NovelToon NovelToon
Ruang Hati Sang Kekasih

Ruang Hati Sang Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:660
Nilai: 5
Nama Author: Yarasary

Bagi Krittin, pernikahan ini bukanlah tentang cinta—melainkan tentang balas dendam. Bertahun-tahun ia menyimpan kebencian mendalam terhadap keluarga Velora, yang dianggapnya telah menghancurkan keluarganya dan merampas segalanya darinya. Kini, dengan perjodohan yang dipaksakan demi kepentingan bisnis, Krittin melihat ini sebagai kesempatan emas untuk membalas semua rasa sakitnya.

Velora, di sisi lain, tidak pernah memahami mengapa Krittin selalu dingin dan penuh kebencian terhadapnya. Ia menerima pernikahan ini dengan harapan bisa membawa kedamaian bagi keluarganya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah suami yang memandangnya sebagai musuh.

Ruang hati sang kekasih adalah kisah tentang pengkhianatan, luka masa lalu, dan perjuangan antara kebencian dan cinta yang tak terelakkan.


bagaimana kisah mereka? yuk kepoin kelanjutan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yarasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 (tujuan yang terungkap)

Kediaman Fernandez

Prankk....

Brakkk...

Barang-barang berhamburan di atas lantai, pecahan beling berserakan di mana- mana, kursi- kursi beserta perabotan rumah yang lain hancur dengan pemilik nya yang kini tengah berdiri di tengah ruangan dengan nafas tersenggal akibat amarah yang membuncah dan rasa muak yang melilit perut nya. hingga di rasa tubuh pria di sana gemetar sampai tak mampu untuk melakukan tindakan lain selain memukul dan membanting sesuatu yang bisa ia jangkau. Namun meski semua nya sudah tak tersisa, rasa panas di dada nya belum juga mereda hingga berakhir menyerang dua pengawal yang berdiri tak jauh dari tempat nya.

" Bodoh... Bodoh... " Umpat pemilik rumah yang tak lain adalah Orion Graves Fernandez, dengan kaki tak henti menendang tubuh sang pengawal dan tangan meninju secara membabi buta seperti orang kesurupan padahal sudah tak ada lagi pergerakan dari orang di bawah sana yang sekarang tak sadar kan diri akibat seluruh rasa sakit dari luka di tubuhnya.

" Agrhhh... Kenapa kalian semua bodoh HAH?!! " Raung Orion beralih melempar meja kayu di sebelah sisi tubuh nya hingga membentur jenderal rumah.

Pyarrr....

Satu orang yang berdiri di sana hanya bisa memejam kala pecahan nya menimbulkan suara mengerikan, tak beranjak dan tak berbicara sampai tuan nya menjadi sedikit lebih tenang.

" Bagaimana ini? AKU HARUS BAGAIMANA ALVINO? Akhhh... INI MEMBUAT KU GILA. " dengan kasar Orion mengacak- acak rambutnya, menarik benda pipih dari saku nya dan menerima panggilan telepon dari Sekretaris yang ia tugaskan untuk menangani perusahaan nya.

" Ada apa Afizan? " Suara Orion rendah meski hembusan nafas nya masih memberat.

" Tuan, para dewan direksi sudah mengetahui tentang kebocoran keuangan dan beralih nya saham di perusahaan kita, sekarang mereka minta untuk mengadakan rapat secepatnya. bahkan beberapa dari mereka sudah menentukan hari dan jam untuk pelaksanaan, bagaimana ini tuan? "

Rahang Orion mengeras, gigi nya gemeletuk menahan geram, " Tangani sebisa mungkin, cari cara agar semua nya kembali tenang. Ini tidak akan lama. " Memutus sambungan sepihak dan melempar benda pipih itu membentur lantai sampai menjadikan nya terbelah membentuk beberapa bagian.

" Ini pasti perbuatan anak itu? Berani sekali dia main-main dengan ku! " geram Orion.

" Tuan tenangkan diri anda." Kata Alvino yang akhirnya membuka suara.

"Bagaimana aku bisa tenang Alvino, sementara perusahaan ku hampir bangkrut. Dan sekarang aku mendapat kabar kalau gadis sialan itu kabur, kemana dia akan pergi? Aku tidak akan membiarkan dia hidup dengan baik, dia harus menderita untuk menebus dosa ayah nya, aku janji akan menghancurkan hidup mereka yang membuat ku marah, Arhhh... Sialan. "

Punggung tangan Orion berdarah setelah meninju dinding, tubuh nya terduduk lesu di sofa setelah hampir satu jam menggila.

" orang- orang kita sudah bergerak tuan, pasti tidak lama akan menemukan nya. Dia tidak pernah ke luar rumah seumur hidup nya, sudah bisa di bayangkan kalau dia akan kesulitan tinggal di lingkungan asing. "

" Kau benar Alvino. "

" Sebaiknya kita pikirkan tentang perusahaan anda tuan, saya rasa tuan Krittin tak main- main ingin menjatuhkan anda. dia mungkin sudah tahu siapa pelaku pembunuhan orang tuanya dan ingin menuntut balas dendam. "

" Aku tidak akan membiarkan itu terjadi Alvino, sudah susah payah membangun Raventhorn Corp sampai mencapai titik ini, dan itu membutuhkan belasan tahun. Yang benar saja aku melepaskan itu untuk nya? Sampai mati pun aku tidak akan pernah melakukan itu. "

" Anda tidak perlu khawatir tuan Orion, seperti nya sudah waktunya anda menggunakan rencana yang sudah lama anda siapkan. " Alvino mengulas senyum.

" Rencana lama? " Ulang Orion, berusaha mengingat sesuatu namun tak berhasil karena pikiran nya yang begitu kalut.

" Cucu anda, anak dari nona Velora. Bukan kah tujuan anda menjodohkan nona Velora untuk mengambil alih sebagian saham Moonveil Corp?! "

Seketika senyuman terbit di wajah Orion, menghilangkan lesu yang beberapa saat lalu di rasakan berganti kecemerlangan dalam sorot matanya yang seakan di penuhi kemenangan.

" Bagaimana bisa aku melupakan itu?" Ujar nya dengan ringisan kesenangan.

" Siapkan mobil, aku akan berkunjung ke rumah manantu tersayang ku. " Perintah Orion beranjak dari duduknya dan melangkah keluar, di susul oleh beberapa pengawal nya dan asisten pribadi, Alvino.

.

.

.

Mansion Sylvester.

Velora menunggu dengan gembira di depan pintu mansion nya ketika mendapat kabar jika Orion kembali berkunjung, tidak tau apa alasan nya padahal mereka baru bertemu tak sampai satu minggu, tapi Velora senang karena dia berpikir jika sang ayah juga begitu merindukan nya sama dengan dirinya.

" Ayah, " Sapa Velora tepat setelah melihat Orion keluar dari mobil, berjala mendekat dan memeluk tubuh tegap itu seolah tak pernah merasa bosan dengan kenyamanan yang ia dapat dari tempat terhangat nya sejak kecil.

" Aku merindukan mu ayah. "

" Kita baru beberapa hari tak bertemu, kau sudah merindukan ayah lagi? "

Velora mendongak dan tersenyum " Selalu, aku selalu merindukan ayah, karena itu sering-sering lah berkunjung. " Ucapnya, sambil menuntun sang ayah memasuki mansion dan mendudukan diri di sofa ruang tengah.

" Ayah berpikir begitu, hanya saja pekerjaan di kantor ayah terlalu banyak. "

" Apa ayah baik-baik saja? " Tanya Velora cemas, apalagi ia mendapati luka di telapak tangan ayah nya yang belum di obati hingga darah di sana mengering.

" Iya, hanya ada pemberontak kecil yang membuat keributan. " Ucap Orion dengan senyum nya.

" Bagaimana suami mu? "

" Dia baik-baik saja, sama seperti ayah selalu sibuk dengan urusan kantor. " Velora dengan telaten membersihkan darah di tangan Orion, mulai mengobatinya dan menutup luka itu dengan plester.

" Bagaimana hasil nya? "

Velora menoleh kala mendapat pertanyaan ambigu " Maksud ayah? "

" Kamu tidak lupa kan kalau ayah menginginkan cucu dari mu. "

" Ayah, kenapa ayah mengungkit nya lagi...."

" Karena itu tujuan ayah menjodohkan kalian, " Orion menyela cepat, amati wajah putri nya yang mengerut heran " Moonveil Corporation, jika anak mu lahir, kau dan anakmu pasti mendapat kan saham."

" Kenapa ayah tiba-tiba membahas saham? Ayah aku tidak mengerti, kami sudah berusaha, dan kalau aku belum hamil itu artinya sekarang bukan waktu yang tepat... "

" Berhenti membodohi ayah Velora, tidak peduli alasan mu apa, yang ayah inginkan hanya mendapatkan Moonveil Corporation."

" Apa Moonveil Corporation sangat penting bagi ayah? "

" Iya. " Jawab Orion yang tak ingin menutupi apapun lagi dari putri nya.

Velora menatap tak percaya dengan hati terluka, apa benar orang yang berhadapan dengan dirinya adalah ayahnya yang begitu ia sayangi. Seorang pria yang selama ini menjadi sumber kekuatan nya ternyata tak lain hanya menganggap nya sebagai umpan untuk memenuhi ketamakan dari impian Orion.

Velora tidak pernah berfikir tentang alasan yang terjadi dengan pernikahan nya, karena yang Velora tahu selama ini jika dia sangat menyayangi Orion dan begitupun sebaliknya. Lalu untuk suaminya, sudah pasti Krittin akan semakin membenci diri nya jika mengetahui alasan pernikahan mereka.

" Tapi seperti nya sampai kapan pun hal itu tidak akan terjadi ayah, karena aku tidak mengharapkan harta milik tuan Krittin sedikit pun. "

" Jangan berpikir naif Velora, aku membesarkan mu tanpa kekurangan tapi kau mau membangkang sekarang. " Ada nada sarkas dari suara Orion, kekesalan tergambar jelas dalam sorot mata nya.

" Apa menjadikanku sebagai umpan belum cukup bagi ayah? " Suara Velora sangat lirih dengan mata yang mulai berembun, hati nya sakit hingga rasanya tak memiliki tenaga untuk mengetahui lebih banyak lagi kebohongan yang begitu melukai perasaan nya.

" Tidak ada yang cukup, karena kamu belum mendapat kan apapun Velora. Ingat, kamu tidak akan hidup sebaik ini kalau bukan karena ayah, jadi berpikir lah untuk membalas budi. "

Air mata Velora jatuh tak terbendung lagi, isakan nya terdengar dengan bahu bergetar hebat akibat rasa sakit yang teramat dahsyat hingga ia merasa kesulitan untuk menghirup udara bebas dan menahan rasa sesak di dadanya yang menikam.

 " Ayah... apa aku sungguh anak ayah? " Sungguh Velora tak ingin mempercayai kenyataan, rasanya begitu sakit mendapat penghianatan dari orang yang sangat ia percaya, satu- satunya orang yang menjadi tujuh hidup nya dan cahaya dalam kegelapan untuk tetap bertahan hidup dari kehidupan sehari-hari nya yang selalu ia lewati dengan air mata dan luka.

" Tentu saja kamu anak ayah, " Ucap Orion, masih dengan senyuman, mengamati wajah putrinya yang tak berhenti menangis, "makanya ayah menaruh harapan besar padamu. "

" Dapatkan itu secepatnya, dan ayah akan selalu menyayangi seperti yang kamu mau. " Orion berlalu pergi setelah menyelesaikan ucapannya, meninggalkan Velora dengan keputusasaan hingga rasanya ingin menjerit keras untuk melampiaskan perasaan nya.

Gena datang, terduduk di lantai dengan lutut nya dan mengusap pundak Velora lembut " Nyonya apa anda baik-baik saja? "

Velora yang biasanya menutupi kini menggeleng dengan isak tangis yang semakin keras "tidak, aku tidak baik-baik saja Gena. Ini sangat menyakitku, dada ku sakit Gena hiks... "

Gena ikut menitikkan air mata ketika Velora mendekap tubuh nya begitu erat, dapat ia rasakan seberapa perih luka yang di goreskan oleh tuan Orion pada wanita itu.

Setelah sedikit menumpahkan kekesalan hati nya, Velora melepaskan pelukan itu "aku ingin tidur. " ucap nya.

Bangkit dengan tenaga yang tersisa, dan mencari pegangan dalam setiap langkah nya agar tak terjatuh. hingga akhirnya Velora hanya bisa merangkak naik ke atas tempat tidur dan kembali menangis sejadi-jadinya, meringkuk dengan tangan memeluk tubuhnya sendiri dan air mata yang tak henti menetes merasakan ketakutannya.

ibu... ibu dimana? Velora merindukan ibu... jemput Velora ibu, ini terlalu menyakitkan... ibu

Next

Jangan lupa dukungan nya, Kwenchana teng teng teng....

1
Nur Rohimah
emosi banget ni orang, 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!