10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Dan seperti apa kisah cinta mereka? apa kah mereka masih bersama orang yang sama yang mereka sukai dan mereka temui pada masa kecil atau kah justru berpindah hati?
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Di sebuah rumah mewah lantai dua, seorang pria paruh baya tengah berdiri diambang pintu kamar sang putra. Lelaki paruh baya tersebut sempat mendengar gumaman lirih putra semata satu-satunya tersebut.
"Hm." Lelaki paruh baya tersebut berdehem pelan, yang membuat putra nya langsung terjingkat kaget.
"Papa, sejak kapan Papa disini?." Putranya yg kira-kira berumur 17 tahun itu langsung bertanya pada sang Ayah.
"Kenapa, kamu takut Papa mendengar apa yg sedang kamu bicarakan?." Tuding Papa nya, sambil menatap sang putra dengan mata memicing tajam.
"Memang nya Papa mendengar apa yg aku bicarakan?." Selidik kemudian, lelaki itu sedang menyembunyikan wajah cemasnya, karena itulah dia malah menjawab pertanyaan dengan pertanyaan pula.
Lelaki paruh baya yg di panggil Papa tersebut langsung terkekeh pelan.
"Tadi Papa mendengar kamu menyebut nama seorang gadis? Dan kalau Papa tidak salah dengar kamu menyebutkan nama Zea, apakah Zea yg kamu maksud adalah putri dari Tuan Dirgantara itu?." Sahut Papa nya, dengan diakhiri kalimat tanya.
"Iya Pa betul." Sahut sang putra.
"Lalu ada apa dengan Zea, tadi Papa sempat dengar kamu menggumamkan kalimat yg mengatakan jangan sampai Zea celaka, memang nya apa yg terjadi?." Selidik sang Papa, memang hanya kata jangan sampai Zea celaka saja yg sempat dia dengar tadi.
"Apa hanya itu yg sempat Papa dengar?." Lagi-lagi pertanyaan di balas dengan pertanyaan.
"Kamu ini kalau Papa nanya selalu di jawab oleh pertanyaan." Keluh Papa nya.
"Iya Papa hanya dengar kamu bergumam jangan sampai Zea celaka, memang nya Zea kenapa?." Papa nya juga mengulang pertanyaan yg sama.
Mendengar perkataan Papa nya barusan, remaja laki-laki tersebut sangat lega, sebab itu artinya, Papa nya tidak mengetahui apa yg dia lakukan.
"Aku berkata demikian, karna ada salah satu teman ku yg mengatakan bahwa salah satu saudara kembar Zea hampir tertabrak mobil, kalau saja dia tidak di selamatkan oleh seorang gadis, hingga yg celaka adalah gadis tersebut, karna itulah aku cuma bisa berharap semoga gadis itu bukan Zea." Jelas sang putra, bisa saja dia berkilah.
"Haruskah, Papa menanyakan hal ini pada Tuan Dirgantara langsung, agar kita tahu apakah Zea mu itu baik-baik saja?." Tanya Papa nya, Papa nya tahu betul, kalau putranya memang sangat menyukai Zea.
Bahkan saking suka nya putranya tersebut terhadap Zea, dia pernah di minta untuk melamar Zea langsung pada keluarga nya.
"Tidak perlu Pa, besok aku akan cari tahu sendiri saja, tidak enak ini sudah malam." Tentu saja remaja lelaki tersebut tak akan mau Papa nya menelpon Tuan Dirgantara, sebab jika itu terjadi, sudah pasti keluarga Ditunggu akan mencurigai nya, lantaran dia bisa mengetahui bahwa salah satu anak nya hampir tertabrak.
"Ya sudah kalau begitu, kamu istirahat lah, jangan terlalu memikirkan gadis itu, banyak yg menjaganya, tugas mu adalah berusaha untuk meluluhkan hatinya itu saja."Ujar sang Papa sambil menepuk pundak sang putra.
Usai berkata demikian Papanya berlalu, dan tinggallah dia seorang diri.
Huufffttt Remaja tersebut menghela nafas dalam.
"Bagaimana aku bisa meluluhkan hatinya Pa, sedangkan ke 2 kakak nya itu selalu menjaga ketat dirinya, dan selalu menghalangi setiap kali aku ingin mendekati nya." Gumam lelaki tersebut, dengan tatapan mata yg menatap lurus kedepan seolah menerawang.
"Maaf calon kakak-kakak iparku yg tampan- tampan, aku harus menyingkirkan kalian, agar kalian tidak menjadi penghalang antara aku dan Zea." Monolog lelaki itu lagi.
"Dan untuk Papa, maaf pula aku tidak bisa menuruti perkataan Papa untuk merelakan Zea bersama orang jika dia tidak bisa mencintaiku, dia hanya boleh menjadi milikku, maka akan ku lakukan apa saja untuk mendapatkan nya." Gumam lelaki itu lagi dalam hati.
Setelah itu, lelaki tersebut langsung merebahkan tubuh nya ke atas kasur king size milik nya, mata lelaki tersebut menatap ke sekeliling kamar nya, dan pandangan mata nya berhenti tepat di beberapa foto yg terpajang indah di dinding kamar nya.
Ada puluhan foto seorang gadis dengan berbagai pose dan gaya, mulai dari dia tersenyum, sampai cemberut pun juga ada.
"Selamat malam kesayangan, sampai bertemu di dalam mimpi." Gumam nya pelan, setelah itu lelaki tersebut langsung memejamkan mata nya dan pergi ke alam mimpi.
***
Di Rumah Sakit Bhakti Hasana.
4 orang tengah berlarian kecil menyusuri koridor rumah sakit, tujuan mereka saat ini adalah ruang UGD, sesuai perkataan Zayn, Tak butuh waktu lama, 4 orang yg tak lain dari si kembar dan kedua orang tuanya telah tiba di depan ruang UGD.
Tampak disana Zayn sedang duduk termangu, pandangan mata lelaki itu tampak kosong, dia terlihat begitu banyak fikiran.
"Kakak Zayn." Zea langsung memanggil kakak laki-laki nya yg satu itu.
Zayn terjingkat kaget, lantaran tak menyadari bahwa keluarga nya telah datang. Lelaki tampan tersebut langsung bangkit dari duduk nya.
"Mommy." Zayn langsung memeluk sang Mommy.
Claudia membalas pelukan hangat sang putra, sambil mengusap-usap lembut punggung Zayn.
"Tenang lah jangan takut, Mommy sama Daddy dan juga saudara-saudara mu sudah disini." Claudia berkata untuk menenangkan sang putra.
Sementara Elang dan yg lain hanya menyimak, biarlah Mommy mereka yg menenangkan Zayn. Zayn melerai pelukkan nya, dan berkali-kali mengambil nafas dalam dan mendorongnya secara perlahan.
Setelah itu remaja laki-laki tampan tersebut menatap semua orang bergantian.
"Maaf sudah menyusahkan kalian semua, dan membuat kalian khawatir." Ujar Zayn pelan, lelaki tersebut kembali duduk di kursi yg ada di depan ruang UGD tersebut.
Karna Zayn telah duduk kembali, yang lain nya pun ikut duduk di sisi kiri dan kanan Zayn, mereka siap mendengar cerita Zayn.
"Kakak, katakan apa yg terjadi, dan siapa yg sedang kakak tunggu di ruangan ini?." Zea langsung bertanya pada Zayn, dengan nada yg penuh kehati-hatian agar kakak nya tidak merasa tertekan.
"Di dalam sana ada seorang gadis yg tak ku kenal, tapi dari kartu identitasnya yg sempat ku lihat, nama nya Senna ..." Perkataan Zayn langsung di sela oleh Zio.
"Jadi kamu meminta kami datang malam-malam kemari dan membuat kami khawatir, hanya karna kamu menolong seorang gadis yg tidak di kenal, kamu benar-benar tidak masuk akal Zayn." Omel Zio.
"Kakak Zio, dengarkan dulu cerita kak Zayn, bisa jadi kan kak Zayn yg tidak sengaja menabrak gadis itu." Zea mengomeli Zio. Yang membuat Zio langsung terdiam, karna perkataan Zea sangat masuk akal, kenapa Zio tidak berfikir kesana.
"Baik-baik, Maaf, lanjutkan Zayn." Zio mengakui kesalahan nya.
"Zayn apakah benar yg di fikirkan adik mu? Bahwa kamu tidak sengaja menabrak gadis itu?." Tanya Elang pelan.
"Tidak Dad, cerita nya justru lebih rumit dari itu." Sahut Zayn.
"Jelaskan." Ujar Zio.
"Saat aku mau pulang setelah membeli roti bakar, aku tidak menyadari bahwa dari sisi kanan ku ada sebuah mobil yg melaju kencang, dan hendak menabrak ku, tetapi gadis itu menyadari nya, dan dia berteriak memberikan tahuku, bahwa ada mobil dan meminta ku untuk minggir, tapi saat aku melihat jarak mobil tersebut dan aku hanya beberapa meter saja, aku panik, dan saat itu juga aku tak bisa bergerak, tubuhku rasa nya kaku, dan kaki ku terasa berat untuk sekedar melangkah, hingga aku merasakan tubuhku di dorong seseorang, dan berakhir gadis itulah yg tertabrak, karna dia menyelamatkan ku." Cerita Zayn panjang lebar. Yang membuat semua orang disana tampak begitu shock mendengar nya.
"Mom, Dadd, aku takut, bagaimana kalau gadis itu tidak selamat." Ucap Zayn, rupanya itu yg dia takut kan.
"Kakak, percaya saja pada Tuhan, gadis itu begitu baik, aku yakin orang yg baik tidak akan Tuhan biarkan celaka, Tuhan akan selalu melindungi nya." Zea berkata seraya menggenggam erat telapak tangan Zayn. Zayn menatap adik perempuan nya tersebut, Zea menampilkan senyum menenangkan.
"Aku juga berharap demikian Zea, kasihan dia, gara-gara menolongku, dia yang terluka parah, dan harus di operasi." Sahut Zayn.
"Aku sungguh-sungguh berhutang nyawanya." Tambah Zayn lagi.
"Lalu sekarang bagaimana keadaan gadis itu?." ucap Zio angkat bicara.
"Dia akan segera di pindahkan ke ruang operasi karna terjadi pendarahan hebat di kepala nya." Jelas Zayn.
Di saat yg bersamaan, seorang Suster keluar dari ruang UGD, dan langsung bertanya pada semua orang.
"Siapa disini yg merupakan keluarga dari pasien?." Tanya Suster tersebut.
Ke 5 orang yg mendapatkan pertanyaan demikian sontak langsung bertukar pandang.
\*
Bersambung....................
salam kenal Thor maaf baru menyapa 😅 ,karna trllu serius mmbca cerita mu jd lp ma yg nulis crt ny😅.
di tggu up slnjut ny
lanjut ceritanya
bikin bingung membaca