Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelayan Nasi goreng
Than justru menangkap wajah Sifa, lalu tersenyum tepat di depannya.
"Good girl, kau sudah semakin tangguh rupanya, apa kau menghajar laki-laki itu honey?"
"Ya Tuhan, iya aku menghajarnya dan hampir meremukkan alat kela-minnya, apa kamu puas?" Jawab Sifa.
"Bagus, lumayan, dan untuk Dira, aku sudah tau sebelumnya, sengaja menempatkan dia di perusahaan untuk menjebak mantan brengsek mu itu, dan rupanya mereka berdua memang kompak"
"My God, kamu benar-benar kejam" ucap Sifa.
"Dira Isyana juga manusia yang butuh kerjaan, dia masih muda dan cerdas, aku menempatkan di sisimu berharap dia bisa menjaga diri dan berhati-hati, setidaknya dia bisa menghasilkan uang sebelum penyakitnya membuatnya tidak bisa apa-apa, tapi sayang, dia malah bermain api, jadi apa boleh buat"
Sifa terdiam, niat Than tak sepenuhnya kejam, justru memberikan Dira sebuah harapan, namun seperti yang di jelaskan, Dira memilih langkah yang salah.
"Aku sudah mengeluarkan mereka semua dari perusahaan, dan sekarang semuanya sudah selesai, aku ingin mengakhiri kontrak kerjasama kita, dan jadikan aku pegawai biasa"
"Tidak bisa, Orang tuaku tak akan membiarkan kita berpisah, kalau kau tidak percaya, coba saja" ucap Than.
Sifa menatap dengan mata putus asa, dia hanya ingin hidup tenang, tak ada lagi dendam, dan semuanya sudah usai, dirinya juga cukup puas sudah membalas semuanya, walaupun dalam hati kecilnya ada rasa tidak tega.
"Lalu apa sekarang?" Tanya Sifa.
"Kita menikah, sesuai rencanaku"
"Tapi kita tak ada perasaan apapun, apa ini nanti tidak menjadi bumerang, akan jadi apa keluarga kita?" Ucap Sifa berusaha memberikan pengertian.
Than menatap tajam, lalu mendekati Sifa kembali, kali ini sangat dekat, bahkan hembusan nafas Than dapat dia rasakan di depan wajahnya.
Mengira sudah sampai di situ, tapi nyatanya Than tak menghentikan gerakan.
"Tu tunggu, apa yang kau lakukan?" Sifa gugup dan terkejut, mencoba mundur untuk memberi jarak yang aman, tapi terlambat.
Hingga akhirnya bibir Than kembali menyambangi, terasa begitu hangat, memberi sengatan dan sensasi luar biasa, jantung Sifa berdetak tak biasa, dan aneh, tubuhnya tak menolak sama sekali, walaupun hatinya masih bingung dengan keadaan saat ini.
Lalu Than melepaskan perlahan ciumannya, ibu jarinya dengan lembut menyapu bibir Sifa untuk membersihkan sisa saliva nya.
"Bagaimana?, ada sesuatu yang mulai kamu rasakan bukan?" Tanya Than.
Sifa seperti terhipnotis, menganggukkan kepala, rasanya memang ada yang begitu hangat dan nyaman, dan sial, kenapa Sifa malah menginginkan.
"Kau sudah gila Sifa!" Jerit batinnya, dan segera mundur untuk menghindar.
"Maaf, aku masih punya waktu dua minggu bukan, akan aku pikirkan" Sifa segera menyambar tasnya dan pergi dari ruangan dengan langkah tergesa.
Dalam lift berulang kali Sifa menggerutu, merutuki kebodohannya kenapa justru sangat menikmati ciuman Than yang tiba-tiba, parahnya dalam hati sempat terbesit menginginkan kembali.
Beberapa kali Sifa memukul kepalanya sendiri, menyesali apa yang sudah dia rasakan tadi.
Sementara, Than hanya tersenyum melihat tingkah konyol Sifa yang terpantau cctv di dalam lift perusahaan.
"Dasar keras kepala" gumam Than, lalu menghubungi anak buahnya untuk mencari tau alamat seseorang.
*
*
Hari mulai gelap saat Sifa hampir saja tiba, perjalanan pulang memang sengaja diperlambat karena pikirannya yang kalut akan tawaran Than, sebenarnya bukan lagi tawaran, tapi lebih pada pemaksaan.
Membuka pintu Apartemen perlahan, lalu tidak segera menuju kamarnya, hanya duduk di sofa sambil bersandar dengan mata terpejam.
"Tidak pernah aku bayangkan jika aku akan menikah dengan seseorang yang tidak aku kenal sama sekali, kenapa hidupku ini penuh misteri" gumam Sifa masih tetap menutup matanya.
Terbayang wajah kedua orang tuanya, misi besar yang harus dia lakukan, yaitu meyakinkan orang tuanya, atau tepatnya mungkin mengatur sandiwara, agar mau merestui pernikahan yang sementara di sembunyikan.
"Dasar manusia merepotkan!" Sifa merasa jengkel saat wajah santai Than terbayang.
Rasa lelahnya segera di atasi dengan segarnya air saat mengguyur tubuhnya, Sifa kemudian keluar untuk memasak, membuka lemari es dan ternyata tak ada lagi sisa stok makanan yang bisa di gunakan.
"Sial!"
Sifa pun terpaksa pergi dengan pakaian biasa dan berjalan kaki, awalnya hanya akan di minimarket yang berada dekat dari area Apartemen, tapi rupanya dirinya lebih tertarik untuk mencoba makanan siap saji.
Berjalan menyusuri taman dan sedikit keluar dari Area, Sifa tersenyum menemukan warung tenda dengan berbagai makanan yang di jualnya.
"Nasi goreng spesial satu pak, di bungkus" ucapnya, kemudian duduk di kursi plastik yang berjajar di pinggir jalan.
Suasana sedikit ramai, hingga kemudian Sifa terpaku akan sosok yang tengah membereskan meja di dalam tenda, dan sesekali menyapa pelanggan yang masuk dan akan menikmati makanan disana.
Hingga kemudian, Sifa sengaja sedikit menjauh, sambil terus mengamati apa yang di lakukan, rupanya sosok itu menjadi pelayan yang membantu bapak penjual makanan yang sedang menyiapkan Nasi Gorengnya.
Setumpuk piring kotor diraihnya, lalu di cuci perlahan di bawah air kran yang terletak di bawah, mata Sifa tak bisa berpaling, mengamati apa yang terus dilakukan, hingga kakinya tanpa sengaja ter injak laki-laki yang masuk tanpa permisi.
"My God, sial!" Ucap Sifa mengaduh.
Dikira pembeli seperti dirinya, tapi kelihatannya tidak, dengan nada tinggi dan kasar meminta uang keamanan.
"Sudah bang, tadi Kami sudah membayar" sang penjual Nasi goreng protes.
"Tapi pelanggan mu tambah banyak, jadi kurang!" Ucap laki-laki tinggi dan bertato itu.
Sifa terus mengamati, sebenarnya tidak ingin ikut campur, tapi percakapan mereka membuat siapapun yang mendengar ikut geram, hingga seseorang yang mencuci piring itu pun berusaha membantu majikannya.
"Bang, sesuai dengan kesepakatan awal, kita akan membayar sama dengan yang lain, jangan merubah harga semau Abang, kita disini dagang bang, penghasilan tidak mesti"
Laki-laki itu berbalik, mendekati wanita yang baru saja bicara, dan malah tertawa.
"Oh, rupanya kamu juga punya pembantu baru, cantik, bagaimana kalau satu bulan kau membayar dengan tubuhnya saja?"
Sifa sontak langsung berdiri, entah kenapa rasanya ada sesuatu yang tidak bisa dia terima dan membuatnya waspada.
Wanita itu melawan saat tangan laki-laki kurang ajar itu akan menyentuhnya, namun kalah tenaga, Bapak penjual Nasi goreng pun turun tangan.
Segera memberikan uang lebih dan menyuruh laki-laki itu segera pergi dan tak mengganggu lagi.
Keadaan tenang kembali, dan Nasi goreng Sifa pun jadi, tanpa sengaja yang memberikan padanya adalah wanita yang dari awal menjadi pusat perhatiannya.
"Ini mbak"
"Terimakasih" ucap Sifa.
Deg
Wanita itu terdiam, terkejut saat menatap Sifa, selembar uang yang di berikan masih belum dia terima.
"Ini uangnya" ucap Sifa dengan senyuman ramah.
"Si Sifa?" Ucap lirih wanita itu.
Siapa kira-kira wanita ini ya?, yuk kasih KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Author mengucapkan Selamat Tahun baru 2025, semoga keberkahan yang melimpah dan menjadi diri lebih baik lagi, tetap Semangat, sehat dan jangan lupa bahagia.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..