"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak
"Di mana?"
Suara berat itu berhasil membuat suasana hati Alexa bertambah berantakan. Setelah Farah membuat harinya buruk, ditambah Nicholas yang sangat menyebalkan, beruntung pria itu kaya dan juga tampan.
"Gue di salon kecantikan, lagi perawatan wajah. Pipi gue habis kenapa tampar sama istri mantan pacar gue! Gue takut terkontaminasi," jawab Alexa.
"Setengah jam Arif bakalan jemput lo!"
"Hah! Apa setengah jam!" Alexa yang akan dipakaikan masker wajah terkejut. "Setengah jam itu waktu yang sangat singkat," protes Alexa.
"Gue gak peduli!"
Dan sambungan telepon pun berakhir.
"Laki-laki sialan!" maki Alexa di dalam hati.
"Hana, gue gak jadi perawatan muka!" ucap Alexa. "Mba cuci rambut gue sekarang," suruh Alexa pada pegawai salon.
"Baik."
Alexa berdiri dari kursi yang ada di salon kecantikan itu beralih ke tempat cuci rambut.
"Kenapa?" Hana melakukan hal yang sama.
Alexa tidak menjawab, setelah kembali ke kursi barulah Alexa menjawab. "Setengah jam lagi gue dijemput. Mana cukup untuk perawatan muka, Hana."
"Lo gak bilang sama calon suami lo?" tanya Hana.
"Lo gak denger tadi. Dia gak peduli sama gue," jawab Alexa.
"Dia udah ngebet pengin ketemu sama lo kali," ledek Hana membuat Alexa berdecih.
Manager sekaligus temannya itu tidak tahu saja kalau Nicholas itu tukang paksa.
Setengah jam kemudian ...
Ucapan Nicholas benar-benar tidak main-main, setengah jam Arif datang bersama dua bodyguard ke salon itu.
Tunggu!
Seingat Alexa, dia tidak memberitahu keberadaannya, tetapi bagaimana bisa mereka dengan mudah menemukannya?
"Mari, Nona," ucap Arif.
"Hmm," gumam Alexa.
Pandangan Alexa beralih pada Hana. "Hana, aku pergi dulu."
"Jaga dirimu baik-baik." Hana melambaikan tangannya pada Alexa.
Alexa dibawa masuk ke mobil yang Arif bawa lantas meninggalkan tempat itu. Alexa duduk di bangku penumpang belakang, berdiam diri, tidak banyak bertanya akan dibawa ke mana dirinya. Dirinya seolah pasrah dengan keadaan.
Waktu sudah sore, jam pulang kerja pun telah tiba. Jalanan juga terlihat sangat padat, hingga tidak ada celah bagi mobilnya melaju. Alexa yang merasa lelah memilih untuk memejamkan matanya sejenak.
"Kita sudah sampai, Nona," ucap Arif membuat tidur Alexa terusik.
"Kita sudah sampai?" tanya Alexa yang masih duduk sambil mengumpulkannya kesadarannya. "Di mana ini?" Alexa melihat sekeliling, tempatnya sangat asing baginya.
"Tuan ada undangan pesta. Di sini tempatnya. Anda bersiaplah untuk ikut beliau," jawab Arif.
"Pesta?" Alexa terbelalak, membuat kesadarannya pulih seketika. "Kenapa baru mengatakannya sekarang. Dia bahkan tidak memberikan gue kesempatan untuk memilih baju," gerutu Alexa.
"Semuanya sudah disiapkan," ucap Arif. "Mari saya akan antar ke kamar Anda."
Arif lebih dulu turun dari mobil, lantas membukakan pintu mobil untuk Alexa. Keduanya masuk ke hotel.
"Kamarnya ada di lantai lima," ucap Arif disambut anggukkan oleh Alexa.
Mereka masuk ke dalam lift dan Arif menekan tombol angka lima. Lift bergerak naik, membawa mereka ke lantai lima.
"Kenapa bos lo itu suka seenaknya sendiri," gerutu Alexa.
Arif menanggapi itu dengan tawa kecil.
Pintu lift terbuka, keduanya keluar dari lift berjalan sebentar menuju ke kamar yang sudah disiapkan untuk Alexa. Sebuah kamar mewah, di dalam rupanya sudah ada seseorang, dia adalah stylist yang dikhususkan untuk Alexa.
"Silahkan, Nona Alexa. Dia adalah Diana. Orang yang yang akan membantu Anda bersiap," ucap Arif disambut anggukkan oleh Alexa.
Alexa melihat ke arah Diana, memerhatikan penampilan wanita itu dari atas hingga bawah.
"Mari Nona, ikut saya," ucap Diana.
Dua hari baru mengenal Nicholas, Alexa dibuat kesal oleh pria itu dengan sikap Nicholas yang suka seenaknya sendiri. Seperti saat ini beberapa kali harus menarik napas panjang saat memberi kabar secara mendadak jika ada pesta di hotelnya.
Alexa tengah bersiap di kamar hotel itu. Mencoba beberapa model gaun yang dipesan khusus untuknya. Bukan hanya pakaian, ada beberapa sepatu yang harus ia coba. Alexa memberikan nilai plus pada pria itu karena tahu ukuran baju dan sepatunya.
Setelah mencoba beberapa, Alexa memilih gaun tanpa lengan, warna merah menyala. Gaun ketat dengan lebar di bagian bawahnya dan juga terbuka di bagian belakang tubuhnya, menampakkan punggungnya yang putih tanpa celah.
"Gaun yang cantik."
Alexa mematut dirinya di depan cermin, memutar tubuhnya untuk melihat keseluruhan penampilannya.
"Anda terlihat sangat cantik, Nona," puji Diana.
"Terima kasih untuk pujiannya," balas Alexa.
"Sepertinya tuan sangat mencintai Anda, Nona Alexa," ucap Diana lagi.
Alexa ingin tertawa detik itu juga.
Mencintai gue? Itu tidak mungkin. Kami baru bertemu dua hari yang lalu. Dia tidak tahu saja jika pria itu hanya menjadikan gue bonekanya.
"Kenapa lo bisa yakin seperti itu?" tanya Alexa.
"Saya sudah lama bekerja dengannya, Nona. Saya tidak pernah melihat dia begitu perhatian seperti ini pada perempuan manapun," jelas Diana.
Lo tidak tahu saja, dia baik saat ini, tapi setelah ini dia akan kembali menyusahkan gue.
"Seperti itu kah menurut lo?" kata Alexa.
"Ya, Nona. Saya yakin," ucap Diana.
Ketukan pintu di depan kamar itu mengalihkan perhatian mereka. Segera pelayanan khusus itu melangkah untuk membuka pintu.
Wajah Arif terlihat saat pintu terbuka sempurna. Segera laki-laki itu masuk untuk menemui calon istri bosnya.
"Maaf, Nona saya datang ke sini untuk memberikan ini untuk Anda." Arif memberikan sebuah kotak beludru berwarna merah. Alexa membuka kotak berwarna merah itu dan terlihat satu set perhiasan di dalamnya. Matanya berbinar saat melihat perhiasan dengan model sederhana, tetapi nampak sangat mewah.
"Wow, ini sangat indah dan mahal pastinya," seru Alexa.
Alexa tertawa dalam hatinya, tidak ada ruginya juga ia akan menikah dengan orang kaya itu. Setidaknya dirinya mendapatkan barang-barang mewah seperti itu. Jiwa matrenya sedang memberontak kala itu.
"Tuan sengaja menyiapkan barang-barang itu untuk Anda. Tuan dia tidak mau calon istrinya mempermalukan dirinya," ucap Arif.
Mempermalukan dirinya.
"Dia benar-benar yang mengatakan itu?" tanya Alexa kesal.
"Iya, Nona," jawab Arif.
Alexa mendengkus kesal. Sudah ia duga akan hal itu. Sebaiknya jangan terlalu senang saat pria itu tiba-tiba baik dengan memberinya barang-barang mewah itu. Karena di balik itu ada sebuah penghinaan.
"Gue akan akan memakainya dan gak akan hadir di pesta itu. Suruh saja wanita lain untuk menemaninya di pesta. Wanita yang tidak akan membuat dia malu." Alexa duduk santai di tepi ranjang sambil memainkan ujung kukunya.
"Baiklah, jika itu menjadi pilihan Nona, tetapi saya sarankan Anda jangan mencari masalah dengan tuan Nicholas," ucap Arif.
Alexa memutar bola matanya malas. Ternyata asistennya pun sama-sama menyebalkan. Dirinya benar-benar terjebak saat ini. Tidak ada pilihan lain selain mematuhi apapun perintah Nicholas sebab pria itu memegang rahasia terbesar dalam hidupnya.
Dasar pria menyebalkan!
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang