area non Bocil !!!!
Demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahku, aku terpaksa terjebak di lingkaran merah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Aku tahu, yang perlu aku taklukkan saat ini adalah hatinya, dan bukan tubuhnya.
Setiap ucapan romantis, setiap rasa rindu yang tulus, semuanya menjadi tali yang mengikat hati santi yang kacau, aku ingin menutupi seluruh hatinya, hanya menyisakan satu tempat, itu hanya boleh adalah diriku.
Sepasang tangan meremas dadanya yang berisi dengan lembut, kadang-kadnag juga masuk kedalam br* ungunya, menggoda pentlnya. Setiap sentuham membuat Santi mendengus.
Dan kadang-kadang, aku akan membuatnya menyentuh bagian tubuhku yang keras itu dengan tubuhnya yang bergerak itu dan membantah, aku ingin dia menyadari keberadaanya, terbiasa dengan keberadaanya, dan berubah menjadi berharap pada keberadaanya.
Perlahan, suara penolakan santi semakin kecil, dan suara dengusanya semakin kecil, dan suara dengusannya semakin lama semakin sering terdengar, bagaikan godaan alami yang sedang menggodaku, pada saat bersamaan juga membuat dirinya sendiri tenggelam di dalam.
Saat br* sepenuhnya aku lepaskan dan terjatuh di lantai, wajah Santi sangat merah, sepasang matanya tertutup, wajahnya yang malu itu terlihat sedikit berharap.
Aku tidak tahan lagi, aku menginginkanya, dan sekarang aku juga memiliki keyakinan untuk memilikinya.
Dengan satu tangan meremas d4danya, satu tangan lagi melepaskan cel4nanya.
"Justin, jangan...."
Santi menolak dengan tidak bertenaga, tapi penolakanya tersendak-sendak itu malah terdengar seperti dengusan harapan.
Oleh karna itu, kemudian, cel4nanya pun terlepas, menunjukkan sepasang kakinya yang panjang dan putih, seiring dengan gerakan jubah putih, dalam tipis berwarna pink samar-samar terlihat.
Aku menempelkan tangan ku diatasnya dengan pelan, dengan perlahan membelainya, membuat tubuhnya pun gemetaran, sepasang kakinya semakin menjepit tanganku dengan erat.
"Justin, tidak pantas, benar-benar tidak pantas, aku mohon padamu, jangan begini."
Santi dengan sedih memohon, tapi permohonannya itu juga membawa harapan. Aku juga tidak mengikatmu dengan paksa, kalau kamu tidak bersedia kamu bisa langsung mundur dan memakai pakaian.
Oleh karna itu, ini membuatku teringat dengan lelucon yang terkenal, melewati garis adalah binatang, tidak melewati garis bahkan lebih buruk dari binatang.
Jadi, aku menggenggam tangannya, menyentuh tubuhku, pada saat bersamaan berkata dengan pelan ditelinganya,"Santi, aku mencintaimu, aku ingin menyerahkan pertama kaliku padamu, selain kamu, aku merasa tidak ada yang pantas memilikinya."
Aku hanya ingin menggoda perasaan Santi, namun tidak menduga, dia malah menjawab, lalu dengan malu berkata,"Aku juga."
Dia serius, dia pasti juga pertama kalinya!
Aku terlalu berharap, disaat dia menyentuh tubuhku, aku sudah tidak sabar ingin memilikinya.
Dan dia, juga tidak menolak lagi, sangat jelas sudah tenggelam didalam, sudah mengakui segalanya, dan hal yang akan terjadi selanjutnya.
Namun yang menyedihkan adalah, disaat aku bersiap-siap melakukan sesuatu denganya, dari luar terdengar suara percakapan orang.
"Dokter Santi kemana?"
"Tidak tahu, barusan masih ada, tapi ada pasien datang, setelah itu dia mengatakan ingin membantu pasien melepaskan perban. untuk lebih detailnya aku juga tidak jelas, mungkin sekarang dia berada disuatu ruangan?"
Bukan aku yang mendengar ucapan ini, Santi sangat jelas juga sudah mendengarkanya, dalam seketika dia langsung tersadar, buru-buru mendorongku dengan wajah memerah.
"Pacarku sudah datang!"
Setelah itu, dia langsung memakai pakaian, br4nya tidak sempat dipakai lagi, langsung dia tendang ke bawah ranjang.
Aku tidak merapikan apapun, tubuhku masih dibaluti perban.
Mendengar suara langkah kaki dari luar pintu, Santi sangat panik, menutup wajahnya yang merah,"Bagaimana,bagaimana, dia pasti menyadarinya."
Aku menunjuk kekamr mandi, lalu dia langsung sadar dan melangkahkan kaki ke kamar mandi,
Kini ada seorang dokter pria yang melihat kedalam ruangan, aku menatapnya, dia pun buru-buru tersenyum, memalingkan tubunya dan pergi.
Setelah begitu lama, dari koridor terdengar suara pacar Santi,"Tidak ada orang, sudahlah, nanti aku akan meneleponya saja!"
Pacarnya sudah pergi, jadi aku pun masuk kedalam kamar mandi.
Saat ini, Santi sedang mencuci wajahnya, karena wastafelnya terlalu rendah, b0kngnya yang montok pun terangkat, karena terlalu berisi, bahkan bisa melihat keberadaan dalamnya.
Sepasang tanganku memegang pinggulnya, sama sekali tidak menunggu reaksinya dan menempelnya ke atas.
Setelah itu, wajah merah Santi yang meredah karena air dingin pun kembali memerah.
"Justin, kamu jangan begitu lagi, aku tahu kamu menyukaiku, tapi aku akan segera menikah, aku tidak boleh melakukan hal yang bersalah padanya."
Santi sudah menenangkan diri, hal ini tidak ingin berlanjut.
aku melangkah mundur, meminta maaf padanya atas perbuatanku barusan, tentu saja aku tetap membuang tanggung jawab ini padanya, kalau ingin menyalahkan maka salahkan dia terlalu cantik.
kembali ke ruangan, dia membantuku memeriksa lukaku, dia mengatakan penyembuhan lukaku sangat baik, dalam waktu dekat usahakan jangan melalukan olahraga berat untuk mencegah lukanya robek.
Sebelum Santi keluar, aku menarik tanganya.
Dia membantah, tapi aku hanya mengatakan,"Santi, yang kamu tinggalkan hanya ranjang pasien ini, tapi didalam hatiku, ini malah berarti kamu meninggalkanku selamanya dan menjadi pengantin orang lain. bagaimana dengan ku?"
Santi berhenti membantah, didalam tatapanku, dia menundukkan kepala,"Tapi, kenapa kamu tidak muncul lebih awal, Maaf..."
Setelah berkata, dia menciumku, lalu memalingkan tubuhnya dan pergi.
Dia pergi dengan sangat buru-buru, seperti melarikan diri, sehingga ucapanya yang ingin aku katakan padanya juga tidak ada kesempatan untuk dikatakan.
aku juga tidak bisa mengejarnya keluar dari ruangan dan berteriak di koridor, mengatakan br4mu masih ada di bawah ranjang.....
Setelah meninggalkan rumah sakit, diperjalanan kembali ke kediamanku, aku bertemu dengan mobil sport, itu mobil porche, kalau tidak slah ingat, tipe, warna dan nomor plat itu sama dengan mobil Bagas.
Di dalam lautan mobil, dia dengan sombong menyelinap ke kiri dan kanan, beberapa kali aku bahkan ingin menabraknya dengan pant4t hummer ini, karena rasa sakit bekas tusukan tubuhku ini mengingatkanku dari mana mereka berasal.
Tapi akhirnya tetap menahanya, kecelakaan tanpa SIM, seluruh kesalahan berada padaku, aku tidak keberatan ditahan beberapa hari, tapi terhadapku waktu adalah hal yang sangat berharga, tidak bisa aju sia-siakan begitu saja.
"bagas, kamu tunggu saja, aku tidak akan menerima 10 tusukan ini dengan sia-sia!"
Saat berfikir dengan marah, mobil sport itu menghilang dalam lautan mobil.
Disaat ini, ponsel ku berdering, aku dengan kesal mengangkat telepon, lalu dari dalam terdengar suara yana.
"Ada apa, kenapa emosimu begitu besar, apakah perlu aku membantumu?"
"itu tentu saja sangat bagus, aku sangat berharap loh kak Yana, tapi aku hanya takut setelah emosi ku reda dan Kak Yana malah membara, kalau begitu apa yang harus aku lakukan?"
"Apa yang bisa kamu lakukan, tentu saja menggunakan bentuk tongkat di tubuhmu!"
Setelah aku berfikir, lalu menjaawab,"Kak Yana, aku bisa menggunakan kaki, hanya takut itumu tidak bisa masuk!"
"keluar!!"