Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lo Belum Gagal
Hari ini Disha sudah sampai di kantor, ia memutuskan untuk melupakan semua yang terjadi dan bersikap biasa pada semuanya, "Ayo semangat Disha. Lagipula bukan salah kamu kok kalau gak cerita, mereka aja yang ngambek," gumam Disha.
Baru saja Disha keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam gerbang, tiba-tiba Shinta datang dan merangkul lengannya. "Maaf ya Sha, kemarin gue kayak gitu ke lo. Gue kayak gitu karena mereka gak ngasih gue kesempatan buat deketin lo, padahal gue gak masalah kalau lo gak cerita, semua orang punya urusannya masing-masing masa iya lo harus bilang semuanya ke gue, gue aja ada yang gak gue ceritain ke lo kok. Jadi jangan marah ya sama sikap gue, gue udah coba bilang ke yang lain, tapi ya mereka gak tau sikapnya aneh banget, susah dibilanginnya. Maafin gue ya Sha, gue gak mau jauhin lo, gue mau kita kayak dulu gak ada masalah apa-apa," ucap Shinta.
"Harusnya gue yang minta maaf karena gue gak cerita soal ini ke kalian, gue belum siap buat cerita," ucap Disha.
"Gue paham kok, lagian lo juga gak ada kewajiban buat cerita ke kita. Sekali lagi maafin gue ya," ucap Shinta.
"Iya, jadi kita temenan lagi?" tanya Disha.
"Ya iyalah, gue gak mau ya sampai jauh dari lo," ucap Shinta dan mereka pun berpelukan.
"Alay banget gitu aja pelukan," ucap Gio lalu melewati Disha dan Shinta.
"Sirik aja lo," ucap Shinta.
Setelah itu, mereka pun masuk ke dalam ruangannya dan tak lama setelah itu Bella datang, ia sama sekali tidak melihat Disha ataupun shinta.
Disha pun menghampiri Bella, "Maafin gue ya karena gak ceritain semuanya ke lo, gue belum siap aja buat cerita gu...," ucapan Disha terhenti lantaran Bella menyelanya.
"Gak usah sok kenal lagi deh, mulai sekarang dekat cuma sebagai rekan kerja aja dan bahas soal kerja, selebihnya gak usah deket-deket gue," ucap Bella lalu membuka komputernya dan membiarkan Disha yang masih di sampingnya.
"Lo kok gitu si Bel, padahal Disha udah ngerasa salah loh, tapi sikap lo kok malah jahat ke Disha. Ayo lah Bel, lo udah mau 30 tahun, lo bukan anak kecil lagi yang apa-apa ngambek," ucap Shinta.
Bella hanya menatap sinis Shinta dan tudak merespon apa yang dikatakan Shinta, "Udah kah Sha gak usah sama dia lagi, percuma juga kalau lo ngomong sama anak kecil," ucap Shinta dan menarik tangan Disha untuk duduk di kursinya.
"Huh, gue gak peduli sama masalah pribadi kalian, tapi gue gak mau ya karena masalah kalian ini akhirnya kerja tim kena dampaknya," ucap Gio.
"Lo tenang aja, gue bakal mementingkan pekerjaan gue kok," ucap Bella.
"Bagus deh kalau gitu," jawab Gio.
.
Disisi lain, Ryan sudah berada di markas untuk menemui Rendy. "Ini tiket lo dan nanti malam lo harus pergi, gue gak mau lo ada disini," ucap Ryan.
"Kak, gak bisa ya kita damai. Semua ini salah Ayah sama Ibuku Kak, aku gak mau musuhan sama Kakak," ucap Rendy.
"Jangan panggil gue Kakak karena gue gak pernah anggap lo keluarga, gue tau semua ini salah Ayah sama Ibu lo. Tapi, bagi gue lo juga termasuk bagian dari mereka dan itu alasan kenapa gue gak suka sama lo, harusnya lo bersyukur karena gue gak bunuh lo," ucap Ryan.
Setelah itu, Ryan memutuskan untuk ke kantornya, masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.
Sesampainya di ruang kerjanya, Ryan cukup terkejut melihat Henry yang sudah ada di dalam ruangannya.
"Kenapa?" tanya Ryan.
Bukannya menjawab pertanyaan Ryan, Henry justru menunjukkan sebuah kertas pada Ryan. "Lo nyari ini kan," ucap Henry.
Kertas tersebut adalah sertifikat tanah panti asuhan yang dimiliki oleh Ibu Ryan, Ibu Ryan membangun panti asuhan bersama dengan Kakaknya, namun sayang Ibu Ryan harus meninggal karena sakit sehingga panti asuhan di rawat oleh Kakak Ibu Ryan hingga akhirnya panti asuhan tersebut kebakaran.
Ryan sengaja mencari tau tentang kebakaran tersebut karena sebelum Ibunya meninggal, Ibunya menitipkan pada Ryan untuk menjaga panti asuhan tersebut sehingga Ryan dengan tekad kuat ingin melindungi panti asuhan itu, tapi sayang panti asuhan tersebut justru terbakar dan Ryan pun tidak tinggal diam, ia tetap mencari penyebab kebakaran tersebut karena ia yakin jika kebakaran di panti asuhan adalah sebuah kesengajaan.
Ryan melihat isi kertas tersebut dan menatap heran pada sang sahabat, "Lo penasaran gue dapat itu darimana? gue dapat dari bokap gue lebih tepatnya brankas bokap gue," ucap Henry.
"Kenapa ini bisa ada di bokap lo?" tanya Ryan.
"Itu yang gue gak tau, gue ambil itu diam-diam dan setelah itu gue mau tanya ke bokap gue apa hubungannya bokap gue sama panti asuhan yang kebakaran waktu itu," ucap Henry.
"Gue harus cari tau, udah 7 tahun dan semua ini belum juga jelas," ucap Ryan.
"Gue tau, gak mudah buat lo terima semua ini. Lo pasti sakit hati sama orang yang udah bakar panti," ucap Henry.
"Gue gak akan maafkan siapapun yang udah bakar panti, cuma itu harta berharga yang Bunda percayakan ke gue dan gua gagal jaga panti asuhan itu," ucap Ryan.
"Lo belum gagal, Disha ada di samping lo kan. Lo bisa jaga dia, lo jangan sakiti dia," ucap Henry.
"Gue janji sama diri gue sendiri, gue gak akan biarkan orang buat hancurin harta berharga gue saat ini yaitu istri gue Disha," ucap Ryan.
"Tapi, kalau seandainya Disha tau lo anak dari pemilik panti apa yang bakal lo lakuin?" tanya Henry.
"Gue gak tau gimana nanti reaksi dia kalau tau masalah itu, tapi yang jelas gue gak akan lepasin Disha, gue bakal lakukan cara apapun agar Disha tetap di samping gue," ucap Ryan.
"Lo udah cinta sama dia?" tanya Henry.
"Gue jatuh cinta sama dia jauh sebelum panti kebakaran dan setelah menimbang-nimbang akhirnya gue berani buat deketin dia," ucap Ryan.
"Lo gak usah khawatir, gue bakal bantu lo buat selesain ini semua," ucap Henry.
"Makasih ya, lo udah banyak banget nolongin gue masalah ini," ucap Ryan.
"Ini beneran ketua mafia yang ditakuti sama orang-orang," ucap Henry.
"Si*lan lo," ucap Ryan dan Henry pun tertawa mendengar umpatan Ryan.
"Gue kaget aja sih tiba-tiba lo bilang makasih, kayaknya setelah nikah lo jadi lebih berperikemanusiaan deh," ucap Henry.
"Nyesel gue bilang kayak gitu, lo pergi deh. Gue masih ada kerjaan," ucap Ryan.
"Baru juga di puji udah balik aja ke setelan awal, yaudah deh gue mau pergi aja, nanti gue kabarin lagi ya," ucap Henry dan diangguki Ryan.
Setelah kepergian Henry, Ryan pun melihat kembali sertifikat tanah yang ada di tangannya, "Kenapa sertifikat ini ada di Ayahnya Henry?" tanya Ryan.
.
.
.
Tbc...