NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia : Agen Dan Mafia Berbahaya

Bayi Rahasia : Agen Dan Mafia Berbahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Roman-Angst Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: dadeulmian

Elena adalah agen rahasia yang sedang menjalankan misi untuk mengambil informasi pribadi dari kediaman Mafia ternama bernama Luca Francesco Rossi. Saat menjalankan misi Elana terjebak dan menjadi tawanan beberapa hari.

Menyamar sebagai wanita panggilan, setelah tidur bersama pria yang menjadi mafia berbahaya itu, Elena menyelinap dan berhasil mendapatkan informasi penting yang akan menghancurkan setengah kekuatan milik Luca.

Dan itulah awal dari kisah Luca yang akan memburu dan ingin membalas dendam pada Elana yang menipunya. Disisi lain Elena yang bekerja menjadi agen rahasia berusaha menyembunyikan putri kecil rahasianya dengan mafia kejam itu.

Sampai 4 tahun berlalu, Luca berhasil menemukannya dan berniat membunuh Elena. Dia tidak mengetahui tentang putri rahasianya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dadeulmian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

"Mommy–"

Sophia terkejut setelah mendengarkan suara tembakan di lepaskan. Dia memeluk kaki Luca dengan ketakutan membuat Luca sedikit merasa bersalah. Dia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.

Jadi dia menunduk dan melihat Elena yang terbaring di tanah. Dia menembak burung yang terbang di udara tadi.

"Agen? Kamu baik-baik saja? Katakan sesuatu padaku! jangan hanya diam saja dan lari dari sana!!"

"Siapa namamu?" Tanya Luca yang masih mengeratkan genggaman tangan miliknya yang memegang pistol.

"Lumina–"

"Sebutkan nama asli."

Elena terdiam dan dia perlahan terduduk dengan kepala menunduk. Dia perlahan melepaskan alat di telinganya.

"Agen Lumina?! Apa yang sedang—"

Elena tidak suka jika rekan kerjanya mengetahui identitas aslinya. Jadi dia langsung melempar alat di telinganya dan berkata dengan suara gemetar tapi tegas. "Elena..."

"Jadi, kamu Elena huh? Wanita yang sudah menipuku, memasukan obat tidur di minumanku dan bahkan membawa kabur anakku? Kamu punya banyak sekali alasan untuk mati."

Elena terdiam dan tidak mengatakan apapun selain menundukkan kepalanya. Dia takut Luca akan menembak Sophia dan bukan dirinya.

"Kamu punya kata terakhir?"

"Jangan bunuh anakku."

Luca terdiam mendengar perkataan Elena. Dia sedikit terkejut dengan permintaan Elena. Daripada melindungi dirinya sendiri yang sudah mempunyai peluru didalam perutnya. Dia malah memilih untuk menyelamatkan putrinya.

Luca berdecak dan dia menunduk melihat Sophia yang masih memeluk kakinya. Tangan gadis kecil itu bergetar, ingus miliknya menempel di bahan celananya tapi dia tidak merasa jijik sama sekali.

Dia malah merasa sedikit simpati?

Padahal dia selalu bisa membunuh anak kecil atau bahkan perempuan. Tapi kenapa dirinya tidak bisa berkutik dan merasa tidak bisa menyakiti anak kecil ini. Anak miliknya?

"Siapa namamu kucing kecil?"

Sophia mendongak dengan wajahnya yang sudah berantakan. Ingus dan air mata miliknya terlihat berantakan dimanapun. "Sophia..."

"Sophia? nama itu terlalu cantik untuk dirimu." Luca membungkuk dan mengambil Sophia di pelukannya.

"Tidak! Jangan bawa dia pergi, kumohon... aku tidak bisa hidup tanpa dia! Aku mohon... Biarkan dia tinggal denganku, jangan bawa dia pergi." Elena berdiri dengan panik dan dia mengabaikan perutnya yang tertembak, dia berusaha menghentikan Luca dengan semua yang ia bisa.

"Maka kamu tidak perlu hidup."

"Tidak, kumohon..."

Elena masih bisa meraih baju Luca tapi Luca sudah kembali menaiki mobil dan langsung melaju pergi darisana membawa Sophia.

"Tidak..."

Cough.

Saat dia berbicara lagi, darah keluar saat dia terbatuk.

...ΩΩΩ...

3 hari kemudian.

Elena terbangun dan dia hanya bisa melihat ruangan putih rumah sakit dengan warna dominan putih mengelilinginya. Dia menunduk cemas dan ingin pergi mencari putrinya saja tapi seseorang berjalan masuk dan menghentikan dirinya.

Dia adalah kepala FBI, bosnya.

"Kenapa kamu tidak mengatakan apapun tentang putrimu itu?"

Elena terdiam dan tidak mengatakan apapun, dia berdiri dengan perban di sekitar perutnya dan menghadap bosnya itu.

"Berikan saya pistol, bos. Saya akan mengambil putri saya kembali."

"Kamu akan mati jika kamu menerobos ke rumah Rossi, kamu tahu itu. Keluarga Rossi, keluarga mafia terkuat di Amerika dengan jumlah anggota yang tidak sedikit. Puluhan agen gugur saat berurusan dengan mereka. Kamu tahu itu."

"Saya akan mengambil resiko apapun untuk putri saya."

"Yah, kamu memang sedikit berubah sekarang. Tapi tenangkan dirimu, putrimu itu. Putri kandung Luca, bukan?" tanya Pak kepala.

Elena menunduk dan perlahan mengangguk, Pak kepala itu terlihat menghela nafas panjang. "Aku mengajari kamu untuk menghabisi musuhmu, bukan tidur dengan musuhmu."

"Saya tidak punya pilihan..." kilahnya, dia juga masih punya malu untuk mengatakannya. Karena malam itu, rencana dadakan menjadi wanita panggilan Luca adalah rencana yang terburuk. Dia bisa saja ketahuan dan dibunuh saat masuk kedalam kamar Luca.

Tapi aneh, dia masih hidup sekarang.

"Kenapa kamu tidak menegosiasi saja dengan dia? Kamu ibu dari putrinya, kamu ditembak diperut saja kamu sudah beruntung. Dia tidak membunuhmu langsung dan memotong semua bagian tubuhmu atau bahkan menguliti mu."

"Saya tahu itu," Elena akhirnya menghela nafas dan mengeratkan jari-jarinya. "Tapi saya tidak tahu harus menegosiasi apa saja dengannya. Dia memiliki duniaku."

"Kamu memiliki dirimu, sebelum menjadi seorang ibu kamu seorang agen hebat, Lumina. Coba saja sekali, aku akan mendukungmu. Aku selalu menganggap kamu putriku jadi jangan menyerah, aku juga ingin bertemu dengan cucuku."

Elena mendongak dan mengerjap, dia tidak menyangka bosnya akan mengatakan sesuatu seperti ini. Padahal Elena selalu menganggap orang ini adalah atasannya dan bukan sebuah keluarga.

Dia tidak tahu definisi keluarga sampai dia mendapatkan Sophia.

"Saya akan melakukan yang terbaik, pak."

"Itu benar, itu baru Agen Lumina yang kukenal. Dan juga, jangan khawatir tentang berita ini. Hawk adalah salah satu agen yang tidak bermulut besar, dia tidak akan mengatakan apapun tentang putri mu dan hubungan rumitmu dengan mafia itu."

"Terimakasih pak."

"Baiklah, pergi saja. Aku tahu, aku tidak bisa menahan kamu disini terlalu lama. Meskipun kedua kakimu yang lumpuh, kamu pasti akan berlari keluar dari sini jika kamu ingin. Tidak ada yang bisa mematahkan api milikmu Lumina."

...ΩΩΩ...

Disisi lain kediaman Luca terlihat berantakan, dia merasa stres dengan kedatangan bocah yang tiga hari lalu ia culik.

Dia tidak tahu jika mempunyai anak kecil akan sangat merepotkan, dia bisa melihat semua bantal sofa, piring dan gelas terbang lalu para pelayan berlari dan berteriak dimanapun.

"Mommy! Aku ingin mommy! Pia gak mau disini! Pia cuman mau mommy! Pia gak mau makan!"

Anak kecil berusia tiga tahun itu masih berlari dengan semangat memutari mansion luas disana. Kerugian dari barang yang dijatuhkan dan juga kebisingan yang dia buat sudah tidak tertahankan lagi oleh Luca.

"Diamlah! jika kamu ingin mommy mu kembali, kamu harus diam! Iblis kecil bermulut cerewet!" bentak Luca kesal. Dia berdiri di pintu masuk ruang makan dan melihat semuanya berantakan disana.

Pelayan rumah juga terlihat malu sambil memunguti piring yang berada di lantai.

"Kamu iblis!" Balas Sophia dengan kesal.

Luca tidak tahan lagi dan dia berjalan pada Sophia. Dia mencubit pipi anak kecil itu sampai pipinya berubah merah. "Berani sekali kamu! Apa wanita itu tidak mengajari kamu sopan santun? Kamu iblis kecil cerewet."

"Dan kamu plia jelek! AHHHH mommy! Ada plia jahat!!" Sophia berteriak dengan semua suaranya sampai telinga Luca berdengung. Dia tidak tahan dengan rewel nya dan berisiknya Sophia.

"Diamlah! Apa kamu ingin aku menyumpal mulut jelekmu itu dengan–"

"Bos, jangan mengatakan hal kasar pada anak kecil." Suara asisten miliknya menginterupsi dan Luca terlihat kesal.

Dia melepaskan cubitan di pipi Sophia dan membuat pipi gadis itu benar-benar memerah. Sophia cemberut dan berteriak. "Mommy! Aku gak suka om jelek ini!!!"

"Ugh– Kenapa kamu brisik sekali! Kamu bukan anakku!"

"Um, dia anakmu bos. Kita melakukan tes DNA kemarin."

"DIAM!" Luca berdecak dan dia bergumam. "Wanita sialan, dia diampuni karena dia mengandung anakku sendirian selama ini. Tapi dia malah melahirkan iblis kecil cerewet ini."

1
tia
lanjut Thor
tia
semangat thor cerita bagus
dadeulmian: terimakasih udah komen kakk
total 1 replies
tia
masa ibu ny lebih muda thor
dadeulmian: emang awet muda dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!