NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:572
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

005 - Neraka

Tidak ada yang berani bertanya lagi. Mereka hanya bisa merasakan beratnya beban yang baru saja dibebankan pada pundak mereka. Dunia mereka telah berubah selamanya. Kiamat, sebuah kata yang sebelumnya hanya ada di dalam dongeng, kini menjadi kenyataan yang mengerikan yang harus mereka hadapi. Dan Jordan, dengan wajah tanpa ekspresi itu, akan menjadi kunci untuk bertahan hidup, atau mungkin, menuju kehancuran yang lebih besar.

Matahari terik membakar kulit anak-anak. Mereka berdiri di lapangan luas yang gersang, hanya dihiasi beberapa orang-orangan sawah yang usang. Jordan, berdiri di atas sebuah batu besar, mengamati mereka dengan tatapan dingin.

"Seperti yang kukatakan, mulai sekarang, kalian akan dilatih. Kalian akan belajar mengendalikan kekuatan yang ada dalam diri kalian, dan kalian akan melatih tubuh kalian hingga batasnya,"

suaranya bergema di udara yang panas dan kering.

"Mulai! Keluarkan seluruh energi sihir kalian ke orang-orangan sawah itu sampai habis!"

Tanpa ragu, anak-anak mulai berkonsentrasi. Gray, merasakan kekuatan gelap dalam dirinya berdenyut-denyut, mengarahkannya ke arah orang-orangan sawah terdekat. Sebuah semburan energi gelap menghitamkan kain orang-orangan itu, membakarnya hingga tinggal abu. Anak-anak lain juga melepaskan kekuatan mereka; sebuah semburan api, kilatan cahaya, dan pusaran angin kecil menghantam orang-orangan sawah dengan kekuatan yang beragam. Ada yang kesulitan mengendalikan kekuatan mereka, sementara yang lain tampak lebih terampil. Jazul, dengan ketenangan yang mengejutkan, melepaskan energi yang tenang namun efektif, menghancurkan orang-orangan sawah dengan presisi.

Setelah beberapa saat, energi mereka habis. Napas mereka tersengal-sengal, tubuh mereka bergetar karena kelelahan. Jordan menatap mereka dengan ekspresi tak terbaca.

"Bagus. Itu baru permulaan. Sekarang, latihan fisik. Aku ingin melihat kalian semua jatuh, sampai kalian tidak sanggup bangun lagi. Mulai!"

Jordan kemudian memerintahkan mereka untuk melakukan serangkaian latihan fisik yang kejam: lari cepat berulang kali, push-up, sit-up, dan berbagai latihan berat lainnya. Matahari terus menyengat, dan keringat membasahi tubuh mereka. Gray, meskipun kelelahan, merasa ada peningkatan kekuatan dan daya tahannya. Kekuatan gelap yang ada dalam dirinya, seakan membantu mengatasi rasa sakit dan kelelahan.

Namun, latihan itu bukan tanpa risiko. Beberapa anak pingsan karena kelelahan, sementara yang lain menderita kram otot yang hebat. Gray sendiri merasakan batas kemampuannya. Tubuhnya terasa remuk, namun ia tetap bertahan. Ia melihat Sol di tengah kelelahannya, yang juga terlihat sangat kepayahan, namun gigih terus berusaha. Dia berjanji dalam hati untuk tidak menyerah. Harus ada alasan mengapa dia selamat, mengapa dia memiliki kekuatan ini. Dia harus bertahan untuk mencari tahu.

Ketika hari mulai gelap, Jordan mengakhiri latihan. Anak-anak tergeletak di tanah, tak berdaya. Jordan hanya menatap mereka dengan tatapan dingin sebelum berkata,

"Besok, kita akan latihan lagi. Lebih keras."

Ia lalu meninggalkan mereka, tanpa sepatah kata pun lagi. Hanya keheningan dan rasa sakit yang tersisa. Gray, meskipun kelelahan luar biasa, merasakan api semangat yang membara di dalam hatinya. Dia akan bertahan. Dia harus bertahan. Untuk Sol, untuk kakeknya, dan untuk menyelamatkan dunia yang hancur ini. Ia memejamkan mata, merasakan kekuatan gelap di dalam dirinya, berjanji untuk menguasainya. Apa yang akan terjadi esok hari? Apa yang akan Jordan ajarkan kepada mereka?

Kegelapan menyelimuti mereka. Kelelahan yang luar biasa menghancurkan tubuh kecil Gray. Ini bukan hanya latihan; ini adalah penyiksaan. Pikirannya melayang, mengingat wajah kakeknya, senyum Sol, dan kehangatan Desa Bajar yang kini hancur. Neraka. Ya, ini adalah neraka.

Tiba-tiba, suara langkah kaki berat menggema di ruangan. Beberapa penjaga, sosok-sosok tegap dan menakutkan, memasuki ruangan. Tanpa sepatah kata pun, mereka mengangkat anak-anak yang lemas, membawanya kembali ke ruangan bawah tanah tempat mereka pertama kali terbangun. Di sana, terhampar di lantai dingin, mereka langsung tertidur lelap. Tidak ada protes, tidak ada perlawanan, hanya kelelahan yang mendalam yang menenggelamkan mereka ke dalam tidur nyenyak. Semua rasa sakit, ketakutan, dan keputusasaan seolah larut dalam mimpi-mimpi yang samar.

Pagi tiba. Aroma roti kering yang hambar, lagi-lagi, mengusik indra penciuman Gray. Namun, ia tak punya tenaga untuk merasa jijik. Jordan kembali. Wajahnya yang tanpa ekspresi, seperti patung dari batu dingin, menatap anak-anak yang masih setengah sadar. Tidak ada kata-kata motivasi, tidak ada pujian, hanya perintah singkat, "Kembali ke lapangan. Latihan akan dimulai."

Tanpa banyak bicara, anak-anak yang masih terhuyung-huyung karena kelelahan dipaksa berdiri dan mengikuti Jordan. Mereka kembali ke lapangan gersang itu, di bawah terik matahari yang kejam. Latihan neraka dimulai kembali. Lari, push-up, sit-up, beban-beban berat yang tak terkira, semuanya kembali diulang dengan intensitas yang tak berkurang. Beberapa anak menangis tersedu-sedu, tubuh mereka gemetar tak tertahankan. Namun, Jordan tak menunjukkan belas kasihan. Ia hanya mengamati, dingin dan tanpa ekspresi, seperti dewa yang mengawasi derita makhluk-makhluk kecil di bawah kekuasaannya. Gray mengertakkan gigi, menahan rasa sakit yang menusuk-nusuk ototnya. Dia harus bertahan. Dia harus kuat. Untuk apa? Dia sendiri pun belum tahu. Tetapi, satu hal yang pasti: dia tidak akan menyerah. Ada api kecil di dalam hatinya, yang terus menyala di tengah kegelapan.

Hari telah menjadi malam. Kegelapan kembali menyelimuti ruangan bawah tanah yang lembap dan dingin. Anak-anak, tubuh mereka remuk dan lelah, dibawa kembali. Tangisan memecah kesunyian. Bukan hanya tangisan anak perempuan, tetapi juga anak laki-laki. Air mata mengalir deras di pipi mereka yang kotor dan berdebu, mencerminkan keputusasaan yang mendalam. Ini bukan sekadar kelelahan fisik; ini adalah kelelahan mental dan emosional yang menghancurkan semangat mereka.

Jazul, dengan ketenangan yang mengejutkan untuk seorang anak seusianya, mendekati Gray.

"Kita harus melakukan sesuatu,"

Bisiknya, suaranya teredam oleh isak tangis anak-anak lain. Gray mengangguk setuju. Mereka berdua tahu bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk meredakan penderitaan teman-temannya. Jazul, dengan cepat, mengeluarkan beberapa batu kecil dan ranting dari sakunya. Dengan gerakan tangan yang lincah dan cepat, ia membuat ilusi sederhana; kelinci kecil yang lucu muncul dan melompat-lompat di antara mereka, mengeluarkan suara-suara gembira.

Ilusi sederhana itu, meskipun singkat, berhasil sedikit meringankan suasana. Tangisan mereda, digantikan oleh tatapan kagum yang tertuju pada Jazul. Sulap kecil itu, sebuah percikan harapan di tengah keputusasaan, memberikan sedikit kedamaian sementara. Setelah ilusi Jazul berakhir, kelelahan kembali menguasai mereka. Satu per satu, anak-anak tertidur, terbaring di lantai yang dingin dan keras.

Rutinitas ini berulang setiap hari selama seminggu. Latihan yang kejam di siang hari, disusul tangisan dan keputusasaan di malam hari, dan sedikit hiburan dari Jazul. Namun, di balik kelelahan dan keputusasaan, sesuatu tumbuh di hati anak-anak; benih kebencian. Kebencian terhadap Jordan, terhadap orang-orang yang menculik mereka, dan terhadap dunia yang kejam ini. Kebencian yang membara, semakin membesar setiap hari, menumpuk seperti bara api yang siap meledak. Gray merasakannya juga. Kebencian yang dingin dan menusuk, yang bercampur dengan tekad untuk bertahan hidup dan membalas semua penderitaan yang mereka alami. Minggu telah berlalu. Mereka lebih lelah, lebih menderita, namun juga lebih kuat, lebih membenci, dan lebih siap untuk menghadapi apapun yang akan datang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!