Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Damian kembali masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang sedang menunggunya.
"Ayo sayang diminum dulu teh hangatnya." Damian membantu Luna untuk duduk agar mudah untuk minum.
"Terima kasih Mas."
Luna kembali berbaring di atas tempat tidur sambil memandang wajah suaminya.
"Untuk menebus kesalahanku, bagaimana kalau kita bulan madu ke Bali. Apakah kamu mau" tanya Damian menggenggam tangan istrinya.
"Iya mas, aku mau." jawab Luna.
Luna ingin tahu apa yang sedang disembunyikan oleh suaminya.
"Sekarang kamu tidur dulu ya, Mas hari ini tidak masuk kerja." pinta Damian yang ingin menemani istrinya yang sedang sakit.
Damian naik ke atas tempat tidur dan kembali memeluk erat tubuh istrinya.
Ia menepuk-nepuk punggung istrinya agar lekas beristirahat.
"Maafkan aku yang sudah tidak setia." ucap Damian dalam hati.
Damian merasa dadanya yang terasa sesak ketika mengingat kejadian pagi tadi.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa mengatakan kepada Luna tentang kejadian ini dan aku tidak bisa melihat Ayana yang akan melukainya dirinya sendiri."
Melihat istrinya yang sudah tertidur pulas, Damian bangkit dari tempat tidurnya.
Ia berjalan menuju ke ruangan kerjanya untuk menenangkan pikirannya.
Disaat sedang melamun tiba-tiba ia mendengar ponselnya yang berdering.
Ia mengambil ponselnya dan melihat Ayana yang sedang menghubunginya.
"Mas Damian, kenapa tidak menemani aku?" tanya Luna yang tiba-tiba muncul di ruang kerjanya.
Damian yang terkenal langsung mematikan ponselnya.
Luna melihat suaminya yang sedang mematikan ponselnya dan ia pun langsung duduk sambil memeluk tubuh suaminya.
"Mas Damian kenapa berkeringat seperti itu?"
"Disini gerah sayang, ayo kita tidur lagi." Damian membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar.
Sesampainya di kamar Damian langsung memeluk dan menepuk-nepuk punggung istrinya agar kembali tidur.
Sementara itu di tempat lain dimana Ayana membanting semua barang yang ada di kamarnya.
Ia sangat marah ketika Damian tidak mau mengangkat ponselnya.
"Lihat saja nanti, kalau dua Minggu kamu tidak memberitahukan kepada Luna. Aku yang akan memberitahukan semuanya kepada Luna." ucap Ayana yang semakin terobsesi dengan Damian.
Keesokan harinya
Sesuai janjinya Damian mengajak istrinya untuk bulan madu ke Bali.
"Sayang, ayo kita berangkat sekarang." ajak Damian.
"Iya Mas." ucap Luna yang kemudian berpamitan kepada Bi Tika dan Ronny.
Damian segera melajukan mobilnya menuju ke Bandara.
"Mas kita mampir beli jus jeruk dulu ya." pinta Luna yang kembali merasakan mual.
Luna masih belum memberitahukan kepada suaminya kalau sekarang dia sedang hamil.
"Iya sayang, nanti kita beli di bandara saja." ucap Damian.
Damian kembali fokus menyetir dan beberapa menit kemudian mereka telah sampai di bandara.
Sebelum masuk ke pesawat, Damian membeli jus jeruk yang diinginkan oleh istrinya.
Setelah itu mereka berdua masuk kedalam pesawat dan duduk di kelas bisnis.
Luna membuka jus jeruk dan mulai menikmati minumannya.
"Apakah rasanya enak sayang?" tanya Damian.
"Iya Mas." Luna meminta Damian untuk mencicipi jus jeruk itu.
Damian mengernyitkan keningnya saat merasakan jus jeruk yang sedikit asam.
Tak berselang lama pesawat mulai lepas landas menuju ke Pulau Bali.
Damian menggenggam tangan Istrinya yang masih menikmati jus jeruk.
Untuk sementara ia bisa bernafas lega karena tidak memikirkan masalah Ayana.
Setelah menghabiskan jus jeruknya, Damian meminta Luna untuk bersandar di bahunya.
Dalam hitungan detik Damian melihat istrinya yang sudah tertidur pulas.
"Maafkan aku sayang." ucap Damian dalam hati.
Damian tidak tahu harus mengatakan apa kepada Luna tentang kejadian yang dialaminya malam itu.
Dua jam kemudian pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai.
Damian membangunkan istrinya dan setelah itu mereka berdua turun dari pesawat.
"Mas, aku lapar." ucap Luna.
"Iya sayang, Mas juga lapar." Damian mengajak istrinya untuk mencari makanan saat perjalanan ke hotel.
Damian telah menyewa mobil untuk perjalanan mereka selama di Pulau Bali.
Mereka berdua masuk kedalam mobil dan segera Damian melajukan mobilnya.
"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Damian.
"Kita makan di sini saja Mas." jawab Luna yang menunjukkan lokasi dimana penjual nasi campur yang terkenal di Pulau Bali.
Damian menganggukkan kepalanya karena lokasi itu searah dengan hotel yang akan mereka singgahi nanti.
Sementara itu di tempat lain dimana Ayana baru saja memarkir mobilnya di halaman rumah Damian.
Ia tidak mengetahui jika saat ini Damian dan Luna sedang berada di Pulau Bali untuk bulan madu.
Ayana mengetuk pintu rumah dan berharap kalau Damian yang akan membuka pintunya.
Bi Tika membuka pintu dan melihat Ayana yang sudah berdiri di hadapannya.
"Kenapa Bibi yang membuka pintunya? Dimana Mas Damian?" tanya Ayana.
Bi Tika langsung ingat pesan dari Luna kalau ada orang siapa saja yang mencari Damian, Bi Tika harus mengatakan kalau Damian dan Luna sedang bulan madu di Paris.
Ayana menepuk pundak Bi Tika yang sedang melamun.
"Tuan Damian dan Nona Luna sedang bulan madu ke Paris." jawab Bi Tika.
Ayana yang mendengarnya langsung meradang dan ia langsung meninggalkan rumah Damian dengan wajah yang kesal.
Bi Tika langsung mengelus dadanya saat melihat Ayana yang tidak berpamitan dan langsung pergi begitu saja.
Kemudian Bi Tika mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Luna tentang Ayana yang baru saja ke rumahnya.
Luna tang sedang makan bersama suaminya langsung membuka ponselnya.
Ia langsung tersenyum tipis saat membaca pesan yang dikirim oleh Bi Tika.
"Sayang, apa ada yang lucu?" tanya Damian.
Luna menggelengkan kepalanya dan ia kembali melanjutkan makannya.
"Ponsel Mas Damian rusak?" tanya Luna yang dari tadi pagi tidak melihat suaminya yang memegang ponsel.
Damian menggelengkan kepalanya dan mengatakan kalau ia mematikan ponselnya. Ia tidak mau bulan madunya terganggu dengan Ayana yang selalu menghubunginya.
Setelah selesai makan Damian mengajak istrinya menuju ke hotel.
Tak butuh waktu lama untuk sampai ke hotel dan sesampainya di sana mereka masuk kedalam kamar.
Luna tidak mengedipkan matanya sama sekali ketika melihat kamar yang dipesan oleh suaminya.
"Apakah kamu menyukainya sayang?" tanya Damian sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Iya Mas, aku sangat menyukai kamar ini. Terima kasih Mas." jawab Luna.
"Untuk menebus kesalahanku kemarin bagaimana kalau sekarang kita berolahraga dulu." Damian langsung membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar mandi.
Damian langsung memberikan ciuman khasnya kepada istrinya.
Luna yang mendapatkan ciuman dari suaminya langsung membalasnya.
"M-mas, apakah aku boleh bertanya?" tanya Luna sambil memeluk tubuh suaminya.
"Iya sayang, ada apa?" jawab Damian.
"Apakah Mas Damian mencintai wanita lain?" tanya Luna
Deg
Seketika jantung Damian seperti berhenti berdetak ketika mendengar pertanyaan dari istrinya.
"Wanita lain siapa sayang? Selama hidupku hanya mencintai kamu seorang." jawab Damian
"Janji? Jika Mas Damian membohongiku, aku bersumpah kalau Mas tidak akan pernah melihatku lagi". ucap Luna dengan air mata yang mengalir.
Damian yang gemas langsung mencium kening, pipi, dan bibir istrinya.
Kemudian mereka berdua langsung melakukan ritual olahraga bersama di dalam kamar mandi.
Suara ambigu mereka terdengar jelas di dalam kamar mandi.
Setelah 30 menit kemudian Damian membopong tubuh istrinya dan membawa ke atas tempat tidur.
"Istirahatlah sayang." ucap Damian sambil memandang wajah istrinya.
Damian meneteskan air matanya saat mengingat perkataan istrinya.
"Aku janji akan selalu mencintaimu sayang." gumam Damian.