Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk rumah sakit.
Diki duduk di depan ruang UGD dengan kondisi baju penuh dengan darah bahkan tangan saja masih ada darahnya karena Diki sangat sedih melihat kondisi sang kakak yang sangat menghawatirkan bahkan Diki tidak yakin sang kakak bisa selamat.
"Diki" panggil sang mama Ayu yang menyusul ke rumah sakit bersama sang ayah.
Diki berdiri lalu memeluk sang mama dan bahkan Diki meneteskan air mata.
"Ada apa? , Naira baik-baik saja kan? " tanya sang mama yang takut jika sang anak kenapa-napa.
"Diki gak tau ma" jawab Diki dengan suara lemas.
Sang ayah mendekat dan menyuruh Diki duduk lalu memberikan air minum agar dia bisa tenang.
Sang ayah tau jika keadaan anak keduanya sedang tidak baik-naik saja dengan melihat keadaan Diki yang seperti itu pasti Naira kritis di dalam sana.
Tak lama dokter keluar dan memanggil keluarga Naira. Dimas langsung maju menghadapi dokter.
"Ada apa dok? saya ayahnya" ucap Dimas.
"Saya perlu suaminya karena kami butuh persetujuan suami pasien untuk mengambil keputusan ini" beritahu dokter membuat Dimas bingung.
"Bentar dok saya bicara dulu dengan istri saya karena suaminya sedang di luar negeri" beritahu Dimas.
"Ada apa mas? " tanya Ayu saat sang suami menghampiri dirinya.
"Dokter nanyain Faiz" jawab Dimas.
"Sudah lah mas jika kita nunggu Faiz kelamaan sekarang yang terpenting Naira" ucap Ayu yang khawatir dengan sang anak.
Dimas pun kembali menghampiri Dokter dan bicara dengan dokter lakukan yang terbaik buat Naira. Setelah bicara seperti itu Dimas langsung menghubungi Faiz.
*****z
Faiz saat ini dia sedang berada di lapangan untuk meninjau pekerjaan di lapangan sudah sejauh mana.
Adrian yang dari tadi mendengar dering ponsel Faiz langsung memberitahu Faiz.
"Faiz" panggilnya sambil menepuk pundaknya.
"Ada apa? " tanya Faiz.
"Ponsel lo berdering dari tadi" beritahu Adrian dan Faiz langsung melihat siapa yang menghubunginya.
"Ayah" gumam Faiz.
Faiz langsung mengangkatnya dan dia terkejut saat mendengarkan kabar jika Naira masuk rumah sakit dan dirinya minta untuk segera pulang karena ini sangat penting.
"Ada apa? " tanya Adrian.
"Naira masuk rumah sakit dan ayah minta gue balik" jawab Faiz.
"Ya sudah sana balik, disini biar gue" ucap Adrian yang sepertinya ada hal penting yang gak bisa di beritahukan lewat telepon.
"Aya sudah kalau gitu gue balik dan gue percayakan sama lo" ucap Faiz dan dia langsung kembali ke hotel untuk membereskan baju dan langsung ke bandara.
Faiz tiba di Indonesia pagi hari dan dia langsung menuju rumah sakit. Saat di depan rumah sakit dia menghubungi sang ayah menanyakan dimana Naira. Namun saat di beritahu jika Naira di ICU Faiz langsung kaget dan dia berpikiran buruk. Faiz langsung lari menuju ruangan itu dan dia terkejut saat melihat Dimas, Ayu, mama dan papanya ada di sana.
"Ma, pa" panggil Faiz dan membuat semua orang melihat ke arahnya.
Erika dia langsung mendekati Faiz dan memeluknya.
"Kamu harus kuat sayang" ucap sang mama membuat Faiz bingung.
"Ada apa ma? " tanya Faiz dengan jantung berdetak kencang dan dia merasa takut untuk mendengar kabar Naira.
"Naira di dalam sana dan dia belum sadarkan diri" jawab Erika dan Faiz dia langsung melihat dari kaca melihat kondisi Naira yang tak sadarkan diri dan tubuhnya banyak di pasang alat.
"Apa yang terjadi? " tanya Faiz dengan suara lemas.
"Naira di serang Gilang" jawab Ayu sang mertua.
"Gilang? " ucap Faiz.
Dimas mengangguk. Lalu berkata "kamu yang sabar".
Faiz tiba-tiba las dan Kian langsung menangkap Faiz dan mendudukkan nya di kursi tunggu.
" Naira butuh kamu, kamu jangan terpuruk"nasehat sang papa.
"Aku mau masuk" ucap Faiz dan sang papa langsung membawanya masuk.
Faiz duduk di samping tempat tidur Naira di pegang nya tangan Naira.
"Bangun sayang aku pulang" ucap Faiz lirih.
"Aku janji aku gak akan tinggalkan kamu lagi, aku juga janji akan membuat Gilang membalas semua ini" ucap Faiz lagi dengan air mata jatuh begitu saja.
"Allah lebih sayang anak kita" lanjutnya.
Setelah cukup lama dan suster menyuruh Faiz untuk keluar karena waktu menjenguknya sudah habis.
"Sekarang ikut papa" ajak Kian.
"Kemana? " tanya Faiz.
"Kuburkan janin anak mu" jawab Kian.
Faiz pun mengikuti sang ayah dan mereka pergi ke sebuah pemakaman keluarga untuk menguburkan calon anak nya yang telah tiada.
"Allah lebih sayang kamu makanya kamu kembali dengan cepat" ucap Faiz setelah selesai menguburkan.
Faiz dan Kian sedang dalam perjalanan pulang.
"Apa yanga kan kamu lakukan papa akan dukung kamu. Tapi Gilang saat ini sudah ada di kantor polisi dan kita gak bisa membalas semua kelakuan dia" ucap sang papa kian.
"Terus apa yang harus aku lakukan? " tanya Faiz.
"Terserah mau kamu mau lakukan apa saja. Tapi papa. minta jangan mengotori tangan mu, lebih baik kamu pinta bantuan kakek Ilham agar semua orang tidak curiga" saran sang papa Kian.
"Baik pa" jawab Faiz.
Mereka kembali ke rumah sakit dan Faiz dia hanya melihat Naira dari luar dan dia ingat benar-benar merasa bersalah karena lebih memilih ninggalin Naira dari pada harus bersama Naira.
Hari demi hari Naira masih belum sadar membuat Faiz semakin sedih karena dia gak mau jika harus kehilangan Naira. Faiz dengan setia menunggu Naira hingga akhirnya dokter memberitahu jika kondisi Naira mulai membaik tinggal nunggu sadar.
Tiba-tiba ponsel Faiz berdering dan dia langsung minta izin untuk mengangkat telepon dan pergi ke luar.
Sang kakek memberitahu jika rencananya sudah berhasil dan keluarga Gilang saat ini jatuh bangkrut dan perusahaan di jual ke orang lain. Faiz senang karena dia bisa membuat keluarga Gilang menderita.
"Hebat kamu dalam waktu berapa hari bisa langsung menjatuhkan perusahaan yang lumayan besar" puji Sakti sang kakak ipar yang entah sejak kapan datang.
"Maksud abang? " tanya Faiz pura-pura tidak mengerti.
"Kamu gak usah pura-pura seperti itu karena aku tau semuanya" ucap Sakti.
Faiz tersenyum lalu melangkah mendekati Sakti.
"Aku bisa membuat abang melepas baju kebanggan abang ini" bisik nya lalu pergi.
Sakti memang tidak pernah menyukai Faiz karena mereka pernah berselisih tentang kejadian tiga tahun lalu masalah kebakaran gudang yang jelas-jelas Faiz tahu siapa dalangnya namun Sakti malah berpihak kepada orang yang bersalah. Sakti melakukan itu karena atas perintah atasannya namun Faiz tetap tidak suka.
Faiz kembali ke ruangan Naira dan di sana sudah ada Maura sang kakak ipar yang sedang melihat keadaan Naira.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut