NovelToon NovelToon
Suamiku Guru Galak

Suamiku Guru Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"

****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?

Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.

Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.

Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.

Gimana ceritanya?!!?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Back To School

Liora mengayunkan langkahnya menuju sekolah dengan semangat yang baru setelah dua hari dirumahkan. Wajahnya berbinar saat dia melihat Dora dan Sinta sudah berdiri menunggunya di gerbang. Mereka bertiga langsung berpelukan sejenak lalu tenggelam dalam obrolan yang membuat mereka tertawa terbahak-bahak, membuat suasana sekolah pagi itu tampak lebih ceria.

Namun langkah mereka terhenti saat tidak sengaja berpapasan dengan Ratu the genk. Ratu sarden alias Ratu goyang sarden.

Liora berdiri dengan tangan terlipat di dada, memandang sinis ke arah Ratu dan kawan-kawannya yang sedang tertawa mengejek dihadapan mereka .

Mereka memang beda dunia. Geng Ratu tampak bersinar dengan segala kemewahan dan superioritas mereka. Sementara Liora dan teman-temannya, selalu mengusung sikap santai namun tidak pernah mendiskriminasikan pertemanan, entah itu dari kaum biasa maupun kaum elit. Bagi mereka semua teman itu sama, nggak miskin, nggak kaya.

"Ck, Ck. Liat siapa yang berdiri dihadapan kita?" ejek Ratu dengan nada sinis.

"Hahahaha!" tawa teman-teman Ratu.

"Ini nih yang membuat nama sekolah kita jelek dan buruk dimata orang!" kata salah satu teman Ratu, mencela.

"Congor, Lo!" teriak Dora, tidak terima. Mereka berempat tertawa sinis.

"Nggak usah ditanggapi, Dor! Otak mereka emang sengklek. Anggap aja radio rusak!" timpal Liora, mengejek.

"Iya, Betul!" sahut Sinta.

Ratu dan teman-temannya melotot sinis, terlihat marah dikatai sengklek.

"Ish, dasar nggak sadar diri mereka! Sampah sekolah. Gemarnya membawa masalah dan merusak nama sekolah." Lanjut mereka, mengejek.

Hahahaha.....

Dora dan Sinta meremat tangannya masing-masing. Andai saja menjambak rambut mereka diperbolehkan, ingin rasanya Dora dan Sinta jambak keempat gadis didepan mereka.

Sudah sok kaya. Sok berkuasa. Sok cantik. Ditambah sok seksih. Padahal menurut mereka, sama sekali Ratu dan gengnya itu nggak seksi-seksi amat. Badannya aja rata, mirip papan gilas.

"Yuk ah. Cap cus. Pergi! Nggak usah dengerin mulut dobolnya geng sarden. Bacotnya bau sarden busuk!" kata Liora mengajak kedua sahabatnya pergi dari sana. Dora dan Sinta terkekeh geli mendengar ucapan Liora. Mereka akhirnya mengikuti Liora, meninggalkan Ratu dan gengnya yang nampak misuh-misuh.

Sementara ditempat lain, seorang pemuda nampak berlarian memasuki gerbang. Karena memang tepat pukul 7, gerbang akan ditutup security dan menguncinya dari dalam.

Tito nampak terengah-engah, mengatur nafasnya begitu sampai di depan gerbang. Meminta security membiarkannya masuk. Security yang sudah kebal dengan jurus rayuan yang dilayangkan Tito, hanya geleng-geleng kepala. Tidak mempan.

Biasanya Tito membawa motor sendiri. Tapi kali ini dia terpaksa naik angkutan umum. Pasalnya motor beserta helemya disita angin topan, papanya. Percuma bawa SIM kalau motornya nggak ada. Beneran angin topan menyebalkan.

"Please, Pak. Kasih saya kesempatan masuk. Bapak nggak kasian sama saya!" pintanya.

"Alah, minta kesempatan kok setiap hari. Nggak. Nggak. NGGAK BISA!" tegas security yang bernama Bambang Gentolet itu.

"Please, Pak!" rengek pemuda itu. Namun sepertinya security itu kali ini tidak mau luluh.

Namun si Tito tidak kehilangan akal. Pemuda itu mengeluarkan uang berwarna biru, sengaja berniat menyogok security itu.

"Tidak bisa ya tetap tidak bisa. Nanti saya yang dimarahi guru BK karena memasukkan siswa ndablek kayak kamu!" cecarnya.

Hampir saja Tito putus asa. Namun ketika ia mengeluarkan uang berwarna merah di hadapan security itu, nampak mata Bambang langsung melotot tak berkedip. Matanya berubah berbinar-binar. Saat itu lah Tito paham apa mau security mata duitan itu.

"Bapak mau ini?"

Bambang langsung menganggukkan kepalanya.

"Ini akan menjadi milik bapak, tapi buka dulu pintu gerbangnya!" ide cerdik Tito.

"Oh, Oke. Boleh banget.....!"

Pintu gerbang pun dibuka lebar. Tito langsung melangkah masuk. Dan menyerahkan uang itu pada security mata duitan.

Sebenarnya ada perasaan tidak rela menyerahkan duit itu, mengingat itu duitnya terakhir. Sementara sisa uang yang lima puluh ribu tadi rencananya akan ia gunakan untuk membayar kas kelas yang sudah tiga bulan belum bayar. Bendahara kelas sudah menagihnya dari kemarin.

Sambil menghela nafas panjang, akhirnya Tito harus merelakan uangnya.

Tito berjalan menuju kelasnya sambil misuh-misuh. Karena sibuk dengan perasaannya yang dongkol, tidak sengaja dia menabrak seorang gadis membuat gadis itu terjerembab ke lantai. Namun Tito begitu sigap membantu gadis itu berdiri, menebus perasaan bersalahnya.

Seketika tubuh Tito terpaku. Matanya menatap lurus, tak berkedip mengangumi kecantikan gadis yang ia tabrak itu.

"Duh, hati-hati dong jalannya. Masa segede ini nggak bisa lihat!" ucap gadis itu, mengomeli Tito.

"Sorry. Gue nggak sengaja!" ucapnya, terlihat Tito masih terpesona.

"Ya udah, nggak apa-apa." Sahut Gadis itu mengulum senyum.

"Eh, anak baru ya!" Tito baru sadar kalau gadis itu belum pernah dilihatnya di sekolah.

"Ah, iya. Aku anak baru. Pindahan dari Bandung!" jawabnya.

"Kenalin, nama gue Tito. Cowok terganteng dan populer di sekolah ini!" ucap Tito memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya meminta bersalaman.

"Nadia!" jawab gadis itu membalas uluran tangan Tito.

"Oya, kelas 2 IPA 1 dimana?" tanya gadis itu sopan.

"Oh, Lo dikelas 2 IPA 1?"

"Iya." Gadis itu menganggukan kepala.

"Lurus aja. Terus belok kiri. Belok kanan. Belok kiri lagi.....!"

"Disitu kelas 2 IPA 1?"

"Bukan. Itu kelas gue....!" kekeh Tito bercanda.

"Ck, siapa juga nanya kelas kamu? Saya tuh nanyanya kelas 2 IPA 1 itu dimana?"

"Ada di.....sini!" Tito mendadak sableng menunjuk dadanya sendiri. Maksud Tito menunjuk dadanya, agar gadis itu masuk ke hatinya.

"Udah deh. Percuma nanya kamu!" sewot gadis itu.

"Eh, eh, tunggu. Jangan ngambek dong. Kan gue bercanda. Serius amat sih?" gelak pemuda itu.

"Ya udah, gue antar yuk!" tawarnya.

Gadis itu mengernyitkan alisnya. Nampak bimbang.

"Jangan khawatir, kali ini gue serius!" katanya lagi.

"Beneran serius ya!"

Tito mengangguk sambil tersenyum manis.

"Siap, Cantik!" godanya.

Akhirnya mereka sampai di depan kelas 2 IPA 1. Nadia lekas mengucapkan terimakasih karena Tito mengantarkannya ke depan kelas.

Tito tersenyum manis, mempersilahkan Nadia masuk ke kelasnya menatap gadis itu tak berkedip. pemuda tanggung itu tidak sadar sudah berdiri guru matematika di sampingnya.

"Ngapain kamu disini? Emang kelas kamu disini?" tanya guru itu membuyarkan lamunan Tito. Pemuda itu pun terkejut mendengar suara guru wanita yang sudah berdiri dengan santai disampingnya.

"Hehe, Bu Nita. Saya nganterin anak baru, Bu. Dia nyasar!" alasan Tito.

"Urusan kamu sudah selesai kan?"

Tito mengangguk-angguk.

"Kalau begitu kembali ke kelasmu sendiri!"

"Eh, iya, Bu. Hehehehe! Saya sampai lupa," jawab si pemuda, "Abisnya dia cantik banget sih. Idaman gue banget!" batin Tito merasa teduh melihat Nadia yang cantik dan kalem. Nggak kayak Liora sahabatnya. Ngeliat dia mah, sumpek.

Bersambung.....

Xixixixi.....

Komen dong........

1
☠☀💦Adnda🌽💫
aneh y Tito modelan anak sapi ucul ....yg nggak bisa dibilangin 😁🤭
نور✨
lanjut lanjut kak👍
نور✨
hahahaha sahabat gini amat si🤣🤣🤣
نور✨
ngakaknya😭🤣🤣🤣🤣
نور✨
gantian tito🤣🤣
نور✨
sama aja kalian berdua, gokil🤣🤣🤣
نور✨
kancut basi😭😭🤣🤣🤣🤣
Aditya HP/bunda lia
fix si Tito sarapannya pake sambel terasi nenek jadi bau deh tuh tangannya 😂😂
Senja Kelabu: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Christina Hartini
lupa dia kl sdh punya suami, ciuman pertamanya untuk suaminya ...lha tuh td suaminya apa gendaannya😀😀😀🥰🥰🥰
Christina Hartini
hahaha dasar barbar suruh jd orang yg Sholehah malah tanya tawuran boleh...jelas enggakkk😀😀😀🥰🥰🥰
sri rahayu rahayu
Luar biasa
Christina Hartini
syukur biar kamu GK barbar lagi Lion panggilan sayang ponakan🤭
☠☀💦Adnda🌽💫
semoga Liora bener " berubah JD lebih baik dan Sholehah y ....
☠☀💦Adnda🌽💫
lagian ngapa nikah nya sama bocah p guru harus sabar banyak "🤭🤭
Christina Hartini
perempuan yg pernah laki²nya marah² pada Liora😘
☠☀💦Adnda🌽💫
mana ngerti romantis anak bar bar bgtu pak guru dia ,ngertinya bikin onar 🤭
☠☀💦Adnda🌽💫
ada yg mulai cembokur .....harus lah y p guru jaga istri kecilnya yg bar "🤭🤦
Nur Adam
lnjut
نور✨
Ketahuan jadinya😱
نور✨
Pipit krisdayantul dari tadi aku bacanya krisdayantuyul😭😭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!