NovelToon NovelToon
GAIRAH CINTA CEO DAN BALLERINA

GAIRAH CINTA CEO DAN BALLERINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Nikah Kontrak / Beda Usia / Sugar daddy
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Novel ini adalah Sequel dari Novel ANTARA LETNAN TAMVAN DAN CEO GANTENG, cinta segitiga yang tiada akhir antara Cindra, Hafiz dan Marcelino.

Cinta Marcel pada Cindra boleh dikatakan cinta mati, namum cintanya harus terhempas karena kekuatan Cinta Cindra dan Hafiz. Akhirnya Marcel mengaku kalah dan mundur dalam permainan cinta segitiga tersebut.

Karena memenuhi keinginan anak-anaknya, Marcel dijodohkan dengan Namira (Mira) yang berprofesi sebagai Ballerina dan pengajar bahasa Francis.
Kehidupan Namira penuh misteri, dia yang berprofesi sebagai Ballerina namun hidup serba kekurangan dan tinggal di sebuah pemukiman kumuh dan di kolong jembatan, rumahnya pun terbuat dari triplek dan asbes bekas. Namira yang berusia 28 tahun sudah memiliki dua orang anak.

Apakah akan ada cinta yang tumbuh di hati Marcel untuk Namira, atau Namira hanya dijadikan pelampias gairahnya saja?
Yuk, ikuti kisah Cinta Marcel dan Namira.

Jangan lupa untuk Like, share, komen dan subscribe ya..Happy Reading🩷🩷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Terikat

Dua mobil baru saja memasuki gerbang yang terbuka otomatis pada sebuah rumah yang terbilang mewah, bangunan yang terdiri dua lantai dengan taman bunga yang tertata rapih dan indah memanjakan mata.

Namira dan kedua anaknya memperhatikan setiap detail bangunan di hadapannya. Bangunan itu bergaya minimalis modern dengan lampu-lampu taman yang unik, perjalanan yang mereka tempuh dari rumah gubuk mereka yang lama sekitar satu jam jika melewati jalan tol, entah jika mereka melalui jalan biasa.

Yang pasti, di komplek perumahan ini tidak ada angkot, tidak ada warung yang menjual teh jasjus, es teh manis jumbo, cilok, bubur Candil dan jajanan murah lainnya.

Namira sulit membayangkan jika anak-anaknya terpaksa harus dia tinggalkan karena bekerja, kemana dia akan menyuruh anaknya makan di warung nasi termurah seperti di lingkungannya yang baru saja mereka tinggalkan.

"Mama, ini rumah siapa. Besar sekali mama" bisik Wulan yang berdiri di samping Ilyas

"Mama, apa di dalam ada lapangan bola" tanya Ilyas

"Mir, Lo yakin mau tinggal di sini, karung-karung botol mau Lo taruh mana kalau tinggal di sini" tanya Boa dengan wajahnya yang melongo membuat Mira melayangkan pukulan di lengannya.

"Kalian mau sampai kapan di sana, masuk!" suara Marcel membuyarkan lamunan dan kekaguman mereka.

Tidak hanya diluar bangunan yang membuat mereka takjub, interior di dalam juga membuat mereka susah menelan salivanya. Semua terlihat sempurna, barang-barang mewah menghiasi ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan.

Seorang koki sedang memasak di dapur mini dengan serius dan menampilkan suguhan atraksi yang mencengangkan Wulan dan Ilyas.

"Duduklah, kita makan malam. Kalian pasti sudah lapar" Karena yang makan ada lima orang, Marcel sudah duduk di kursi yang posisinya hanya sendiri, menandakan dia ingin dihormati sebagai kepala keluarga.

Seorang koki dan asisten koki mengantarkan makanan di masing-masing tempat yang sudah ditata dengan rapih.

Mira dan anak-anak duduk perlahan, Mira sering mengajari anak-anaknya dan Boa bagaimana bersikap di rumah orang kaya. Jadi mereka tidak kesulitan menyesuaikan kondisi saat ini.

Di meja makan Marcel hanya diam menikmati makannya tanpa menoleh pada siapapun, seakan dia tidak ingin terganggu.

Ilyas yang belum terbiasa memegang alat makan mewah yang berbahan stainless steel berkualitas tinggi, tanpa sengaja menjatuhkannya.

Wajah Marcel seketika berubah, wajahnya mengeras dan menggerakkan rahangnya seakan ingin menumpahkan amarah.

Mira langsung meminta maaf pada Marcel, dan seluruh anak-anaknya terdiam. Makan malam yang sangat mencekam bagi mereka yang terbiasa makan sambil berbincang dan diselingi tawa.

"Hmm, silahkan dilanjutkan" Suara dingin Marcel membuat ciut nyali Mira, Boa dan anak-anaknya. Lelaki itu meninggalkan meja makan, dengan makanan yang masih tersisa di piring. Mungkin selera makannya menghilang dengan kegaduhan yang Ilyas ciptakan.

"Mir, kamu yakin mau tinggal sama lelaki itu" bisik Boa

"Tadi kamu yang nyuruh aku ikutin suamiku, gimana sih" bisik Mira, membuat Boa mendengus kesal

"Yaa kalau tau begini horornya mending engga usah Mir. Lo minta cerai aja sekarang. Anggap aja kemarin itu kecelakaan" Boa tidak lagi ingin berbisik, dia ngomong apa adanya. Membuat kedua orang koki tadi menoleh pada mereka.

"Mama, kita pulang aja ke rumah kita ma, Wulan takut" Mira menoleh ke Wulan yang duduk di sampingnya, wajah Wulan sudah pucat pasi. Wulan memang memiliki penyakit bawaan sejak dititipkan seseorang di panti asuhan.

"Hikkss..Hiikkss..aku Atut mama" Ilyas sudah menitikkan airmata dan meremas garpu yang dia pegang

"Sudah, sudah habiskan dulu makannya. Setelah makan kita pamit" Mira berusaha menelan makanan terenak yang pernah dia makan tapi sikap Marcel membuatnya terasa hambar tidak menggugah selera makannya.

Setelah mereka selesai makan mereka dengan tertib duduk di ruang tamu, menunggu si pemilik rumah keluar dan menemui mereka.

Ilyas sudah mulai mengantuk dan bersandar pada dada bidang Boa.

"Mir! Lo gak bisa manggil dia, biar kita cepet pulang. Udah malem ini ntar enggak kedapatan angkot" Boa mulai gusar karena mereka diabaikan sejak tadi

Saat Mira hendak mengangkat pantatnya menjauhi sofa, suara kaki melangkah menuruni anak tangga. Lelaki itu sudah memakai piyama dengan rambut yang basah dan aroma maskulin menguar dari rambut basahnya.

Mira seketika terkesima dan terpesona dengan penampilan Marcel. Andai saja perbedaan strata sosial mereka tidak terlalu jauh, mungkin Mira sudah membiarkan hatinya jatuh cinta pada sosok di depannya.

"Kenapa kalian masih di sini, kalian harus mandi dan bersihkan badan kalian agar bau-bau tidak sedap tidak merusak aroma pengharum ruangan rumaku" Tegur Marcel,

Kata-kata Marcel membuat Mira mengepalkan tangan dan Boa memasang wajah marah.

"Terima kasih atas makan malamnya Tuan, kami pamit pulang" Namira berdiri diikuti Boa dan Wulan

"Tidak bisa! Kalian akan tetap di sini, kecuali kamu" Marcel menunjuk Boa

"Kamu boleh ke sini sesekali, tapi tidak tinggal di rumahku!" Boa masih menahan amarahnya

"Maaf Tuan, sepertinya anda masih salah paham. Saya tegaskan lagi, pernikahan kita kemarin hanya kecelakaan jadi lebih baik kita akhiri saja malam ini" Mira sudah mengangkat tas lusuh yang berisi pakaian anak-anaknya

"Kamu sepertinya mengerti agama dengan baik, aku lihat kamu mengajari anak-anakmu ibadah, tapi kamu tidak mengajari anakmu tanggung jawab sebagai seorang wanita setelah menikah, kepada mereka" Jawaban Marcel membuat Namira geram

"Jangan bicarakan hal yang tidak anak-anakku mengerti di depannya, Tuan!"

"Terima kasih atas sajian kemewahan malam ini" Mira mengangkat tas-tas yang tadi dia bawa, sementara Boa sudah menggendong Ilyas yang tertidur pulas.

"Kalau kamu keluar dari rumah ini, ada hutang yang harus kamu bayar dan jerat hukum yang harus kamu tanggung" Ancam Marcel

Mira dan Boa menghentikan langkahnya.

"Hutang? Hukum?" Mira kebingungan

"Ya! Kamu berhutang padaku, karena kejadian itu video tersebar di internet dan media sosial. Aku harus membungkam semua media online dan media sosial yang menayangkan video tersebut. Kamu tahu aku seorang pengusaha terkenal. Berita tersebut membuat kredibilitas perusahaanku terganggu" Marcel menjeda ucapannya

"Deo! Berikan rincian kerugianmu atas berita itu" Seorang pria masuk ke dalam rumah dan memberikan sebuah map berisi laporan biaya yang dikeluarkan Marcel untuk menutup berita tersebut.

"D-dua Milyar!!" Pekik Namira

Sontak saja Boa merampas map berwarna biru itu. Matanya membola saat melihat nominal yang tertera.

"A-anda menipu Kakaku!!" Maki Boa dengan mengacungkan map kepada Marcel

"Hai Boy! Kamu sekolah tidak. Di sana tertera nama badan hukum yang mengurus semua masalah yang dimulai oleh kakakmu. Kalau waktu itu dia tidak ceroboh berganti pakaian di toilet mushola, kejadian itu tidak akan terjadi. Artinya apa, dari awal dia sudah menipuku, dan aku akan melaporkan masalah ini sebagai kasus penipuan" Ancam Marcel mengintimidasi pikiran Mira.

"Mira apa benar begitu?" Boa menatap Mira tidak percaya

"Seperti yang aku ceritakan padamu kemarin Boa, kejadiannya tidak aku sangka seperti itu" suara Mira terdengar lirih dan gemetar

"Semua itu berawal dari anda yang meminta dia menemani anda ke pesta" Boa tidak mau kalah

"Tapi semua juga tidak akan terjadi jika kamu tidak membohongiku, kamu bilang rumahmu tidak jauh dari gang itu, tapi ternyata kamu mengganti pakaian di toilet umum mushola dan dugaan lainnya adalah kalian komplotan yang menipuku, aku sudah mendapatkan seorang saksi yang mengatakan kalian adalah sebuah komplotan" Marcel menaikan dagunya dan menatap Mira dengan wajah remeh.

"Dia ngomong apa sih Mir, siapa yang dimaksud komplotan!" Boa menatap Mira

"Jadi sekarang mau anda apa?" Mira pasrah

"Tetap tinggal di sini hingga aku bosan bermain-main denganmu atau kamu bayar kerugianku" Jawab Marcel, tentu saja membuat Boa gusar. Lelaki muda itu menendang sofa di depannya.

"Aku akan membayar hutangnya" Jawab Mira lantang

Marcel kaget dengan jawaban Mira.

"Beri aku waktu dua tahun untuk melunasinya" Jawab Mira

"Dua bulan" Jawab Marcel

"Anda mencekik saya!" Mira gusar

"Ini dunia bisnis Nyonya, uang dua milyar jika dua tahun berapa bunganya" Mira gemetar

"Ku mohon beri aku waktu" Mira melangkah keluar rumah diikuti oleh boa dan Wulan.

Marcel yang melihat keteguhan hati Mira untuk memilih keluar dari rumahnya semakin gusar. Dia juga tidak mengerti kenapa dia menginginkan Namira tinggal bersamanya. Dia hanya tau dia menginginkan itu tidak ada alasan yang spesifik di pikirannya saat ini atau dia sedang Denial dengan perasaannya saat ini.

"Deo! Lanjutkan laporan masalah penipuan ke pihak kepolisan, sekarang!!" teriak Marcel

Langkah Mira kembali terhenti. Matanya seketika membulat, dia menoleh ke arah Marcel yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya. "Apa yang anda lakukan! Anda mau apa tuaannn!!" teriaknya histeris

"Kamu berani keluar dari rumah ini, maka Deo juga akan berangkat ke kantor polisi" Ancam Marcel lagi.

"Biar aku yang akan menggantikanmu mendekam di penjara Mira, asal kamu terbebas dari laki-laki kejam itu" Boa sudah menyeret Wulan pergi ke arah pintu gerbang

"Boa berhenti, berhenti!" Teriak Mira. Boa menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya kembali.

"Mir!" Protes Boa

"Baik aku akan tinggal di sini, tapi aku minta syarat. Biarkan adikku tinggal di sini" pinta Mira

"Mira aku tidak mau tinggal di sini!" Pekik Boa

"Boa, hanya ini satu-satunya jalan" Namira mulai terisak

"Aku tidak akan tinggal di sini, Mira. Kalau kamu memutuskan tinggal di sini silahkan. Tapi aku punya kehidupan sendiri di sana. Aku akan sekali-kali saja ke sini" Boa menatap nanar Kaka angkatnya

"Kamu bisa tinggal di wisma belakang tempat tinggal para bodyguard ku" Marcel masih meninggikan dagunya

"Bo, temani aku dan anak-anak di sini" Mira memintanya dengan pasrah

"Aarrggkk!!" Boa tidak ada pilihan, dia juga kasian dengan Mira jika ditinggal sendirian bersama lelaki kejam itu

"Masuk!! Kalian menganggu jam istirahatku!" Marcel masuk ke rumahnya kembali.

Namira dan anak-anaknya diantar Deo ke kamarnya masing-masing. Boa diantarkan bodyguard ke sebuah wisma yang terletak di belakang rumah mewah tersebut.

...💃🩰💃🩰...

Gaess mohon dukungannya untuk karya terbaruku satu ini. Terimakasih 🩷

1
Aksara_Dee
,💔💔
Yuningsih
🥹🥹
Aksara_Dee
Cemburu kayaknya 😁
Su Narti
kenapa Kalila jadi anak yg egois
Dian Hasanah
bagus ceritanya
Aksara_Dee: terima kasih like nya ka 🩷
total 1 replies
Mega Labaru
semakin menarik
Aksara_Dee: semangat ka, terima kasih sudah mampir
total 1 replies
Mega Labaru
menarik
Mega Labaru
ikutan baper
Mega Labaru
semakin menarik
Mega Labaru
menyentuh
Mega Labaru
muli
Mega Labaru
mulai
Mega Labaru
lanjutkan
Aksara_Dee: Siap Kaka
total 1 replies
Mega Labaru
bagus
Yuningsih
🥲 kasian Namira
Yuningsih
😂😂 udah tahu bau,pake di cium segala mir, segera lah mandi biar wangi
Aksara_Dee: wkakaka
total 1 replies
Aksara_Dee
terima kasih ka
Aksara_Dee
berbunga-bunga ka..hahaha
Yuningsih
Hahaha, kamu lucu thor,Tapi, aku rasa cinta tidak bisa diukur dengan riba atau tidak. Cinta adalah sesuatu yang murni dan tulus ☺️
Yuningsih
hahaha,aku ngakak baca nya😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!