Ini tentang Xeira, tentang kisah cintanya dengan Jeffery sang artis juga model ternama, tentang rasa sayang Xeira pada Alexa sang adik dan tentang rasa cemasnya.
Xeira sangat menyayangi sang Adik, tak sekali pun dia menolak apa yang menjadi keinginan adik tercintanya namun satu hal yang menjadikan Xeira bimbang untuk mengambulkan salah satu permintaan sang adik, Jeffery. seorang pria yang adiknya dambakan sebagai seorang kekasih nyatanya adalah kekasih Xeira, pria yang Xeira cintai di dalam hidupnya.
Akankah Xeira memilih kembali menuruti sang adik dan melepaskan Jeffery, atau tetap mempertahankan pria itu dan menolak apa yang menjadi keinginan sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA
Sore menyapa tepat saat aku melihat mobil yang di kemudikan Jeffery berhenti tepat didepan ku, sebelum pemilik dengan masker hitam dan topi hitam turun guna membukan pintu mobil untuk ku, hal manis yang selalu aku suka dari Jeffery yang juga menjadi kekhawatiran ku, aku takut dia mendapat masalah dan berakhir buruk untuk karirnya seperti mungkin seseorang memfotonya dan menyebarkannya dengan tulisan ‘Jeffery dating with employee’ dan itu menjadi ketakutan yang selalu menghantui ku setiap kali kami berdua ada di muka umum.
“Baby?”
“Hmm?” aku menoleh menatap Jeffery yang mengusap kepala ku lembut, dengan raut khawatir yang tak tertutup apik dengan senyuman.
“Ada apa?” aku mengulas senyum, dengan gelengan pelan, sebelum memintanya menjalankan mobil.
“Baiklah. Kita mau kemana? Kau sudah makan?”
“Belum, aku melewatkan jam makan siang ku tadi” ku lihat Jeffery memutar mata kesal, sesekali melirik ku dengan cemas. Aku hanya tersenyum sungkan.
“Kau pandai mengingatkan orang lain, tapi tidak pandai mengingatkan dirimu sendiri Baby. Baiklah kita ke restoran terdekat saja ya?” aku mengangguk, membiarkan Jeffery mengemudi menuju salah satu restoran yang tak jauh dari kantor tempat ku bekerja.
Mengambil tempat di pojok restoran yang jauh dari meja lainnya, seorang pelayan dengan cepat menghampiri kami, memberi daftar menu dan mencatat pesanan, sebelum berlalu setelah selesai mencatat pesanan ku dan Jeffery yang kini telah melepas maskernya. Memperlihatkan wajah rupawannya yang selalu menarik senyum ku.
“Jeff?”
“Ya?”
“Aku takut kau akan mendapat masalah kalau terus-terusan menjemput ku” aku tertunduk, bersamaan dengan tangan Jeffery yang menggenggam tangan ku di atas meja mengusapnya lembut penuh rasa.
“Maaf karena selalu membuat mu memikirkan hal itu Baby. Tapi aku berani jamin semua akan baik-baik saja, tak akan ada masalah yang terjadi jika itu menyangkut diri mu.” Aku menatapnya dengan seulas senyum dan anggukan yakin.
“Baiklah. Ngomong-ngomong bagaimana dengan pemotretan mu Jeff? Semuanya baik? Kau tau salah satu teman ku mengirimkan foto mu dengan caption begini ‘Ya ampun suami mu Xei, pekerja keras sekali buat aku saja ya?’ begitu” alih ku, Jeffery tertawa menampilkan kedua lesung pipi yang selalu menganggumkan menurut ku.
“Benarkah? Kau cemburu?” aku menggeleng.
“Untuk apa? Kau kekasih ku, mereka hanya pengagum itu yang kau bilangkan?”
“Pintar sekali! Aku hanya mencintai mu Xeira” aku menghentikan tawa pelan ku, menggantinya dengan senyum dengan anggukan pelan.
“Terima kasih”
“Untuk apa?” Jeffery menatapku tanya dengan satu alisnya yang terangkat, terlihat semakin tampan.
“Untuk mencintai ku. Kau tau Jeff, aku tak pernah mengira akan memiliki mu sebagai kekasih, aku terlalu sadar diri aku tak secantik teman-teman wanita mu yang lain, bahkan dulu saat kau menyatakan cinta di depan semua orang di lapangan kampus aku sempat tak percaya dan berfikir apa ini hanya sebuah pertaruhan konyol atau semacamnya, tapi seiring waktu berjalan aku jadi yakin satu hal”
“Apa itu?”
“Kau mencintai ku”
“Kau benar baby. Aku sangat mencintai mu, bahkan mungkin lebih dari diri ku sendiri” Jeffery menarik tangan ku yang sebelumnya dia genggam sebelum membawanya menuju bibir pria itu dan menciumnya, aku tak tau sudah semerah apa pipi ku sekarang.
“Kau berlebihan Jeff”
“Tidak ada yang pernah berlebihan jika itu menyangkutmu baby. Aku mohon jika suatu hari nanti kau meragu pada ku tentang sesuatu entah apapun itu, tolong tanyakan pada ku sampaikan apapun itu. Aku akan meyakinkan mu, bahwa aku hanya mencintai mu Xeira” aku mengangguk dengan seulas senyum berusaha menghilangkan bayangan Alexa yang mendadak muncul.
Jeffery tak perlu tau soal itu, aku yakin aku hanya terlalu khawatir padahal aku tau Alexa tak ayal seperti teman ku yang lain, yang hanya menganggumi Jeffery sesaat, sebagai idola.
"Permisi"