NovelToon NovelToon
Hancurnya Anak Pertama

Hancurnya Anak Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Little Fox_wdyrskwt

Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༺ ༻ BAB 4 ༺ ༻

...✧༺♥༻✧...

Hari-hari berlalu begitu cepat, RiRi mulai merasa nyaman dengan kehadiran neneknya yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Senja tiba, membawa kabar duka yang amat pahit. Sebuah telepon mengabarkan bahwa neneknya terjatuh di kamar mandi dan dalam kondisi kritis.

Tanpa berpikir panjang, RiRi, ayah, dan ibunya bergegas menuju rumah pamannya. Sepanjang perjalanan, suasana tegang dan mencekam menyelimuti mereka. Sesampainya di sana, suasana duka telah menyelimuti rumah. Aroma obat-obatan dan isak tangis memenuhi ruangan. RiRi melihat neneknya terbaring lemah, napasnya tersengal-sengal.

Waktu terasa berhenti. Di tengah isak tangis keluarga, neneknya menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan duka mendalam yang tak terobati bagi RiRi dan keluarganya. Kehilangan neneknya menjadi pukulan telak bagi RiRi, menambah beban kesedihan yang telah lama ia tanggung. Kehidupan RiRi seakan semakin gelap, tanpa ada cahaya di ujung terowongan.

Isak tangis RiRi menggema di ruangan sunyi itu, mencerminkan kepedihan yang begitu dalam. "Nenek… mengapa meninggalkan RiRi? Kenapa tidak mengajak RiRi bersama?". ucap riri dalam hati

suaranya parau, menunjukkan keputusasaan yang begitu dalam. Air mata membasahi pipinya, mengalir deras tanpa henti.

Tubuhnya bergetar hebat, seakan tak mampu menahan beban kesedihan yang begitu berat. "Siapa yang akan menemani RiRi?".

Pertanyaan itu menggantung di udara, mengungkapkan ketergantungan RiRi pada neneknya yang begitu besar. Hanya neneknya yang mampu memahami dirinya sepenuhnya, sebuah kenyamanan dan tempat bergantung yang kini telah sirna, meninggalkan RiRi dalam kesunyian dan keputusasaan.

Di tengah isak tangisnya, RiRi memeluk erat foto neneknya, seakan ingin merasakan kehangatan dan kasih sayang yang dulu selalu ia dapatkan. Kenangan indah bersama neneknya berputar di kepalanya, menambah rasa kehilangan yang begitu mendalam.

Kepergian neneknya bukan hanya kehilangan seorang anggota keluarga, tetapi juga kehilangan tempat bergantung dan sandaran hatinya. Kehidupan RiRi terasa semakin gelap, tanpa ada cahaya di ujung terowongan. Ia merasa benar-benar sendirian, terombang-ambing dalam lautan kesedihan yang tak bertepi.

...✧༺♥༻✧...

Hari-hari berlalu, namun kesedihan RiRi tak kunjung mereda. Rumah terasa sunyi dan hampa tanpa kehadiran neneknya. Setiap sudut rumah mengingatkannya pada kenangan indah bersama nenek, menambah rasa kehilangan yang begitu mendalam.

Tidur menjadi hal yang sulit baginya. Malam-malamnya dipenuhi mimpi buruk, bayangan-bayangan masa lalu yang mengerikan kembali menghantuinya. Ia sering terbangun di tengah malam, menangis tersedu-sedu.

Orang tuanya berusaha memberikan dukungan dan kenyamanan, namun RiRi merasa tak ada yang mampu menggantikan tempat neneknya di hatinya. Ia merasa kehilangan pelindung dan tempat bergantungnya.

Kepergian neneknya seakan membuka kembali luka-luka lama yang pernah ia alami. RiRi merasa rapuh dan sendirian, terombang-ambing dalam lautan kesedihan yang tak bertepi.

Pagi tiba, menandai awal hari yang berat bagi RiRi. Meskipun hatinya masih dipenuhi kesedihan, ia harus tetap pergi ke sekolah. Suasana di sekolah berbeda dari biasanya. Teman-teman dan guru-gurunya tampak berduka, menunjukkan rasa simpati dan belasungkawa atas kepergian nenek RiRi.

Mereka memeluk RiRi, mengucapkan kata-kata penghiburan, dan memberikan semangat. Beberapa teman bahkan memberikan uang takziah kepada RiRi, sebagai bentuk dukungan dan kepedulian. Namun, di tengah simpati dan dukungan tersebut, RiRi tetap merasa sendiri dan kehilangan.

Kehadiran teman-temannya dan guru-gurunya memang memberikan sedikit penghiburan, namun tak mampu mengobati luka mendalam di hatinya.

Di tengah kesedihan yang mendalam, kehadiran Yanti, teman sebangku RiRi, memberikan sedikit cahaya. Yanti adalah teman yang baik dan pengertian. Ia sering bermain ke rumah RiRi dan membantu neneknya mencabut uban, menciptakan momen-momen hangat dan penuh kasih sayang.

Mereka berdua sering berbagi cerita, membahas suka dan duka, membuat ikatan persahabatan mereka semakin erat. Kini, dengan kepergian nenek RiRi, Yanti merasa kehilangan juga. Ia turut berduka cita dan memberikan dukungan kepada RiRi.

 Di tengah kesunyian kelas, Yanti menepuk pundak RiRi dengan lembut. Suaranya berusaha terdengar ceria, namun tetap terdengar simpati. "RiRi, jangan sedih lagi. Kan ada aku."

Yanti berusaha memberikan semangat kepada RiRi, mengingatkan kenangan indah mereka bersama nenek RiRi. "Dulu aku sering cari uban nenek bareng kamu, kan?".

Kenangan itu seakan menghidupkan kembali momen-momen hangat dan penuh kasih sayang. Namun, RiRi hanya mampu menggelengkan kepala, air mata kembali menetes di pipinya. "Iya, tapi… itu tak akan terjadi lagi.".

Suaranya lirih, mengungkapkan kesedihan yang tak tertahankan. Kehilangan neneknya terasa begitu nyata dan menyakitkan.

Hari-hari berlalu, menandai babak baru dalam kehidupan RiRi. Kesedihan atas kepergian neneknya masih terasa, namun kehidupan terus berjalan. Suatu pagi, saat RiRi berada di kelas, suasana riuh rendah menggema di antara teman-temannya.

Gosip menyebar dengan cepat: ada anak baru yang akan bergabung di kelas mereka. Rasa penasaran dan kegembiraan bercampur aduk. Lalu, seorang gadis memasuki kelas. Detik berikutnya, RiRi merasakan sebuah kejutan yang tak terduga.

Gadis itu adalah Ara, teman lama RiRi yang dulu mereka sering bermain bersama sebelum RiRi pindah sekolah. Kegembiraan RiRi memuncak. Ia tak menyangka akan bertemu Ara lagi, apalagi sekelas.

Ara menghampiri RiRi dengan senyum ceria, "RiRi! Jadi kita sekelas nih!" suaranya penuh kegembiraan.

RiRi membalas dengan senyuman yang tak kalah lebarnya. "Iya… Oh iya, kenalin ini Yanti, teman sebangkuku." RiRi memperkenalkan Yanti kepada Ara.

Yanti membalas sapaan Ara dengan ramah, "Halo, kamu Ara, ya? Senang bertemu denganmu." Kehangatan persahabatan langsung tercipta di antara mereka.

Suasana kelas yang tadinya tegang karena kehadiran anak baru, kini berubah menjadi ceria. Yanti langsung mengajak mereka untuk bermain bersama sepulang sekolah. "Yuk, pulang sekolah kita main bareng!" ajaknya.

RiRi dan Ara menyambut ajakan Yanti dengan antusias. Kehadiran Ara seakan memberikan angin segar dalam kehidupan RiRi, mengurangi beban kesedihan yang selama ini ia rasakan.

...✧༺♥༻✧...

Sepulang sekolah, Yanti, Ara, dan RiRi bermain bersama di taman dekat sekolah. Namun, Yanti tampak gelisah dan terus memperhatikan RiRi. Ia mencari celah untuk menanamkan kebencian Ara terhadap RiRi.

Saat RiRi pamit pulang lebih dulu karena ada urusan keluarga, Yanti langsung menghampiri Ara. Dengan senyum manipulatif, ia memulai intriknya. “Ara,” katanya pelan,

“aku mau ngomong sesuatu tentang RiRi, tapi janji kamu nggak boleh cerita ke dia, ya?” Ara mengangguk setuju, penasaran dengan apa yang akan Yanti katakan.

Yanti melanjutkan dengan nada berbisik, “RiRi itu sebenarnya nggak disukai banyak orang di kelas kita. Dia suka ngadu, dan beberapa temannya bilang dia suka merebut mainan mereka. Terus, dia juga sering membicarakan orang lain di belakang mereka.” Yanti menambahkan beberapa detail yang membuat Ara semakin ragu terhadap RiRi.

Ia juga menambahkan beberapa detail yang sebenarnya tidak sepenuhnya benar, menambah bumbu-bumbu agar ceritanya lebih meyakinkan. Ara yang polos dan mudah percaya, mulai meragukan RiRi. Ia teringat beberapa kejadian di kelas yang mungkin menginterpretasikan perilaku RiRi secara negatif.

Yanti melihat kesempatan ini dan langsung memanfaatkannya. Ia terus bercerita tentang sisi buruk RiRi, hingga Ara mulai merasa tidak nyaman dengan RiRi. Benih-benih perselisihan mulai tumbuh di antara Ara dan RiRi, berkat manipulasi licik Yanti.

Malam harinya, Ara memikirkan apa yang telah diceritakan Yanti. Ia merasa ragu dan bingung. Ia ingin percaya pada RiRi, tetapi cerita Yanti juga terdengar meyakinkan.

......✧༺♥༻✧......

...Bersambung......

1
Ytta
kejam banget
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyaa karna ini bukan hanya sekedar cerita tapi kisah nyata autor sendiri
total 1 replies
putribulan
aku mampir kak
Dhiyaandina
ayoo semangat lanjut update kak✨
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyooo tunggu selanjutnya iya😍😍
total 1 replies
⚖️Teͥ🆁eͣsͫa🦐♚⃝҉𓆊
semangat berkarya
Little Fox🦊_wdyrskwt: terima kasih
total 1 replies
Little Fox🦊_wdyrskwt
ku sudah mampir juga
yanah~
Mampir kak 🤗 semangat untuk bab selanjutnya 💪
Little Fox🦊_wdyrskwt: okeey arigatoo/Scream/
total 1 replies
Tuan Ketiga 塔塔
selamat tahun Baru 🎉🥳🎉🥳🎉🥳
Little Fox🦊_wdyrskwt: selamat tahun baru juga🎉🎉🎉🎇
total 1 replies
Luka Menjadi Cerita
Aku komentar pertama ☝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!