NovelToon NovelToon
Ku Sembunyikan Gajiku Dari Keluarga Suamiku

Ku Sembunyikan Gajiku Dari Keluarga Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Wanita Karir / Fantasi Wanita / Psikopat itu cintaku / Kekasih misterius / Saling selingkuh
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mauliya Pasuruan Pasuruan

Siti Anisa Khumairah Rahma, atau sering disapa Anisa itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya yang bernama Adit.
uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya suamiku yang berjumlah 6 orang itu pun sudah termasuk Anisa dan juga adik, setiap hari Anisa harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut jika lauk minta sesuai selera, Anisa lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Anisa sampai frustasi karena sikap pelit suaminya sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau-bau perselingkuhan, Anisa pun mulai masa bodoh. Dan ketika dia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Annisa pun mulai enggan untuk sikap jujur terhadap suaminya. Dia menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu di saat Anisa hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda Ayah mertuanya, apa sikap apa yang akan diambil Anisa nanti?
Yuk ikutin kisah Anisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mauliya Pasuruan Pasuruan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Berkarir

\*\*\*\*\*\*\*

Wuuuussshhh!

Baru saja Citra membuka pintu, sudah ada piring terbang ke arahnya. Untung refleks Citra bagus, bergegas dia menghindar dan kemudian piring terbang tersebut mendarat tepat di tembok dan menimbulkan bunyi gaduh.

Grompyang!

Untungnya lagi piring tersebut terbuat dari seng, jadilah tidak hancur dan masih bisa digunakan kembali walaupun ada peyoknya sedikit.

" Bagus, jam segini baru pulang. Habis nglayap Dari mana saja kamu Citra!" pekik Bu Indah dengan berkacak pinggang, sok jagoan.

Huft!

Dikiranya Citra takut apa!

" Kenapa Bu? masalah buat Ibu? Selorohnya sambil mengelus dadanya. Jujur saja, Citra cukup terkejut dengan aksi piring terbang barusan.

Mata Bu Indah semakin melotot dibuatnya,

" Oh iya jelas masalah! dong Kamu ini tinggal di rumah saya, nggak bisa seenaknya main pergi begitu saja! Sadar diri kamu !" Sarkas Bu Indah.

Citra pun berjalan santai kemudian duduk di ruang tamu dan mulai menuangkan air dalam ke gelas yang memangnya selalu tersedia di atas meja ruang tamu.

Citra mengabaikan mertuanya dan lebih memilih minum terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa terkejutnya.

Kamu budeg, ya!

Dibilangin orang tua bukan yang jawab ini malah minum dan habisin air minum!" Semprot Bu Indah lagi.

" CK, apa sih Bu! Citra itu haus. Kalau soal Citra yang numpang di rumah ini kan wajar, Citra kan istrinya anaknya ibu, dan aku ini menantunya ibu.

Lagi pula Citra kurang sadar diri kayak gimana lagi coba?

Semua pekerjaan rumah Citra semua yang ngerjain, sampai nyuci'in sempak ibu juga Citra yang cuci.

Kurang tak tahu diri gimana lagi yang Ibu maksud?" Balas Citra menjawab. Sudah dibilang kan, Citra mau ditindas, dan dia tak mau dibully.

Selama dia merasa benar, maka dengan suara keras dia akan menjawab.

" Eh kamu! Menjawab terus kalau ada orang tua ngomong! Harusnya kamu itu diem dan nurut apa kata ibu!

Jangan membantah terus bisanya, kuwalat baru tahu rasa Kamu! Corocos Ibu Indah Dengan mata mendelik.

" Lah, Ibu ini gimana sih!

Tadinya Citra diam Ibu marah, Citra jawab ibu juga marah. Maunya Ibu tuh kayak gimana sih?

Heran aku" sahut Citra sengaja membuat tensi darah sang Ibu mertua naik, kalau bisa sampai kena stroke atau mungkin mati sekalian.

Jika begitu kan aman dan tentram rumah ini.

Nggak bakal ada omelan nenek lampir lagi.

Astagfirullah ! Nggak boleh mendoakan orang cepat mati Citra! Aku dikabulkan oleh Allah nanti.

Batin Citra dalam hati.

" Pokoknya kamu itu diem saja kalau ibu lagi marahin Kamu, dan baru menyahut kalau ibu tanya. Paham kamu?"

" Nggak paham tuh mana mau Citra ditindas sama ibu, ibu itu jangan jadi mertua dzolim, awas nanti keburukannya sempit." Saut Citra yang kemudian langsung kabur masuk ke dalam kamarnya.

Heh, bocah gendeng. Bicara apa kamu Citra!" Pekik Bu Indah dengan nafas yang mulai kambuh. Megap-megap seperti sedang menghadapi sakaratul mampus!

Ceklekkk

" Hihihi Rasain nenek peot! Heran, perasaan marah-marah terus ." Citra langsung mengunci kamarnya dan terkikik geli di balik pintu kamarnya.

" Alhamdulillah ternyata sudah jam setengah satu, pantesan nenek rombeng itu mengamuk, ternyata aku pergi selama itu..." gumam Citra setelah melihat jam yang tertempel di dinding kamarnya.

" Sholat dulu ah, habis itu mulai cari peruntungan di ponsel." gumamnya kemudian membuka sedikit pintu kamarnya dan ternyata si nenek Lampir sudah get out. Kalian sudah tidak ada di tempat.

" Aman" gumam Citra kemudian langsung pergi menuju kamar mandi yang berada di belakang rumah.

Selesai menunaikan kewajibannya kepada yang maha pencipta langit bumi dan sisinya, Citra pun mulai rebahan dan mulai belajar untuk membuat buku cerita.

Tadi dia sudah diberi arahan oleh sang besti Manda. Sekarang dia dan Manda bukan teman lagi , tapi besti. Kata gaulnya sih seperti itu, tentu Citra mengikuti julukan-julukan kemajuan zaman sekarang dong. Biar nggak dikatain kampungan oleh netizen.

" Hem, sepertinya gambar ini cocok deh untuk dibuat koper," gumamnya kemudian mendownload gambar tersebut dan dia edit sedemikian rupa.

Setelah selesai, dia mulai mengunggahnya di aplikasi novel untuk dia buat cover dalam ceritanya.

" Oke, sudah selesai!" pekik Citra sedikit heboh karena dalam 4 jam dia sudah bisa membuat 3 BAB sekaligus.

" Kata Manda minimal 5 Bab kan Untuk bisa dapat kontrak? Hemmm, dilanjut nanti malam lagi deh, lelah mata saya." gumam putra yang merasa lelah di matanya. Dia juga mengantuk. Dia berdiri ternyata sudah pukul 04.00 sore.

Buru-buru Citra pun segera keluar dari kamarnya dan memulai memasak untuk makan malam mereka nanti.

Keburu nenek rombeng itu kembali mengamuk.

" Apa lagi ini Citra? Kok cuma ikan asin sama oseng kangkung!" Seru Adit yang laki-laki komplain dengan lauk yang dimasak oleh Citra.

" Sesuai uang yang kamu kasih lah Mas, kalau mau makan ayam atau daging babi, minimal tambahin uang belanjanya." Seluruh Citra menyahut.

" Eh bicara apa kamu Citra? Kita ini muslim, nggak boleh makan yang haram." Sahut Ibu Indah.

" Lah Ibu setiap hari saja minta jatah aku, itu tuh sama aja haram Bu, tidak berkah. Dan nanti di neraka perut ibu diisi batu menyala-nyala loh..." Sahut Citra.

" Heh, kamu doain ibu masuk neraka gitu ?

Lihat Adit, lihatlah tingkah istrimu ini, sudah kelewat batas sama ibu!" Adu Bu Indah kepada putra kebanggaannya.

Adit pun memijit pelipisnya karena merasa pusing dengan 3 ibu dan istrinya yang hampir setiap hari dan waktu selalu cekcok.

" Apa yang dibilang Mbak Citra benar sekali ibu, Ibu kuasai uang Mas Adit terus, ingat Bu di sana ada hak Mbak Citra." Nimbrung Haris tiba-tiba ikut berkomentar.

Di bawah meja, Citra pun memberikan jempolnya kepada sang adik iparnya. Haris membalasnya dengan kerlingan mata.

" CK, tahu apa kamu Haris? Bocah bau kencur kayak kamu itu nggak usah ikut-ikutan!" Semprot Ibu Indah kepada anak keduanya.

" Tahu tuh Haris seharusnya kamu dukung ibu yang mengatur keuangan Mas Adit, kalau dikasih pegang Sama istrinya, bisa habis dibuat foya-foya nggak jelas nanti" sarkas Sarah melirik sinis pada sang kembarannya. Semenjak kehadiran Citra di rumah itu si kembar Haris dan Sarah pun mulai Pak sejalur lagi. Kerap cekcok karena perbedaan pandangan.

Sarah yang lebih dominan dan mendukung sikap ibunya untuk memegang keuangan sang putra sulung, sementara Haris merasa kasihan dengan nasi sang kakak ipar yang sedari awal tak disukai ibunya.

Gegara cuma anak petani dari kabupaten sebelah. Dan sekarang menjadi yatim piatu karena kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Bahasa kasarnya Citra itu anaknya orang miskin, dan ibu indah sebab tak suka itu.

Terkadang hari ini heran sendiri, lah keluarganya saja orang biasa-biasa saja, kerja pun serabutan, lah kok menghina Citra sampai sampai segitunya.

Menurut Haris lebih Mending kehidupan Citra yang setidaknya di kampungnya sana masih ada sawah sepetak, lah mereka?

Sama sekali tidak punya!

" Sarah, memang kamu mau kalau kelak nanti saat menikah kamu juga nggak dikasih nafkah sama suamimu?

Buat beli bedak seharga 30 ribu saja suamimu tidak mau belikan, terus kalau tidak dikasih kamu mau bedakan sama apa? Atau tepung kah? Tanya Haris pada sang kembaran dan tentu untuk menyindir sang kakak.

" Apa Citra mengadu pada Haris?" Adit Malah salah paham Dan menganggap istrinya telah mengadu kepada adiknya.

" Ih, ya ogah dong! Tentu suamiku harus memberikan gajinya full ke aku! Aku kan istrinya!" Sahut Sarah dengan lantang.

Bu Indah, terlihat gemas dengan jawaban sang anak bungsu,

" Nah itu maksud aku, Mbak Citra kan istrinya Mas Adit, sudah kewajibannya Mas Adit Memberi nafkah untuk Mbak Citra. Sandang pangan dan papan harus Mas Adit sediakan untuk Mbak Citra, jangan sampai kekurangan" Haris terdengar lebih bijak daripada keluarganya.

" CK, kan sudah dikasih semua. Makan dan tempat tinggal, kurang apa lagi? Kalau masalah uang, Citra itu boros, makanya uang kakak kamu ibu yang ngatur." Sanggah Ibu Indah.

Haris pun geleng-geleng kepala, memang bebal ibunya ini. Mencari benarnya sendiri.

" Sudah, kamu diam Haris. Masalah rumah tanggaku kamu jangan ikut campur. Aku tahu mana yang baik Dan mana yang tidak" tegur Adit kepada sang adik.

Haris pun menghendikan bahunya acuh.

" Hem, terserah kalian, yang penting haris sudah mengingatkan. Nanti kalau kena azab tanggung sendiri karena menzalimi Mbak Citra" selorohnya mulai acuh kembali. Dan memakan dengan nikmat sayur asem dan juga ikan asin yang kakak iparnya masak.

Wajah Adit dan ibunya pun langsung sewot karena dikatain dzolim oleh Haris.

" Citra sayang....". Ketika malam hendak tidur, Adit menghampiri istrinya untuk meminta jatah.

" Apa Mas?" Mata Citra memicing dan mencium bau-bau kucing garong.

Ups!

" Mas pengen...."

Ucap Adit mulai meraba-raba tubuh Citra.

Citra pun pasrah, sekesal apapun dia Kepada sang suami, tetap dia harus menjalankan tugasnya sebagai istri.

Citra masih takut kena laknat para malaikat karena menolak keinginan suaminya.

Jadilah malam itu Citra melayani suaminya.

'' Ugh, Citra mau Mas keluar. Arghhhh !" Adit melonglong saat mengeluarkan ledakan kenikmatannya.

" Loh, kok udah keluar aja Mas? Baru saja celup..." gerutu Citra dengan wajah masam.

1
Maulidia Okta
ha ha kamu blm tau aja, San, gimana pelitnya Seorang adit
Maulidia Okta
kirain rentenir, ternyata group Arisan to....
makanya by Indah jadi orang tamak bamget.....
benjol kan jadunya....
Wanita Aries
Ka. Ada yg plagiat karya kk ini lho. Cm tokoh namanya diganti.
Semoga sukses trus ya ka
Maulidia Okta
ceritanya menarik kak
Maulidia Okta
jangan² bu Indah berurusan sama rentenir ya
Maulidia Okta
Ayo citra jangan mau di fitnah Cari kebenarannya....
Maulidia Okta
hat² bu Indah...
entar Kalo citra keluar sungut nya bisa Struk lho 😄😄😄
Maulidia Okta
sinta kamu Emang Murah an banhet ya
Semoga citra tau, habis kau adit.....
Maulidia Okta
akhirnya dapat gaji juga...
ikut seneng citra.....
Nurhasanah
seru, semangat berkarya thor.
Zalva riziq
banyak typo nya sampe bingung bacanya ...semangat aja deh
Wanita Aries
Ka,, baru mampir..
Kebetulan cerita kk sama dgn sebelah cm beda nama. Cb kk cek judulnya ‘ketika kesabaran berakhir’
Mauliya Pasuruan Pasuruan
amin
Maulidia Okta
Rasain kamu dit....
Maulidia Okta
semangat thor
Maulidia Okta
Aduh citra kamu bar bar bagetz
Maulidia Okta
eh Ibu mertua, Awas ya entar klo citra Sukses yesel deh
Maulidia Okta
Semoga awal Pertemuan yg menghasilkan cuan
Maulidia Okta
semangat kak, Walau banyak typo😊😊
Uswatun Hasanah
lagi dong next ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!