NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlahan saja

Hari ini adalah Hari pernikahan Ammar dan Shifa setelah insiden menegangkan kemaren, Umar sebagai Kakak tertua menghadiri pernikahan itu, dia juga mengantar sang ibu untuk mengurus keperluan pernikahan, begitupun dengan acara Lekka di rumah keluarga besar Ahmad.

Setelah semua selesai, dia pulang ke rumahnya dan tidak bertemu dengan istrinya beberapa hari ini karena menginap dirumah orangtuanya. Dia memang memberikan waktu istrinya untuk berpikir akan dibawah kemana pernikahan mereka ini.

Sedangkan Shifa sang istri pun mendapatkan nasehat dan Seperti perkataan suaminya dia akhirnya pulang setelah menyadari kesalahannya. Selama dia berada dirumah orangtuanya dia merenung dan membaca buku tentang pernikahan. Benar yang dikatakan suaminya jika ada yang tahu dia berkomunikasi intens dengan Rayhan seperti berselingkuh walau niatnya tak seperti itu.

"Assalamualaikum". Ucapnya begitu memasuki rumah.

Umar yang berada di ruang kerja tidak mengetahui kedatangan sang istri hanya pembantu yang menyapa dan membukakan pintu untuknya.

"Dimana kak Umar, bi?? Tanya Shifa dengan sopan

"Tuan ada di ruang kerja bu, tadi selesai makan beliau langsung masuk kedalam sana". Ucap Bibi dengan sopan.

"Aku kesana dulu bi, terima kasih".

"Sama-sama nyonya, oh iya nyonya mau makan malam atau bagaimana?? Tanyanya lagi.

"Tidak perlu bi, saya sudah makan dirumah orang tua saya tadi, bibi bisa melanjutkan pekerjaan bibi yang lain, atau istirahat".

"Baiklah bu, terima kasih".

Shifa mengangguk kemudian meninggalkan bibi menuju ruang kerja Umar dan memberitahukan dirinya pulang setelah menginap 10 hari dirumah keluarganya. Apalagi mereka juga mengurus pernikahan Safa sang adik Sepupunya.

"Assalamualaikum, kakak ada didalam??". Ucap Shifa mengetuk pintu ruang kerja Umar.

"Waalaikumsalam ". Umar menjawab sambil membuka pintu

Dia memandang istrinya biasa saja dan kemudian berjalan masuk kembali kedalam ruangan meninggalkan Shifa yang mematung didepan pintu mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Aku bisa bicara dengan kakak sebentar, jika aku tidak mengganggu?? Ucap Shifa dengan pelan begitu masuk kedalam.

Umar menghentikan pekerjaan nya dan memusatkan perhatiannya kepada istrinya setelah mendengar perkataannya.

"Tentu, bicara saja, apa yang ingin kamu bicarakan denganku?? Tanya Umar menatap istrinya.

"Aku mau minta maaf atas sikapku kemaren, aku sudah menyadari kesalahanku". Ucap Shifa menunduk takut akan reaksi Umar.

"Tidak apa-apa, sudah biasa". Ucapnya dengan dingin.

"Kak". Ucapnya sendu, dia tidak menyangka mendapatkan reaksi dingin dari suaminya itu.

"Maaf Shifa, aku tidak butuh permintaan maaf mu, yang aku mau kamu berhenti bersikap seenaknya, kamu sudah menikah dan sudah dewasa, harusnya kamu bersikap selayaknya, walau aku tak menuntut dan menyuruhmu ini dan itu, tapi sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan agama yang cukup lama kamu harusnya tahu batasan". Ucap Umar dengan tegas.

"Selama ini aku menghormati dan menghargai kamu, memperlakukan mu dengan baik karena kamu istri ku dan juga tanggung jawab ku, apa yang akan kukatakan dan ku pertanggungjawabkan kepada Allah jika aku tak bisa mendidik istriku".

"Maaf". Ucap Shifa menunduk dan menangis.

"Jika kamu sudah merenungi kesalahanmu, minta maaflah pada Allah atas sikap dan kelalaian mu selama ini, jika itu aku, aku sudah memaafkanmu, hanya saja aku terlalu kecewa dengan sikapmu". Umar memalingkan wajahnya begitu melihat Shifa mulai menangis.

"Aku sudah menyadari kesalahanku, tolong maafkan aku".

"Sudah tidak apa-apa, kamu kembali ke kamarmu untuk beristirahat, perbaiki hubunganmu dengan Allah, kita bisa mulai semuanya perlahan lagi, tapi aku harap kamu tidak melakukan hal yang sama".

"Terima kasih, aku akan berusaha lebih baik lagi kedepannya".

"Iya itu bagus, istirahatlah, jangan terlalu memikirkannya, cukup kamu berubah dan perbaiki diri, itu lebih baik". Umar melembutkan ucapannya yang tadi dingin

Shifa mengangguk kemudian berjalan mendekati Umar dan dia mengecup pipi Umar kemudian tersenyum

"Terima kasih suamiku". Ucap Shifa tersenyum melihat wajah Umar yang memerah karena kecupannya itu.

Tubuh Umar menegang mendapatkan kecupan yang baru dia dapatkan dari seorang selain ibu dan adiknya.

"Kamu menciummu?? Tanya Umar dengan terbata-bata.

Shifa tersenyum lebar melihat reaksi suaminya, dia tahu suaminya itu tidak pernah disentuh oleh perempuan lain selain adik dan juga ibunya.

"Memangnya ada yang salah, kan kakak suamiku sendiri, kan itu halal dan tentu saja boleh ". Ucap Shifa menggoda Umar dengan genit.

Umar memalingkan wajahnya melihat tingkah istrinya yang menggodanya itu, wajahnya semakin merah karena malu.

"Apasih dek, jangan menggoda ku begitu, aku malu ini". Ucap Umar dengan pelan.

"Hahaha, aku tidak tahu si Umar dingin dan irit bicara ini bisa malu juga". Ledeknya lagi.

"Aku ini manusia bukan kulkas yang dingin terus, enak saja". Ucap Umar dengan cemberut.

"Sering-sering deh, tampilkan wajah yang lain, jangan hanya dingin datar doang, nanti gantengnya hilang". Colek Shifa pada tangan Umar kemudian berlalu meninggalkannya dengan gaya genit.

"Aku baru tahu dia bisa bersikap seperti itu ". Umar menggelengkan kepalanya tanda tidak menyangka.

"Aku harap ini pertanda baik bagi hubungan rumah tangga kami kedepannya, Semoga saja Ya Allah". Doa Umar dalam hatinya memandang istrinya yang telah keluar dari pintu ruangan kerjanya.

"Aku harus bisa memperbaiki hubunganku dan kak Umar kedepannya, aku sudah melupakan Rayhan dan akan belajar mencintai suamiku, tolong bantu aku ya Allah".

Keesokan Harinya keduanya berkumpul di Meja makan untuk sarapan bersama Seperti rutinitas biasa yang mereka lakukan.

"Bisakah kita Pergi jalan-jalan hari ini jika kakak tidak sibuk?? Pinta Shifa pada Umar.

"Jalan-jalan kemana?? Tanyanya dengan pernah perhatian.

"Aku pengen jalan-jalan ke trans Studio, aku sudah tak pernah main kesana semenjak kuliah di Jakarta, bagaimana, kakak mau temani aku?? Tanyanya dengan penuh harap.

"Boleh, tapi beri aku waktu 2 jam lalu aku temani kamu kesana seharian, bagaimana??, kamu bisa singgah dirumah ummi untuk sementara sambil menungguku". Tawar Umar.

Dia punya pekerjaan penting dan meeting untuk beberapa klien jadi dia harus bisa melakukannya tapi dia juga tak mau membiarkan istrinya seorang diri pergi ke tempat ramai seperti itu.

"Serius??

"Tentu dek, jika kamu setuju, aku akan mengantar mu kerumah ummi lebih dulu lalu aku ke kantor karena aku ada rapat nanti jika sudah selesai aku akan menjemputmu dan kita berangkat bersama".

"Asyik ketemu Ummi, aku sudah lama tak bertemu beliau" Girangnya.

"Baguslah dek, jangan batasi dirimu untuk dekat sama ummi dan keluargaku karena mereka juga keluargamu".

"Aku terlalu kau dengan mereka yah?? Twnyanya dengan sendu.

"Ya seperti itulah, kamu terlalu membatasi diri dengan mereka, belajarlah menyayangi keluargaku agar kamu juga bisa dekat seperti Shifa".

"Baiklah, aku akan keluarkan sifat asliku pada ummi agar ummi tahu jika menantunya ini juga anak manja". Ucapnya dengan Sumringah

"Ayo, bersiaplah". Ucap Umar menggenggam tangan sang istri untuk pergi

"Ayo kita berangkat". Ucap Shifa penuh semangat

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!