"Maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu kamar mulai sekarang.
Maxilian Barzer atau sering disapa Max, pria yang juga bekerja di dunia bawah sebagai asisten kepercayaan Tuan Aston. Max diam-diam suka pada sosok Carine dan dengan niat yang mantap, Max akan menjadikan Carine sebagai istrinya. Tapi keinginan itu Max urungkan sampai usianya nanti genap 35 tahun.
Carine melihat pesan Max di ponselnya, lalu meletakan benda pipih itu ke atas meja, Kembali fokus mengisi perut. Dalam pikirannya saat ini hanya bagaimana Ia harus menghadapi sikap Tuan Muda, untuk itu Carine harus mengisi amunisi di pagi hari dengan sarapan.
Di dalam kamar tamu....
Reno menghempaskan tubuh Catlin dengan kasar, “awwwwwh!!” rintih Catlin saat bokongnya membentur sudut ranjang dengan kuat. “Reno!!! Kau sudah gila hah!” teriak Catlin merasakan sakit yang luar biasa di bokongnya.
“kenapa! Kau berani datang ke mansionku. Sudah aku katakan untuk jangan menggangguku lagi. bukannya kemarin malam kau sudah mendapatkan uangnya. masih kurang?” ucap Reno menekan paha Catlin dengan kuat, kemudian memukulnya keras. Lalu menghimpit kasar tubuh Catlin di bawah tubuh besarnya.
“Reno, kamu sehat?” tanya Catlin memicingkan matanya, baru kali ini Reno berlaku kasar pada dirinya, jangan-jangan Reno sudah memiliki Wanita pengganti yang lebih baik gaya bertempurnya? Tapi siapa Wanita itu, Catlin tidak akan pernah membiarkan Wanita manapun bersanding dengan Reno selain dirinya. Pantas saja Reno berubah akhir-akhir ini. Dari sikap hingga perlakuannya sekarang.
“jangan pernah menemuiku kalau aku tidak ingin ditemui, dan jangan pernah menginjakan kaki di mansionku kalau bukan aku yag memintamu datang. Rapikan pakianmu, cek ini isinya 200juta, gunakan selama dua minggu. Aku akan mengirim setelah itu.” Setelah memberikan cek senilai 200juta, akhirnya Catlin tersenyum puas dan mengangguk. Ia akan melancarkan aksinya lagi setelah menghabiskan uang-uang ini.
...----------------...
Setelah pertemuannya dengan Catlin di pagi hari, Reno duduk di ruang kerja sembari melamun banyak hal, Carine tidak menaruh setidaknya sedikit rasa cemburu pada kehadiran Catlin pagi tadi, bahkan saat Catlin dan dirinya menuruni tangga dengan bergandengan mesra, Wanita itu seolah buta dan tuli akan kejadian di sekitarnya. pengaruh seseorang Casanova tidak berlaku untuk Carine, mustahil Carine tidak terpikat dengan ketampanannya.
“Alan kok bisa Wanita itu tidak bereaksi apa-apa?” tanya Reno penasaran, Reno mulai bertekad untuk membuat Carine tersiksa akan dirinya yang suka bermain Wanita. jadi Reno harus membuat Carine jatuh cinta padanya dalam waktu dekat. Karena Reno sudah Menyusun rencana untuk menjadikan Carine istri selama tiga bulan lalu menceraikannya secara sepihak.
Alan mencerna pertanyaan Tuan Muda, siapa yang Tuan Muda maksudkan. Nona atau Catlin simpanannya. “maksud anda siapa Tuan?” tanya Alan sebelum menjawab, apa Catlin tidak memuaskan Tuan Muda di ranjang, atau Nona Carine yang tidak terlihat cemburu akan kedekatan mereka.
“sejak kapan kau jadi bodoh!” ujar Reno tajam, malas kalau harus menyebutkan nama Carine dengan mulutnya.
“maaf Tuan, mungkin Nona tidak mencintai Anda. Sama seperti Tuan yang tidak mencintai Nona.” Tutur sekertaris Alan mencari jawaban terbaik.
“kalau gitu aku akan membuatnya jatuh cinta padaku, tidak ada satupun Wanita yang bisa menolakku dan wanita itu pun demikian.” Ucap Reno penuh tekad, membuat Carine yang berstatus istrinya itu jatuh cinta padanya.
‘semoga Anda tidak menelan ludah sendiri dan malah Anda yang mencintai Nona.’ Batin sekertaris Alan, mulutnya terkatup rapat, Alan tidak tahu harus menjawab apa akan keinginan Tuan Muda. Yang pastinya Alan menginkan yang terbaik untuk Tuan dan nonanya.
...----------------...
Carine menghabiskan sarapannya lalu disinilah dia berada, taman belakang Mansion. menemani seorang pelayan yang sedang menyiram bunga, "berapa lama kau bekerja disini." tanya Carine sembari menatap kegiatan pelayan tersebut, Carine duduk di bangku taman.
"Cukup lama Nona, kurang lebih tujuh tahun." Jawab sang pelayan, sembari tersenyum canggung.
"siapa namamu." Tanya Carine.
"Nama saya Cia, Nona," jawab sang pelayan, yang usianya mungkin dua puluh tahunan.
Cia tidak bersekolah. dan untuk mencari upah, Ia begitu susah payah mencari pekerjaan. mungkin faktornya karena usia Cia yang masih dibawah umur. hingga keberuntungan berpihak pada Cia, kala itu Tuan Muda ingin menambah pekerja di Mansionnya. dan betapa bersyukur Cia, sekertaris Alan memilihnya waktu itu di antara banyaknya pelamar lain.
"lama juga yah, berarti kau sudah tahu kebiasaan di Mansion ini dan bagaimana sikap Tuan Muda." tutur Carine merapikan rambutnya yang tertiup angin, cuaca hari ini lumayan mendung dan berangin.
"Benar Nona," Angguk Cia. "berapa banyak wanita yang sudah masuk keluar Mansion Tuan Muda?" Kini pertanyaan Carine mengarah ke wanita-wanita yang menjadi kekasih Tuan Muda, bukan apa-apa, hanya saja Carine penasaran.
"Untuk apa kau bertanya pada pelayan!?" Suara bariton Reno menyahut dari belakang punggung Carine, lalu menyentuh leher Carine yang terekspos dengan tangannya. ditariknya jepitan rambut Carine hingga terlepas, rambut hitam lebat nan panjang Carine tergerai indah.
"Apa yang Anda lakukan Tuan Muda," Ucap Carine menarik jepitan rambut di tangan Tuan Muda, rambutnya yang tergerai tertiup sejuknya angin membuatnya berantakan. untuk itulah lebih baik di sanggul.
"ikut aku," Ujar Reno melangkah meninggalkan Carine yang masih berdiam diri mencerna dan menatap punggung Tuan Muda.
Carine mengikuti langkah Tuan Muda, masuk ke dalam Mansion dan menaiki anak tangga hingga sampai ke lantai dua. didepan sana kamar Carine yang semalam Ia tempati. tapi bukan kesitu langkah kaki Tuan Muda, melainkan pria itu berdiri di pintu kamar berbeda.
Carine yang masih bingung hanya berdiri di samping Tuan Muda. dan ingin mengetahui apa yang Tuan Muda inginkan.
"mulai sekarang, kau tidur di kamar ini. semua barang-barangmu sudah ada di dalam. termasuk pakaian yang ada di apartementmu." Ujar Reno mempersilahkan Carine untuk masuk.
"Sejak kapan, semuanya ada disini Tuan Muda." Kata Carine keheranan, baru semalam dirinya meninggalkan apartement. dan pagi tadi Tuan Muda baru balik Mansion, tak ada yang mengangkut barang-barangnya. lalu kenapa secepat ini semuanya berpindah.
"sejak kau tidak menyadarinya." Ujar Reno asal, Carine mengangguk. benar juga kata Tuan Muda, dia memang tidak menyadarinya.
"sekarang kau keluar," ucap Reno setelah memastikan tidak ada bantahan atau pertanyaan dari Carine. tandanya wanita itu setuju untuk satu kamar dengannya.
"bukannya Anda yang harus keluar Tuan Muda? ini kan kamar saya." tutur Carine merasa aneh dan sesuatu yang tidak beres disini.
"Aku tidak pernah bilang ini kamarmu. karena ini kamarku dan kau hanya numpang tidur, itu saja otakmu lelet. mata-mata apanya, Aston pasti salah memposisikan dirimu." tutur Reno membuka jasnya menyisakan kemeja putih polos, serta melepaskan jam yang melingkari tangannya lalu meletakkan benda tersebut ke atas nakas.
'Apaaaa, satu kamar dengan Tuan Muda. bagaimana bisa Tuan Muda mengizinkan ku untuk menempati kamar ini.' batin Carine, rasanya ingin berteriak kalau Ia tidak mau.
"Tunggu apa lagi, keluar! atau kau mau lihat aku telanjang bulat tanpa pakaian. dasar mesum. mau cari kesempatan kamu?" Tegur Reno sembari tersenyum dalam hati melihat wajah syok Carine. entah, Reno merasa puas mengerjai Carine.
"pantas saja kau menjadi mata-mata, jangan-jangan hobimu mengintip orang yang tidak memakai pakaian." gerutu Reno semakin memojokkan Carine.
"bukan begitu Tuan Muda, baik saya keluar." Carine dengan gerakan cepat menghilang dari dalam kamar dengan perasaan tak karuan.
sedangkan di dalam sana, Reno menyunggingkan senyum tipis. puas akan ketidakberdayaan Carine.
...bersambung... ...
klo hatinya memang untuk Reno, ngapain pke acara kabur?? apalagi pke ketemu sama Max yang notabene menyukai amat sangat ke Carine. haddeehhh