dedek Aaran adiknya Raka juga jadi harus disayang " ucap Raka
"iya dong sama sodara harus saling sayang " Nana mengusap kepala Raka lembut.
"tapi aunty sama Papi sering bertengkar " ucap Raka menohok.
"Eeh.. siapa yang bertengkar? " tanya Nana
"tadi aunty sama papi bertengkar "
"Bukan bertengkar.. cuma ngobrol " Nana berbohong. Anak kecil memang susah dibohongin, seharusnya tadi Nana tidak berdebat dengan Adit didepan Raka.
"Oh iya..tadi Raka disuruh umi manggil aunty, katanya disuruh makan " Rupanya Raka baru ingat tujuannya mencari Nana ke kamar
"Kenapa Raka tidak bilang dari tadi? " tanya Nana sambil tertawa
"Raka lupa " jawab Raka malu.
"Ya udah ayok kita makan, Raka pasti sudah lapar " Nana menuntun Raka menuju ruangan makan.
Diruang makan semua sudah berkumpul termasuk Adit.Raka duduk diantara Adit dan Nana. Selama makan, Nana menyuapi Raka makan karena Raka belum bisa makan ikan sendiri.
"Nak Adit kapan nikah lagi, ga enak kelamaan menduda, biar ada yang ngurusin " ucap umi
"Inginnya secepatnya umi, minta doanya saja " jawab Adit
"udah ada calonnya? " tanya umi penasaran
"sudah umi " jawab Adit sambil melirik Nana. Sementara Nana langsung membuang muka.
"syukurlah.. abah doakan semoga kalian bahagia " ucap Abah.
"Aamiin " Semua yang ada disana mengaminkan kecuali Nana
Terimakasih sudah mampir diceritaku, jika suka jangan pelit vote, like dan komennya ya readers tersayang, biar aku makin cumungut nulis nya. Happy reading..