Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Aku akan membantumu mencaritahu keberadaan ibu kandungmu" ucap Sabrina membuat Reyhan berbalik badan menatap Sabrina tajam, ia sungguh marah terhadap Sabrina, tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada wanita itu.
Reyhan merasa emosinya mencapai puncaknya. Amarahnya memuncak saat Sabrina, bosnya, tiba-tiba mengusik privasi hidupnya dengan membawa bawa ibu kandungnya
"Jelaskan padaku mengapa kau begitu kekeh ingin aku menjadi suamimu, kita hanya sekedar atasan dan bawahan, Miss Sabrina!" ucap Reyhan dengan suara keras dan wajah memerah.
Sabrina tersenyum, lalu menghampiri Reyhan yang masih terlihat marah.
"Reyhan, selama ini aku memperhatikanmu bekerja keras di kantor. Kau selalu berdedikasi, dan itu membuatku terpukau," ucap Sabrina lembut sambil menatap mata Reyhan.
"Aku jatuh cinta padamu karena hal itu."
Reyhan terdiam sejenak, mencoba mencerna ucapan Sabrina. Namun, ia masih belum bisa mempercayai alasan Sabrina. Baginya, alasan yang diberikan oleh bosnya itu terdengar tidak masuk akal.
"Aku tidak bisa mempercayai ucapan Anda, Miss Sabrina. Ini terlalu mendalam dan tiba-tiba," ujar Reyhan sambil mengernyitkan dahinya.
Sabrina tersenyum lagi, kali ini dengan lembut dan tulus. "Aku tahu ini terdengar tidak masuk akal, Reyhan, tetapi perasaanku padamu sungguh nyata. Aku ingin membuktikannya dengan menjadikanmu suamiku dan menjalani hidup bersama."
"Permainan apa yang sedang kau mainkan miss Sabrina?" Tanya Reyhan bagaimanapun ia tak bisa percaya dengan apa yang Sabrina katakan.
"Maksudmu apa Reyhan, aku sungguh suka padamu" ucap Sabrina dengan wajah seriusnya.
Meski begitu, Reyhan masih belum bisa menerima penjelasan Sabrina. Hatinya masih penuh keraguan, dan pikirannya bercampur aduk.
"Reyhan, oke jika kau belum percaya padaku, aku mengerti, tapi aku mohon trimalah permintaanku" mohon Sabrina penuh harap.
"Miss.,., ini terlalu mendadak
"Aku tahu Reyhan, paling tidak kau bisa mencobanya, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, sebagai gantinya agar kau percaya dan tak ragu denganku, akan aku bantu kau menemukan ibumu" ucap Sabrina terus mencoba meyakinkan Reyhan.
Dalam hati Sabrina ia tersenyum miring melihat kebimbangan yang tertera di wajah Reyhan.
"Aku mohon padamu Reyhan, aku serius dengan apa yang aku katakan" ucap Sabrina, Reyhan menatap wanita itu dengan perasaan campur aduk, yang ditawarkan Sabrina bukanlah hal sembarangan, dengan koneksi yang wanita itu miliki, ia bisa menemukan ibu kandungnya, karna jujur saja Reyhan sangat merindukan wanita yang telah melahirkanya.
pada akhirnya, Reyhan memutuskan untuk memberi kesempatan pada Sabrina dan melihat apakah perasaannya tersebut benar-benar tulus dan nyata.
"Baiklah, tapi aku belum sepenuhnya percaya padamu miss" ucap Reyhan dengan tajam. Membuat senyum Sabrina mengembang.
"Dan aku perlu waktu untuk mencerna semuanya, jadi aku ingin menjalani ini sebagai kekasih dahulu, bukan suami" ucap Reyhan.
***
"Kkkkyyyaaakkkkkk" Sabrina berteriak penuh kegirangan saat Reyhan sudah keluar dari ruanganya, ternyata benar kata Amanda menghadapi Reyhan harus dengan otak dan sedikit akting.
"Bagaimana?" Tanya Amanda masuk kedalam ruangan Sabrina.
"Kyyyaaaa berhasil, Reyhan mau menerimaku" ucap Sabrina dengan penuh rasa bahagianya.
"Syukurlah, aku turut senang mendengarnya" ucap Amanda memeluk Sabrina.
"Terimakasih nasehatmu Amanda, kau benar menghadapi Reyhan harus dengan lembut, pria itu tak suka terlalu dipaksa" ucap Sabrina
"Lalu apa rencanamu selanjutnya??
"Aku akan membawa Reyhan pada daddy, akan ku pastikan Clara dan ibunya itu tak bisa tidur dengan tenang" ucap Sabrina dengan penuh ambisi.
***
Reyhan merasa gelisah sepanjang hari, pikirannya selalu terbawa pada pertemuan dengan Sabrina. Keputusan yang telah diambilnya terasa begitu berat, dan tindakan Sabrina yang terkesan konyol membuatnya semakin merasa tidak yakin. Reyhan berharap semoga keputusan tersebut akan membawa kebaikan bagi hidupnya.
Saat jam makan siang tiba, beberapa karyawan wanita mencoba mendekati Reyhan. Mereka mengajaknya untuk makan siang bersama, namun Reyhan menolak dengan sopan.
"Reyhan ayolah, mengapa kau selalu menolak ajakan makan siang bersamaku" ucap Sasha.
"Sorry Sha, aku tak bisa" ucap Reyhan dengan senyum tipisnya. Sasha hanya bisa mendengus kesal.
Sejujurnya Reyhan lebih memilih untuk makan siang sendiri, ingin menenangkan pikiran yang terus menerus diganggu oleh pertemuanya dengan Sabrina pagi tadi
Reyhan berjalan menyusuri lorong kantor, berusaha menghindari pandangan rekan wanitanya yang terus mengajaknya makan bersama.
Saat itulah, secara tidak sengaja, ia melihat Sabrina bersama asistennya sedang berbicara di sudut ruangan. Melihat kehadiran Sabrina, hati Reyhan seketika berdebar kencang. Apakah ini pertanda bahwa keputusan yang diambilnya memang sudah tepat?
Reyhan menghela napas panjang dan memutuskan untuk mengamati Sabrina dari kejauhan. Sungguh apa yang sedang terjadi antara dirinya dan Sabrina membuat Reyhan pusing dan stress
Sementara itu Sabrina dan Amanda masih terus berbincang.
"Apa kau yakin Reyhan belum mempunyai kekasih, lihatlah sedari tadi aku melihat beberapa rekan wanitanya mencoba mengajak Reyhan" tanya Sabrina.
"Aku sudah menyelidikinya dia tidak punya kekasih Sabrina, maklum saja Reyhan salah satu karyawan pria yang namanya terkenal untuk kalangan karyawan wanita, dia memang dikenal friendly pada semua wanita"
"Jika semua orang tahu kau akan menikah denganya, aku yakin wanita wanita itu berada di barisan pertama patah hati" ucap Amanda.
"Apa perlu semua orang tahu tentang itu?" Tanya Sabrina.
"Dasar bodoh tentu saja mereka harus tau akan hal itu, biar tidak ada wanita lain yang berani mendekati Reyhan" ucap Amanda menepuk lengan Sabrina.
"Baiklah kalau begitu" ucap Sabrina dengan polosnya membuat Amanda mendengus kesal.
"Da satu lagi kau harus sedikit murahan" ucap Amanda.
"Murahan??
"Tentu saja, kau yang meminta Reyhan untuk menjadi kekasihmu, tentu saja kau harus berakting bahwa kau sangat mencintai pria itu, jika kau biasa saja tanpa menunjukan sikap, tentu saja Reyhan akan curiga, bertindaklah seperti wanita murahan saat sedang bersama Reyhan" ucap Amanda membuat Sabrina terdam, merenung ternyata rencananya lebih sulit dari yang ia bayangkan.
***
Matahari mulai terbenam, sinyal waktu pulang bagi para pekerja di gedung perkantoran itu. Reyhan sudah berkemas untuk pulang, sembari memikirkan rencana malam ini bersama teman-temannya. Saat melangkah menuju lobi, Reyhan merasa ada sesuatu yang aneh beberapa orang terlihat formal dan menjaga sikap.
Sesampainya di lobi, tiba-tiba Sabrina muncul dan langsung menggandeng tangan Reyhan. Semua mata di lobi langsung tertuju pada mereka berdua, membuat Reyhan dan rekan-rekan kerjanya terkejut. Lobi yang sebelumnya ramai dengan percakapan kini seperti terdiam seketika.
"Sayang, ayo kita pulang," ucap Sabrina dengan manis sambil menatap Reyhan. Reyhan membulatkan matanya, merasa kaget dan tidak mengerti mengapa Sabrina melakukan hal ini di depan banyak orang. Orang-orang yang mendengar perkataan Sabrina tercengang, termasuk beberapa rekan kerja Reyhan.
Situasi semakin tegang ketika bosnya yang galak dan judes itu melontarkan satu kaliamat lagi yang sangat menggemparkan kantor.
"Sayang ayo, apa kau ingin membuat kekasihmu ini marah" ucap Sabrina, Reyhan merasa tubuhnya kaku, tak tahu harus menjawab apa atau bagaimana menghadapi situasi ini.
"Kalian mempunyai hubungan spesial?" Tanya salah satu rekan Reyhan, tentunya hal itu di tujukan pada Reyhan, mana berani mereka bertanya pada Sabrina secara langsung.
"Kami sepasang kekasih" ucap Sabrina
"Aku bisa jelaskan., ,.ini tidak.,.
Reyhan berusaha untuk menjelaskan situasi tersebut kepada para teman temanya, namun Sabrina malah semakin menggenggam erat tangannya.
Wajah Reyhan memerah, terlihat jelas bahwa dia merasa sangat tidak nyaman dengan situasi yang terjadi. Sementara itu, Sabrina tersenyum lebar, seolah menikmati kepanikan yang dirasakan Reyhan.
Tak ada pilihan bagi Reyhan selain menuruti Sabrina dan melanjutkan permainan ini. Di tengah kebingungan dan rasa malu yang menyelimuti hatinya, Reyhan harus berusaha menjaga citra di depan rekan kerja nya.
"Ya kami baru saja menjalin hubungan" ucap Reyhan dengan terpaksa, sontak hal itu membuat para teman temanya menahan untuk tidak heboh di depan Sabrina.
Sabrina tersenyum sinis didalam hati saat beberpa karyawanya memberikan selamat atas hubunganya dengan Reyhan. Ia tahu mereka sedang menunjukan wajah palsu mereka.
Berbeda dengan Reyhan, ia menahan malu, Sabrina telah lancang berbuat sesuatu tanpa mengatakan lebih dulu padanya. Reyhan bisa melihat para rekan kerja nya yang mengejeknya dari jauh.
"Miss, apa yang baru saja kau lakukan!!!" Ucap Reyhan dengan menahan emosi, kini keduanya saat ini berada di samping mobil Reyhan.
"Tentu saja mengajakmu pulang bersama" jawab Sabrina dengan senyum, ia teringat ucapan Amanda yang menyuruhnya untuk sesikit genit pada Reyhan.
Reyhan yang mendengar itu mendengus, tak tahu lagi harus berbicara apa.
"Miss, bisakah jika melalukan sesutu berbicara dulu, tidak seperti tadi, kau datang dan langsung menggandengku" ucap Reyhan.
"Memangnya kenapa Reyhan? bukankah kau sudah sepakat saat ini kita jadi sepasang kekasih, jadi aku tak perlu meminta ijin untuk menggandeng kekasihku sendiri" ucap Sabrina semakin membuat Reyhan pusing.
"T.., ta.,.pi. .
"Begini saja Reyhan, yang harus kau ingat saat ini, aku adalah kekasihmu, begitu juga dengan kau, kau kekasihku, jadi mulai saat ini tak perlu berbicara formal dan cukup memanggilku nama saat di luar pekerjaan"
"Ayo antarkan aku pulang" ucap Sabrina memasuki mobil Reyhan tanpa permisi.