NovelToon NovelToon
Akankah

Akankah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pendekar Cahaya

Silva, Marco dan Alex menjalin persahabatan sejak kelas 10. Namun, saat Silva dan Marco jadian, semuanya berubah. Termasuk Alex yang berubah dan selalu berusaha merusak hubungan keduanya.
Seiring berjalannya waktu, Alex perlahan melupakan sejenak perasaan yang tidak terbalaskan pada Silva dan fokus untuk kuliah, lalu meniti karir, sampai nanti dia sukses dan berharap Silva akan jatuh ke pelukannya.
Akankah Silva tetap bersama Marco kelak? Atau justru akan berpaling pada Alex? Simak selengkapnya disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pendekar Cahaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 4 (Jelang Pementasan)

Selang 20 menit kemudian, Silva pun sampai dirumahnya. Silva masuk dan melihat keadaan rumahnya sepi, yang menandakan ibunya belum pulang kerja. Karena kebiasaan ibunya kalau sudah dirumah pasti menghabiskan waktunya dengan menonton Televisi di ruang keluarga.

"Eh.... Non Silva, udah pulang" Bi Leli, ART yang bekerja dirumah Silva keluar dari arah dapur dan menyambutnya.

"Mami belum pulang yah, Bi?" Tanya Silva sambil celingak-celinguk.

"Belum, non, tapi, nyonya sempat bilang ke bibi kalau pulangnya sekitar jam 9, katanya ada meeting" jawab Bi Leli. Silva hanya mengangguk mendengar jawaban Bi Leli.

"Non Silva mau makan sekarang? Biar bibi siapkan makanannya" kata Bi Leli.

"Aku udah makan tadi, Bi" jawab Silva singkat.

"Tapi, tolong bungkusin makanan yang bibi masak yah, mau aku bawa buat teman-teman aku yang latihan buat pementasan nanti malam" pinta Silva.

"Baik, non" Bi Leli mengangguk dan bergegas ke dapur.

Silva bergegas ke kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang terlihat lebih santai. Cukup dengan kaos polos warna pink dan celana pendek jeans serta rambut terurai dengan dihiasi bando warna putih yang membuat Silva tetap terlihat cantik.

Setelah semuanya siap, Silva keluar dari kamar dan bersiap berangkat ke gedung kesenian, tempat dilangsungkannya pementasan drama.

"Non, ini makanannya udah bibi bungkuskan" Bi Leli menghampiri Silva, saat sudah berada di lantai bawah.

"Oh... Iya, makasih yah, Bi" Silva menerima kantongan yang diberikan oleh Bi Leli.

"Oh iya, aku jalan sekarang yah, Bi, nanti kalau mami udah datang dan tanya aku kemana, bibi jawab aja aku ke gedung kesenian, ada pementasan drama buat acara perpisahan sekolah" Silva berpesan pada Bi Leli. Bi Leli hanya mengangguk.

Silva langsung melajukan mobilnya menuju gedung kesenian, karena sebentar lagi ada gladi resik, sebelum acara pementasan nanti malam.

Hanya butuh waktu 15 menit saja, Silva sudah sampai di gedung kesenian, karena jarak dari rumahnya memang lumayan dekat dari rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya, Silva turun dan berjalan masuk kedalam gedung kesenian sambil menenteng kantongan yang dia bawa dari rumahnya. Beberapa laki-laki yang berpapasan dengan Silva tampak terpesona dengan kecantikannya dan seolah membuat mereka tidak berkedip menatap Silva. Meskipun Silva hanya menggunakan setelan pakaian yang santai, namun, auranya tetap memancar.

"Silva!" Seseorang memanggilnya. Silva menoleh dan mendapati Hilda menghampirinya.

"Hilda, kamu baru datang?" Tanya Silva saat Hilda berada di dekatnya.

"Udah dari tadi kok, cuma abis beli pentol aja nih" Hilda menunjukkan yang dia beli pada Silva. Silva hanya mengangguk, lalu mereka berdua pun lanjut berjalan masuk kedalam gedung kesenian itu.

"Eh... Kamu tuh lagi fashion show yah?" Tanya Hilda dengan sedikit berbisik.

"Fashion show? Ngaco kamu yah" raut wajah Silva terlihat bingung.

"Tuh.... Lihat dibelakang kamu" Hilda menunjuk dengan dagunya. Silva menoleh ke belakang. Terlihat beberapa pasang mata laki-laki menatapnya dengan tatapan kagum akan kecantikan Silva. Namun, semua laki-laki yang berada disitu seketika mengalihkan pandangannya dan berpura-pura sibuk saat Silva menoleh kearah mereka.

Silva akhirnya sadar dengan pertanyaan Hilda barusan. Setelahnya, Silva langsung menarik tangan Hilda dan mempercepat langkah kakinya. Hilda hanay tersenyum melihat tingkah Silva. Hilda sudah bisa menebak kalau Silva salah tingkah saat tahu kalau sahabatnya itu menjadi pusat perhatian.

"Hai guys!" Silva menyapa teman-temannya yang sudah berkumpul diatas panggung.

"Lama banget sih kamu, untung belum mulai GR-nya" kata Flea, salah satu teman sekolahnya, yang juga ikut bermain di pementasan malam ini.

"Maklum Fle, ada yang baru jadian, makanya sampai lupa waktu gitu" celetuk Hilda.

"Eh, beneran, Sil, kamu jadian? Sama siapa?" Tanya Flea yang penasaran.

"Sama Marco, tadi kita jadian di cafe gitu, keasikan ngobrol malah jadi lupa waktu, hehehe....." Jelas Silva sambil garuk-garuk kepala.

"Wah.... Harus ada pajak jadiannya nih, Da" kata Flea sambil melirik kearah Hilda.

"Kalau yang itu sih, harus dong, Fle" Hilda ikut menimpali. Mereka bertiga ngobrol, sampai beberapa menit kemudian gladi resik dimulai dan beberapa orang yang terlibat dalam pementasan itu mulai berakting sesuai dengan naskah yang sudah mereka hafal.

1
Raska Dipsy
itu tergantung dri feeling sih sbnrnya 😁
NT.RM
kadang suka ketebak sih curi curi orang naksir kita. tp, kadang gak bisa yakin 100% 😁😁
NT.RM
Hah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!