NovelToon NovelToon
Nikah Paksa

Nikah Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

"Apa-apaan ini?" teriak Alea

"Nikah sama aku!" perintah Niko.

"Gak mau!" tolak Alexa

"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga

"Di mana?"

Suara berat itu berhasil membuat suasana hati Alexa bertambah berantakan. Setelah Farah membuat harinya buruk, ditambah Nicholas yang sangat menyebalkan, beruntung pria itu kaya dan juga tampan.

"Aku di salon kecantikan, lagi perawatan wajah. Pipi aku abis kenapa tampar sama istri mantan pacar aku. Aku takut terkontaminasi," jawab Alexa.

"Setengah jam Arif bakalan jemput kamu."

"Hah! Apa setengah jam!" Alexa yang akan dipakaikan masker wajah terkejut. "Setengah jam itu waktu yang sangat singkat," protes Alexa.

"Aku gak peduli!"

Dan sambungan telepon pun berakhir secara sepihak.

"Laki-laki sialan!" maki Alexa di dalam hati.

"Hana, aku mau pergi, gak jadi perawatan muka!" ucap Alexa. "Mba cuci rambut aku sekarang," suruh Alexa pada pegawai salon.

"Baik."

Alexa berdiri dari kursi yang ada di salon kecantikan itu beralih ke tempat cuci rambut.

"Kenapa?" Hana melakukan hal yang sama dengan Alexa.

Alexa tidak menjawab, setelah kembali ke kursi barulah Alexa menjawab. "Setengah jam lagi aku dijemput. Mana cukup untuk perawatan muka, Hana."

"Kamu tidak mengatakan pada calon suami kamu?" tanya Hana.

"Kamu tidak mendengarnya tadi? Dia tidak peduli," jawab Alexa.

"Dia udah ngebet pengin ketemu sama kamu kali," ledek Hana membuat Alexa berdecih.

Manager sekaligus temannya itu tidak tahu saja kalau Nicholas itu tukang paksa.

Setengah jam kemudian ...

Ucapan Nicholas benar-benar tidak main-main, setengah jam Arif datang bersama dua bodyguard ke salon itu.

Tunggu!

Seingat Alexa, dia tidak memberitahu keberadaannya, tetapi bagaimana bisa mereka dengan mudah menemukannya?

"Mari, Nona," ucap Arif.

"Hmm," gumam Alexa.

Pandangan Alexa beralih pada Hana. "Hana, aku pergi dulu."

"Jaga dirimu baik-baik." Hana melambaikan tangannya pada Alexa.

Alexa dibawa masuk ke mobil yang Arif bawa lantas meninggalkan tempat itu. Alexa duduk di bangku penumpang belakang, berdiam diri, tidak banyak bertanya akan dibawa ke mana dirinya. Dirinya seolah pasrah dengan keadaan.

Waktu sudah sore, jam pulang kerja pun telah tiba. Jalanan juga terlihat sangat padat, hingga tidak ada celah bagi mobilnya melaju. Alexa yang merasa lelah memilih untuk memejamkan matanya sejenak. Namun tidak lama suara Arif mengusik tidurnya.

"Kita sudah sampai, Nona," ucap Arif membuat tidur Alea terusik

"Kita sudah sampai?" tanya Alexa yang masih duduk sambil mengumpulkannya kesadarannya. "Di mana ini?" Alexa melihat sekeliling, tempatnya sangat asing baginya.

"Tuan ada undangan pesta. Di sini tempatnya. Anda bersiaplah untuk ikut beliau," jawab Arif.

"Pesta?" Alexa terbelalak, membuat kesadarannya pulih seketika. "Kenapa baru mengatakannya sekarang. Dia bahkan tidak memberikan aku kesempatan untuk memilih baju," gerutu Alexa.

"Semuanya sudah disiapkan," ucap Arif. "Mari saya akan antar ke kamar Anda."

Arif lebih dulu turun dari mobil, lantas membukakan pintu mobil untuk Alexa. Keduanya masuk ke hotel.

"Kamarnya ada di lantai lima," ucap Arif disambut anggukkan oleh Alexa.

Mereka masuk ke dalam lift dan Arif menekan tombol angka lima. Lift bergerak naik, membawa mereka ke lantai lima.

"Kenapa bos kamu itu suka seenaknya sendiri," gerutu Alexa.

Arif menanggapi itu dengan tawa kecil.

Pintu lift terbuka, keduanya keluar dari lift berjalan sebentar menuju ke kamar yang sudah disiapkan untuk Alexa. Sebuah kamar mewah, di dalam rupanya sudah ada seseorang, dia adalah stylist yang dikhususkan untuk Alexa.

"Silahkan, Nona Alexa. Dia adalah Diana. Orang yang yang akan membantu Anda bersiap," ucap Arif disambut anggukkan oleh Alexa.

Alexa melihat ke arah Diana, memerhatikan penampilan wanita itu dari atas hingga bawah. Penampilan perey di hadapannya biasa saja.

"Mari Nona, ikut saya," ucap Diana.

"Pergilah!"

Suara berat itu membuat semuanya menghentikan langkah juga menoleh. Rupanya Nicholas baru saja masuk ke kamar itu.

"Baik, Tuan," ucap Arif dan Diana bersaman. Setelah itu mereka pergi meninggalkan Alexa dan Nicholas berdua.

"Mau ke mana?" tanya Nicholas.

"Tadi kamu suruh pergi, 'kan?" tanya balik Alexa.

"Ck, hanya mereka saja," decak Nicholas.

Nicholas menarik Alexa, membawanya untuk duduk di tempat tidur. "Tunggu di sini."

Alexa mengangguk.

Nicholas berjalan menjauh dari Alexa, membuka satu persatu kancing kemejanya, lantas membuang ke sembarang tempat. Pria itu kembali ke dekat Alexa dengan bertelanjang dada, membuat Alexa gugup.

"Sakit?" tanya Nicholas.

"Apanya?"

"Pipinya."

"Udah gak."

Meskipun Alexa sudah mengatakan tidak sakit, tetapi tetap saja Nicholas menempelkan instant cold pack yang ia bawa ke pipi Alexa, membuat Alexa tersentuh.

"Mau diapain?" tanya Nicholas.

"Siapa?"

"Perempuan sialan yang udah tampar pipi kamu."

"Ck, gak usah. Aku masih bisa tanganin dia sendiri."

"Yakin?"

"Aku gak selemah itu, Nicholas."

"Good Girl."

Alexa gelagapan ketikan Nicholas mengecup pipi yang kena tamparan oleh Farah.

"Mau ke mana?" tanya Alexa ketika Nicholas beranjak dari tempat duduknya.

"Mau mandi, ikut?"

"Terima kasih tawarannya."

-

-

Dua hari baru mengenal Nicholas, Alexa dibuat kesal oleh pria itu dengan sikap Nicholas yang suka seenaknya sendiri. Seperti saat ini beberapa kali harus menarik napas panjang saat memberi kabar secara mendadak jika ada pesta di hotelnya.

Alexa tengah bersiap di kamar hotel itu. Mencoba beberapa model gaun yang dipesan khusus untuknya. Bukan hanya pakaian, ada beberapa sepatu yang harus ia coba. Alexa memberikan nilai plus pada pria itu karena tahu ukuran baju dan sepatunya.

Setelah mencoba beberapa, Alexa memilih gaun tanpa lengan, warna merah menyala. Gaun ketat dengan lebar di bagian bawahnya dan juga terbuka di bagian belakang tubuhnya, menampakkan punggungnya yang putih tanpa celah.

"Gaun yang cantik."

Alexa mematut dirinya di depan cermin, memutar tubuhnya untuk melihat keseluruhan penampilannya.

"Anda terlihat sangat cantik, Nona," puji Diana.

"Terima kasih untuk pujiannya," balas Alea.

"Sepertinya tuan sangat mencintai Anda, Nona Alexa," ucap Diana lagi.

Alexa ingin tertawa detik itu juga.

Mencintai aku? Itu tidak mungkin. Kami baru bertemu dua hari yang lalu. Dia tidak tahu saja jika pria itu hanya menjadikan aku bonekanya.

"Kenapa kamu bisa yakin seperti itu?" tanya Alexa.

"Saya sudah lama bekerja dengannya, Nona. Saya tidak pernah melihat dia begitu perhatian seperti ini pada perempuan manapun," jelas Diana.

Kamu tidak tahu saja, dia baik saat ini, tapi setelah ini dia akan kembali menyusahkan aku.

"Seperti itu kah menurut kamu?" kata Alexa.

"Ya, Nona. Saya yakin," ucap Diana.

Ketukan pintu di depan kamar itu mengalihkan perhatian mereka. Segera pelayanan khusus itu melangkah untuk membuka pintu.

Wajah Arif terlihat saat pintu terbuka sempurna. Segera laki-laki itu masuk untuk menemui calon istri bosnya.

"Maaf, Nona. Saya datang ke sini untuk memberikan ini untuk Anda." Arif memberikan sebuah kotak beludru berwarna merah.

Alexa menerimanya lantas membuka kotak berwarna merah itu. Ada satu set perhiasan di dalamnya. Matanya berbinar saat melihat perhiasan dengan model sederhana, tetapi nampak sangat mewah.

"Wow, ini sangat indah dan mahal pastinya," seru Alexa.

Alexa tertawa dalam hatinya, tidak ada ruginya juga ia akan menikah dengan orang kaya itu. Setidaknya dirinya mendapatkan barang-barang mewah seperti itu. Jiwa matrenya sedang memberontak kala itu.

"Tuan sengaja menyiapkan barang-barang itu untuk Anda. Tuan dia tidak mau calon istrinya mempermalukan dirinya," ucap Arif.

Mempermalukan dirinya?

"Dia benar-benar yang mengatakan itu?" tanya Alexa kesal.

"Iya, Nona," jawab Arif.

Alexa mendengkus kesal. Sudah ia duga akan hal itu. Sebaiknya jangan terlalu senang saat pria itu tiba-tiba baik dengan memberinya barang-barang mewah itu. Karena di balik itu ada sebuah penghinaan.

"Aku tidak akan memakainya dan tidak akan hadir di pesta itu. Suruh saja wanita lain untuk menemaninya di pesta. Wanita yang tidak akan membuat dia malu." Alexa duduk santai di tepi ranjang sambil memainkan ujung kukunya.

"Baiklah, jika itu menjadi pilihan Nona, tetapi saya sarankan Anda jangan mencari masalah dengan tuan Nicholas," ucap Arif terkesan sedang mengancam Alexa.

Alexa memutar bola matanya malas. Ternyata asistennya pun sama-sama menyebalkan. Dirinya benar-benar terjebak saat ini. Tidak ada pilihan lain selain mematuhi apapun perintah Nicholas, sebab pria itu memegang rahasia terbesar dalam hidupnya.

Dasar pria menyebalkan!

1
tina
lanjut kak
tina
lanjut
Maricha: siap 😍😍😍😍🥰
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Eny Agustin Pramita
lanjut doonkkkk....
tina
lanjut kak
Reni Anjarwani
doubel up
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
sengaja ya Alexa,,suka banget bikin suami mu naik darah...
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
tina
lanjut kak
Upi Raswan
semua warisan untuk istrinya ...kereeen nicholas, Alexa pasti bakalan kaget sampai njundil ,, tapiii kira2 Alexa bakalan marah gak yaa kalo suatu saat nicho ngaku kalo dia pria yg bersamanya malam itu. Nicho kenapa kesannya membiarkan pelaku penjebakan?
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
Maricha: siap Kak
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
jangan jangaaaaan....Ada yg sepemikiran?
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang
Maricha: Untuk sementara off dulu ya Kak. Stori ini lagi proses revisi total
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!