NovelToon NovelToon
ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Non Mey

Amira kira setelah menikah hidupnya akan bahagia tapi ternyata semua itu tak sesuai harapan. Ibu mertuanya tidak menyukai Amira, bukan hanya itu setiap hari Amira hanya dijadikan pembantu oleh mertua serta adik iparnya. Bahkan saat hamil Amira di tuduh selingkuh oleh mertuanya sendiri tidak hanya itu setelah melahirkan anak Amira pun dijual oleh ibu mertuanya kepada seorang pria kaya raya yang tidak memiliki istri. Perjuangan Amira begitu besar demi merebut kembali anaknya. Akankah Amira berhasil mengambil kembali anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Non Mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah

Malam itu, Amira sedang duduk di ruang tamu sambil merapikan pakaian yang baru selesai disetrika. Wajahnya tampak lelah, tapi ia tetap tersenyum saat melihat Angga masuk ke rumah setelah seharian bekerja.

“Mas, sudah makan?” tanyanya lembut.

Angga mengangguk sambil tersenyum, tetapi pandangannya tertuju pada sebuah tas kertas yang ia bawa. Amira tidak menyadari apa yang dibawa suaminya karena ia sibuk dengan pekerjaannya.

Setelah beberapa saat, Angga mendekat dan duduk di sampingnya. “Mira, aku punya sesuatu untukmu,” katanya sambil menyodorkan tas itu.

Amira terkejut. “Apa ini, Mas?” tanyanya sambil menerima tas tersebut.

“Coba buka. Aku harap kamu suka,” kata Angga dengan senyuman penuh harap.

Dengan hati-hati, Amira membuka tas itu dan menemukan sebuah gamis cantik berwarna pastel dengan hiasan bordir di bagian bawahnya. Mata Amira langsung berbinar.

“Mas, ini cantik sekali. Terima kasih,” katanya dengan suara penuh rasa haru.

Angga tersenyum, merasa lega karena istrinya menyukai hadiah itu. “Aku tahu kamu sudah bekerja keras, Mira. Aku ingin kamu tahu kalau aku menghargai semua yang kamu lakukan.”

Namun, momen indah itu tidak berlangsung lama. Ratna yang kebetulan keluar dari kamarnya melihat gamis tersebut di tangan Amira. Wajahnya langsung berubah masam.

“Angga! Kamu beli itu untuk Amira?” tanyanya dengan nada tinggi.

Angga menatap ibunya dengan tenang. “Iya, Bu. Ini hadiah untuk Mira.”

Ratna mendengus kesal. “Hadiah? Untuk apa kamu membuang uang seperti itu? Lebih baik uangnya diberikan ke Ibu. Ibu bisa beli emas, itu lebih berguna. Bisa dipamerkan ke ibu-ibu arisan juga!”

Amira yang mendengar ucapan itu langsung merasa tidak enak. Ia buru-buru meletakkan gamis tersebut di atas meja. “Bu, maaf. Kalau Ibu tidak suka, saya—”

Namun, sebelum Amira sempat menyelesaikan kalimatnya, Loli yang sedang duduk di sudut ruangan tiba-tiba bersuara.

“Ibu, kenapa sih selalu menyalahkan Kak Amira? Kak Angga beli gamis itu pakai uangnya sendiri. Itu hak Kak Angga. Kenapa Ibu marah-marah?”

Ratna terkejut mendengar putrinya membela Amira. “Loli, kamu sekarang malah membela dia? Bukankah selama ini kamu yang paling tidak suka dengan Amira?”

Loli menghela napas, mencoba menahan emosinya. “Iya, awalnya aku memang nggak suka. Tapi aku sadar, Kak Amira nggak pernah salah. Dia selalu kerja keras buat bantu kita semua. Kalau Kak Angga kasih hadiah ke Kak Amira, itu wajar. Ibu nggak perlu marah-marah soal itu.”

Semua orang di ruangan itu terdiam. Ratna tampak bingung dan tidak percaya bahwa putrinya sendiri membela Amira. Sementara itu, Amira merasa haru dan terkejut atas keberanian Loli.

Angga memanfaatkan momen itu untuk berbicara. “Bu, Amira adalah istri saya. Kalau saya ingin memberikan sesuatu untuknya, itu bukan hal yang salah. Amira sudah banyak berkorban untuk keluarga ini, dan saya ingin dia merasa dihargai.”

Ratna masih terlihat tidak puas, tetapi ia memilih untuk tidak melanjutkan argumennya. Ia hanya mendengus dan kembali ke kamarnya dengan wajah kesal.

Setelah Ratna pergi, Loli mendekati Amira dan tersenyum tipis. “Kak, gamis itu bagus banget. Kakak pantas memakainya.”

Amira tersenyum dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih, Loli. Aku nggak nyangka kamu akan membelaku tadi.”

Loli mengangguk pelan. “Aku sadar, Kak. Selama ini aku memang salah. Aku selalu malas dan membebankan semuanya ke Kakak. Tapi aku akan mencoba berubah. Aku nggak mau jadi adik yang hanya menyusahkan.”

Amira memeluk Loli dengan penuh rasa syukur. Ia merasa bahwa perubahan Loli adalah hadiah terbaik yang bisa ia terima.

Malam itu, suasana di rumah sedikit berbeda. Meski Ratna masih terlihat kesal, hubungan antara Amira dan Loli mulai membaik. Angga merasa lega melihat istrinya mulai mendapatkan dukungan di rumah, dan ia semakin yakin bahwa kebahagiaan mereka perlahan-lahan akan terwujud.

1
Aini Qu
Lumayan
Sri Wahyuni
bagus karya ini,.... ini realisasi kehidupan nyata
Non Mey: Makasih Kakak 🩷
total 1 replies
karya yang bagus, semoga kedepannya Amira punya keberanian untuk melawan mertuanya.gedek juga lihatnya
sangat keren
lanjutkan kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!