NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shim Wol vs 5 Pilar Neraka (5)

Pertarungan berlanjut... Tombak Neraka tidak membuang waktu untuk memulai serangan. Dengan kecepatan dan presisi tinggi, dia mengayunkan tombaknya secara horizontal, meluncurkan gelombang energi demonic berbentuk bulan sabit. Gelombang tersebut, yang dipenuhi konsentrasi demonic qi, melesat dengan kecepatan tinggi, mampu memotong dan menghancurkan apa pun yang dilaluinya. Targetnya adalah tubuh Shim Wol, yang berada di jalur serangan mematikan itu.

Shim Wol, yang tidak terkejut oleh hal itu, segera bereaksi dengan sigap. Ia mengaktifkan teknik Blazing Wave, sebuah serangan berbasis energi api. Dengan pedangnya yang bersinar terang, ia mengayunkan senjata tersebut secara vertikal, menciptakan gelombang energi api besar yang melaju langsung untuk menghadapi serangan Tombak Neraka.

Kedua serangan tersebut bertabrakan di tengah udara, menghasilkan ledakan besar yang menyebarkan percikan energi ke segala arah. Namun, dampak ledakan itu tidak cukup untuk melukai salah satu dari mereka. Kedua pihak tampak seimbang, saling mengukur kekuatan lawan dari interaksi teknik yang baru saja terjadi.

Tombak Neraka memperhatikan Shim Wol dengan tatapan tajam, menyadari bahwa lawannya bukan sekadar seorang prajurit biasa. Sementara itu, Shim Wol tetap tenang, dengan pandangan fokus yang mencerminkan kepercayaan dirinya. Duel itu jelas baru saja dimulai, dengan masing-masing pihak menyimpan kekuatan utama mereka untuk saat yang tepat.

Tidak berselang lama, Tombak Neraka kembali melancarkan serangan. Kali ini dia menggunakan teknik serangan bertubi-tubi, Endless Spear Strikes. Tombaknya bergerak dengan kecepatan luar biasa, menyerang Shim Wol selama sepuluh detik tanpa henti. Setiap tusukannya diarahkan ke titik-titik vital, dengan presisi dan kekuatan yang mematikan.

Shim Wol berjuang keras untuk menahan gempuran itu. Dia terus menggerakkan pedangnya, menangkis setiap tusukan yang datang. Meskipun beberapa tusukan berhasil mendarat, menyebabkan luka-luka kecil di tubuhnya, dia berhasil membelokkan arah serangan tersebut, menjaga agar tidak satu pun yang mengenai titik vitalnya.

Setelah rentetan serangan gagal membunuh Shim Wol, Tombak Neraka melompat mundur, menjaga jarak untuk menyusun serangan berikutnya. Napasnya terdengar berat, tetapi matanya tetap tajam dan penuh determinasi.

“Tidak kusangka kau bisa menahan Endless Spear Strikes milikku,” kata Tombak Neraka, menatap Shim Wol dengan dingin.

“Itu serangan yang lumayan,” jawab Shim Wol, suaranya tetap tenang meskipun napasnya sedikit tersengal. Matanya membara dengan semangat yang tak tergoyahkan. “Tapi tidak cukup mematikan untukku.”

“Hahaha! Bagus sekali! Kalau begitu, aku akan memperlihatkan sesuatu yang lebih menarik!” seru Tombak Neraka. Dia mengangkat tombaknya ke udara, memanggil kekuatan demonic qi yang melingkupi tombak tersebut. Energi hitam yang pekat berputar di ujung tombaknya, menciptakan aura yang mengerikan. Dalam sekejap, dia melesat ke arah Shim Wol dengan kecepatan yang mengerikan, tombaknya diarahkan langsung ke jantung Shim Wol.

“Maka rasakanlah ini!” teriaknya, penuh keyakinan.

Melihat serangan itu, Shim Wol menyadari bahwa dia tidak punya waktu untuk berpikir panjang. Dia segera mengumpulkan seluruh energi apinya dan menggunakan teknik yang sama seperti yang dia gunakan saat melawan Tinju Neraka: Killer Fire Dragon Attack. Pedangnya memancarkan cahaya api yang menyala terang, membentuk naga api yang besar dan melesat untuk menghadang serangan Tombak Neraka.

Benturan dua kekuatan besar itu menciptakan ledakan dahsyat yang mengguncang medan perang. Tanah bergetar, dan para prajurit di sekitarnya mundur menjauh, takut tersapu oleh gelombang energi yang dihasilkan dari bentrokan tersebut.

Setelah benturan besar menciptakan kawah besar, asap pekat mengepul dan menutupi area tersebut. Beberapa saat kemudian, perlahan asap itu mulai menghilang, memperlihatkan hasil yang sangat mengejutkan.

Tombak milik Tombak Neraka terlihat hancur berkeping-keping, serpihannya tersebar di tanah. Kedua tangannya remuk, tidak lagi mampu menggenggam senjata. Tubuhnya yang penuh luka bersandar lemah di tepi kawah, darah mengalir deras dari luka-lukanya.

Di sisi lain, Shim Wol berdiri kokoh meski tubuhnya berlumuran darah. Pedang api masih tergenggam erat di tangan kanannya. Napasnya berat, dan sesekali dia terbatuk, mengeluarkan darah segar akibat luka dalam yang parah. Namun, tatapannya tetap tajam, penuh dengan tekad.

"Apakah ini… kekalahanku?" Tombak Neraka berbicara dengan suara lirih, hampir seperti berbisik. "Kalah oleh seorang bocah… sungguh memalukan…"

Kalimat terakhir itu keluar dengan sisa-sisa tenaganya, sebelum akhirnya tubuhnya terkulai lemas. Tombak Neraka menghembuskan napas terakhir, mengakhiri hidupnya di tengah kawah yang menjadi saksi pertarungan mereka.

...----------------...

Di sisi lain medan perang, Api Neraka tengah berhadapan dengan Tae Ho. Pertarungan itu sudah hampir mencapai akhirnya, dengan Tae Ho terbaring lemah di tanah. Tanda-tanda kekalahannya begitu jelas, tubuhnya tidak lagi mampu bergerak dengan sisa tenaga yang dimilikinya.

Melihat situasi itu, beberapa anggota Sekte Wudang langsung bergegas menghampiri untuk menyelamatkan Tae Ho. Namun, upaya mereka sia-sia. Api Neraka dengan mudah menyingkirkan mereka satu per satu, seolah mereka hanyalah gangguan kecil di hadapannya.

Hingga akhirnya, Api Neraka mendekati Tae Ho yang sudah tidak berdaya. Dengan satu serangan terakhir, ia menghabisi nyawa Tae Ho tanpa ragu, mengakhiri perlawanan dari salah satu pilar penting Sekte Wudang.

Setelah menghabisi Tae Ho, Api Neraka segera melesat dengan kecepatan luar biasa menuju lokasi ledakan besar yang berasal dari pertarungan Shim Wol melawan Tombak Neraka. Setibanya di sana, ia disambut pemandangan yang membuatnya tercengang.

Di tengah kawah besar hasil dari benturan kekuatan dahsyat, tubuh Tombak Neraka tergeletak tak bernyawa di tanah. Sebaliknya, Shim Wol masih berdiri tegak meskipun tubuhnya berlumuran darah. Pedang apinya terus berkobar dengan nyala yang intens, seolah mencerminkan tekad tak tergoyahkan yang dimilikinya.

Api Neraka menatap pemandangan itu dengan sorot mata penuh keterkejutan. "Tombak Neraka... dikalahkan oleh bocah ini?" gumamnya dengan nada tak percaya, tangannya mengepal erat menahan gejolak emosi yang berkecamuk dalam dirinya.

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!