Dia yang memberiku kehidupan.. tapi justru dia sendiri yang menghancurkan hidupku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Aprinsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 4
Hari yang sangat sibuk. Setelah kegiatan nya di kantor Sinta memutuskan untuk membeli beberapa perlengkapan musim dingin untuk di bawa ke Amerika besok pagi. Di sebuah butik ternama asal Paris yang bernama LV dan sudah barang tentu harga produknya kisaran puluhan juta. Langkahnya terhenti pada sebuah mantel epik yang memang di khususkan untuk musim dingin. Di temani pramuniaga yang begitu responsif memberikan pelayanan terbaik kepada pembeli vip karena sinta sudah terdaftar sebagai member vip sejak lama.
Sungguh tak di sangka, saat Sinta selesai mencoba mantel tersebut dan keluar dari ruang ganti dirinya di kejutkan oleh seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah Bibi Salamah.
“Bibi, Bibi disini juga?”
“Hah, ya ampun. Kenapa harus bertemu denganmu disini? Membuat suasana hati Bibi jadi tidak enak,” celetuk Bibi Salamah yang tentu saja membuat semua pengunjung dan juga para staff butik tersebut memperhatikan nya.
“Bibi, apa maksudmu? Saya hanya terkejut karena saya pikir bibi masih sakit. Tapi syukurlah bibi sudah sehat. Ngomong-ngomong bibi sendirian? Atau bersama Bimo?”
“Kamu pikir Bimo pengangguran hingga ga ada pekerjaan menemaniku belanja,” jawab Bibi Salamah acuh sambil memilih beberapa tas yang terpajang di etalase.
Seorang pramuniaga dengan sopan memberikan paperbag belanjaan kepada Sinta dan itu artinya Sinta sudah selesai berbelanja.
“Bibi, saya sudah selesai berbelanja jadi saya pamit pulang dulu. Bibi selamat berbelanja.”
Saat ingin berbalik Bibi Salamah dengan cepat menghentikan nya.
“Tunggu! Aku dengar kau dan anakmu akan ke Amerika.”
“Iya Bibi, besok pagi saya dan Gabriel pergi ke Amerika. Sudah lama Gabriel tidak bertemu oma dan opanya. Dia ingin berlibur menghabiskan liburan sekolah.”
“Baguslah! Setidaknya Bagas bisa bernafas lega meskipun cuma sesaat.”
“Apa maksud bibi bicara seperti itu?”
“Sudahlah bibi sibuk. Oh ya kau ingin tau bibi datang bersama siapa?”
Gestur bibi menunjukan bahwa Sinta harus menunggu. Sementara dia terlihat menghampiri seorang wanita muda yang menurut Sinta cantik hanya saja sedikit berpakaian aneh. maksudnya perpaduan dan pemilihan gaya busananya terkesan maaf agak norak, dan mungkin murah. Tapi siapa wanita ini? di lihat dari usianya tidak menunjukan bahwa mereka berteman. Apa dia bagian dari keluarga mas Bagas..? Tapi bukan kah keluarga mas Bagas hanya ada bibi dan Bimo. Lalu siapa dia?
“Perkenalkan Sofi, dia baru saja bercerai dari suaminya. Dia ini gadis yang baik, penurut, tidak pelit dan, dulu dia sangat di cintai oleh Bagas.”
Deg!
Entah kenapa hatiku terasa seperti di gigit semut. Aku mengulurkan tangan saat bibi mencoba memperkenalkanku dan akupun melihat senyum aneh yang terukir di bibir wanita bernama Sofi tersebut. Tapi saat dia berkata bahwa dulu dia sangat di cintai oleh mas Bagas, naluriku berkata bahwa akan ada sesuatu yang terjadi. Aku masih terdiam sedikit mencerna perkataan Bibi Salamah. Namun dengan tidak sopan nya wanita itu menarik tangan nya kasar dan pergi meninggalkanku bersama Bibi Salamah.
————
Malam pukul 22.00
Sinta menaiki ranjang bersiap untuk tidur setelah berhasil menidurkan anak semata wayang nya.
sementara sang suami yang sudah lebih dulu di ranjang terlihat asik dengan laptop menyelesaikan beberapa pekerjaan.
“Mas, Istirahatlah.”
“Sebentar lagi sayang, mas ada yang harus di selesaikan. Kamu tidurlah nanti mas menyusul.”
Entah kenapa meskipun sudah nencoba untuk memejamkan mata tapi pikiranku masih dipenuhi oleh beberapa pertanyaan yang sebenarnya ragu untuk di tanyakan.
“Sayang, kenapa? Kamu terlihat gelisah. Apa kamu gak rela meninggalkanku ke amerika besok pagi hmm? Tidak bisa jauh dariku?” Celoteh mas Bagas sembari memeluk dan memainkan jarinya di perut sang istri.
“Pertanyaanmu membuatku geli. Ahahaha,” merekapun bercanda gurau dengan setiap perkataan Bagas yang sepertinya ingin memancing ke arah hubungan suami istri.
“Mas, boleh aku bertanya sesuatu?”
“Tentu saja! Jangankan pertanyaan, apapun akan aku lakukan untuk istriku tercinta.”
“Tadi sore aku bertemu Bibi Salamah di butik bersama seorang wanita muda bernama Sofi.”
Sinta memperhatikan ekspresi wajah mas Bagas yang seketika berubah saat ia menyebutkan nama itu. Dia terlihat bingung dan cemas di waktu yang bersamaan.
“Kalau boleh tau Sofi itu siapa mas?”
“Mmm, itu, bibi bersamanya? Mmm, maksud mas dia itu teman lama mas.”
“Hanya teman?”
“Mm, dia, dia sebenarnya, mantan kekasih mas dulu.
Ta tapi aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan nya. Dulu kami berpisah saat mas baru bekerja di perusahaan kak Arya. Saat itu mas masih belum punya apa-apa dan orang tuanya menjodohkan dia dengan orang yang lebih kaya. Tapi kamu harus tau, saat ini hanya kamu satu-satunya wanita yang mas cintai di dunia ini. Tidak ada orang lain yg bisa menggantikanmu di hati mas. Percayalah padaku.”
Terlihat keraguan saat mas Bagas ingin menjelaskan kepadaku, seperti takut jika aku akan marah ataupun cemburu. Ya meskipun aku akui sebagai istri aku cemburu, tapi dengan kejujuran mas Bagas aku cukup yakin bahwa mas Bagas hanya mencintaiku. Dan hubungan nya dengan wanita yang bernama sofi itu hanya masa lalu.
“Tapi aku dengar dia sudah bercerai?”
“Bibi juga cerita kepada mas bahwa orang tuanya sudah meninggal. Dan dia bercerai karena suaminya kerap melakukan KDRT.”
“Kasihan ya mas. Dia wanita yang malang.”
“Sudahlah, itu urusan orang lain. Yang penting sekarang keluarga kita yang utama. Kita akan hidup bahagia bersama Gabriel sampai kita punya cucu atau cicit.”
“Hahaha. mas bisa aja. Yasudah kita tidur, besok pagi penerbanganku jam 7 pagi.”
————
Waktu penerbangan tiba. Sinta berpamitan dengan memeluk erat suami tercintanya. Entah mengapa perasaan nya sedikit gelisah. Bukan soal kepergian nya, tapi pikiran-pikiran nya mengenai wanita lain sejak semalam. Tapi ia hanya bisa berdoa semoga Tuhan melindungi keluarganya terutama suami tercintanya.
“Mas, jaga diri ya. Ingat bahwa aku dan anakmu sangat mencintaimu.”
“Tentu saja sayang. Nikmatilah liburan kalian. Jangan pikirkan pekerjaan. Mas akan menunggumu pulang.”
Dan Sinta pun melangkah pergi bersama dengan anak semata wayangnya dengan perasaan yang sedikit resah. Entah apa yang akan terjadi di masa depan. Sungguh menjadi rahasia Tuhan.
——
Siang ini di kantor terasa sedikit berbeda, karena tidak biasanya Bibi Salamah datang berkunjung.
“Bibi, tumben bibi datang ke kantor? Apa bibi mencari Bimo? Dia baru saja keluar untuk makan bersama klien.”
“Memangnya bibi tidak boleh datang ke kantor? Bibi sengaja datang untuk menemuimu.. dan lihat siapa yang bersama bibi.”
“Sofi ?!”
“Mas, apa kabar? Lama tidak bertemu. Bibi mengajaku menemuimu untuk memberikanmu ini.”
Sebuah rantang berisikan makanan yang di siapkan Sofi untuk Bagas dan tentu saja ini adalah ide dari Bibi Salamah. Dengan beralasan makan siang bersama Bibi Salamah mempunyai maksud tersendiri di balik perhatian nya pada sang ponakan.
“Sebenarnya tidak perlu repot, karena sudah ada catering sehat langganan yg sudah di siapkan Sinta setiap jam makan siang.”
“Heh, sesekali kamu harus coba masakan Sofi. Bukankah sudah lama sekali juga kalian berdua tidak makan bersama. Sudah-sudah! Duduk dan makanlah!”
Si shinta bloon, si bagas pilnplan
jangan lupa mampir juga di novel aku
" bertahan luka"
Terima kasih