Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Meskipun laki-laki yang El harapkan waktu itu elo, gue harap lo bisa mengikhlaskan El untuk Arka. Mungkin Arka gak sebaik lo dalam mengenal El, tapi gue yakin Arka bisa lebih baik dari lo dalam menjaga El."
Kai membuang nafas mengingat perkataan Elang tadi malam. Mengikhlaskan Eleanor untuk Arka adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Bagaimana Kai bisa ikhlas kekasih yang sangat dicintainya diambil oleh laki-laki lain?
"Gue bisa bantu lo supaya lo bisa bicara dengan El dan menyelesaikan kesalahpahaman diantara kalian, tapi biarkan El bahagia dengan Arka," Kai mengingat perkataan Elang yang lain.
"Kenapa Elang begitu yakin laki-laki bernama Arka itu bisa membahagiakan El?" gumamnya tidak mengerti dengan yang Elang pikirkan.
Kai sadar dirinya tidak pantas untuk Eleanor, tapi satu-satunya orang yang pantas menggantikan Kai di samping Eleanor hanyalah Elang. Elang tahu Eleanor memiliki masalah dalam mengontrol emosi, bisa menenangkan Eleanor saat emosi Eleanor meledak-ledak. Sementara Arka? Arka hanya orang yang baru datang ke hidup Eleanor dan tidak tahu apa-apa tentang Eleanor.
"Gue gak bisa melepaskan El begitu saja sebelum tahu siapa laki-laki bernama Arka itu sebenarnya," gumamnya lagi lalu beranjak dari kursi dan berjalan keluar dari apartemennya.
Tepat saat Kai keluar dari apartemen, Cantika berada di depan pintu apartemen Kai dan berniat bertamu ke apartemen laki-laki itu.
"Cantika?" gumam Kai terkejut melihat Cantika tiba-tiba berada di depan apartemennya. Tidak biasanya Cantika datang tanpa memberi kabar.
"Apa Elang sudah memberitahu lo kapan lo bisa bertemu El?" tanya Cantika.
"Belum, kenapa? lo juga mau bertemu El?" tanya Kai balik.
Kai bisa melihat ada sesuatu dari wajah Cantika saat ini, tapi Kai tidak bertanya apa yang terjadi karena sudah berjanji untuk tidak berlebihan dalam bercerita masalah pribadi.
"Iya, gue mau bertemu El. Ada hal yang harus gue bicarakan dengan El," jawab Cantika.
Jika dilihat dari gelagat Cantika, sepertinya ada hal serius yang terjadi. Namun Kai masih enggan untuk bertanya apa yang terjadi.
"Oh, oke. Nanti gue kabarin lo kalau Elang sudah memberitahu kapan bisa bertemu El," Kai hanya mengatakan itu pada Cantika.
"Oke, makasih. Gue harus pergi sekarang, lo juga mau ke kantor kan?"
"Iya, gue mau ke kantor. Lo mau kemana? mau bareng sekalian?"
"Gak usah, makasih. Gue duluan," Cantika pergi dari hadapan Kai setelahnya.
Kai semakin yakin sudah terjadi sesuatu dengan Cantika dan Kai tidak tahu apa itu. Karena khawatir Kai akhirnya mengambil handphone dan menghubungi Elang untuk memberitahukan ada yang tidak beres dengan Cantika.
"Lo free gak? tadi Cantika datang ke apartemen gue dan sepertinya dia sedang menghadapi sesuatu. Tolong cari tahu."
-
-
Ritual pagi sebelum Arka berangkat ke kantor adalah hal yang paling menggelikan bagi beberapa orang di rumah keluarga Xavier. Karena mereka harus menyaksikan Arka menciumi Eleanor sebelum tuan muda keluarga Xavier itu berangkat ke kantor. Laki-laki lain mencium kening istri sebelum berangkat bekerja, tapi Arka mencium kening, pipi, bibir, bahkan perut rata Eleanor sebelum pergi ke kantor.
"Aku pergi ya, tolong jaga bayi kita," dan itu juga salah satu kata-kata keramat yang selalu Arka ucapkan sebelum pergi.
"Kalau ada apa-apa langsung telpon aku, aku pasti akan langsung datang," ucap Arka lagi.
Kata-kata ini juga biasa Arka ucapkan sebelum pergi. Ritual sebelum Arka pergi ke kantor memang lumayan lama dan banyak basa-basi nya kalau kata Nyonya Xavier. Bahkan meskipun Arka harus berangkat pagi-pagi, ritualnya tidak pernah sekalipun terlewatkan.
"Kamu tuh suami atau penyelamat bumi sih? kalau ada apa-apa langsung datang?" sambar Nyonya Xavier sebelum Eleanor menanggapi ocehan Arka.
"Iya dong, aku harus memastikan istri dan anak aku baik-baik saja," ucap Arka sambil tersenyum dan membuat Nyonya Xavier yang sudah kesal semakin kesal.
Eleanor mengubah segalanya tentang Arka, bahkan Arka yang jarang tersenyum pun menjadi lebih sering tersenyum semenjak Eleanor tinggal bersama mereka. Tapi yang menjadi masalah Arka kadang tersenyum seperti orang bodoh yang sudah termakan oleh cinta.
"Perasaan dulu papah kamu tidak selebay ini saat mamah hamil," seru Nyonya Xavier.
"Memastikan istriku baik-baik saja bukan lebay, justru itu tanggungjawab aku sebagai suaminya," balas Arka.
"Memang apa yang akan terjadi dengan istrimu yang setiap hari kerjaannya hanya makan tidur makan tidur?" Nyonya Xavier mulai tersulut emosi karena sikap berlebihan Arka.
Selama ini Eleanor di rumah keluarga Xavier tanpa melakukan apa-apa. Setiap hari yang Eleanor lakukan hanya memakan makanan sehat untuk ibu hamil dan tidur.
"Mah, ayolah. Istriku tidak melakukan apa-apa karena istriku wanita keluarga ini," ucap Arka tidak suka mamahnya menyinggung soal Eleanor yang hanya makan tidur di rumah.
Ada banyak pelayan di rumah keluarga Xavier tujuannya untuk memanjakan wanita di rumah itu, tidak salah jika Eleanor hanya makan tidur di rumah karena memang itu tujuannya.
"Aku sudah pernah memberi mamah pilihan, jika mamah tidak bisa membuat istriku nyaman berada di rumah, aku dan istriku bisa pergi mencari rumah lain," ucapan Arka kali ini berhasil membungkam mulut nyonya Xavier.
Arka bukan suami yang diam saja saat istrinya dibuat tidak nyaman oleh mamahnya, Ia pernah mengatakan pada mamahnya kemungkinan dirinya pindah rumah jika istrinya merasa tidak nyaman di rumahnya sekarang.
"Ck, terserah," Nyonya Xavier memilih pergi daripada harus menyaksikan momen menggelikan anak dan menantunya. Sekarang hanya ada Arka, Eleanor dan para pelayan disana.
"Sudah, sebaiknya kamu berangkat sekarang. Kamu sudah telat loh ini," ucap Eleanor karena jam sudah menunjukkan lebih lima belas menit dari jam kerja kantor.
"Pemimpin seharusnya memberikan contoh yang baik untuk karyawannya."
"Iya, ini juga aku mau berangkat."
Cup!
Arka mengakhiri kalimatnya dengan mengecup bibir Eleanor yang menjadi candunya. Arka ini memang tidak bisa sehari saja tidak mencium Eleanor, bisa meriang badannya kalau sampai melewatkan mencium Eleanor.
"Ingat yang aku katakan, oke?"
"Iya, aku mengingatnya. Udah sana," usir Eleanor karena Arka masih terus saja mengulur waktu.
Sebagai orang yang menghargai waktu dan selalu mengutamakan ketepatan waktu, Eleanor merasa sedikit terganggu memiliki suami yang terlewat santai seperti Arka. Apalagi Arka pemimpin yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk bawahan-bawahannya.
"Aku belum selesai, sayang."
"Arka..." bukan hanya nyonya Xavier yang kehilangan kesabaran menghadapi Arka, Eleanor pun ikut gregetan. Kali ini Eleanor setuju dengan mertuanya, Arka berlebihan dan lebay.
"Baru aku yang mencium kamu, kamu belum menciumku. Aku tidak bisa pergi sebelum dicium oleh kamu."
Oke, hampir saja ritual yang satu itu terlewatkan. Arka sudah mencium Eleanor, sekarang giliran Eleanor yang mencium Arka.