"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
"Lo nggak apa apa Ren?" Siska sedikit cemas melihat keadaan Rendi.
"Tenang aja. Gue cowok" menepuk dadanya.
Sampai di kelas, seperti biasa. Anggi dan Siska duduk di pinggiran barisan tengah. Sedangkan Rendi duduk di belakang Siska.
"Tapi muka lo kek.... Lo beneran baik-baik aja?" tanya Siska ulang.
"Kalo gue kenapa kenapa, lo mau apa?"
"Ya gue merasa bersalah banget sama lo. Karna gue yang udah bikin lo kayak gitu" Siska menunduk.
"Bentar bentar.. Lo di tonjokin Siska?" Anggi menyela.
"Diem lo Markonah!"
"Yeee! Gue nanya beneran nih! Disini gue kek orang bego aja dengerin obrolan lo berdua"
"Lo ada hubungan apa sama si Ketua BEM?" tanya Rendi mengalihkan topik.
"Ng-gak ada. Gue.. Emm" jawab nya terbata.
"Dia satu sekolahan dulu sama Siska waktu di Bandung sebelum pindah ke Jakarta. Ya kan Sis?" jawab Anggi cepat.
"Hmmm.. Iya, cuma sekedar kenal aja" jawabnya bohong.
"Nggak mungkin! Tapi kayak lo sama dia punya cerita aja, menurut gue" Rendi menduga.
Belum sempat menjelaskan Dosen sudah masuk kelas. Siska masih punya hutang penjelasan untuk Rendi dan Anggi.
"Gue tunggu penjelasan lo habis kelas ini ya! Awas kalo lo kabur" Anggi berbisik.
Rendi dan Anggi menatap Siska tajam, seperti hendak memangsa Siska habis-habisan.
Apa yang akan Siska katakan? Tidak mungkin kan dia jujur sama kedua temannya itu?
Apalagi banyak yang mengidolakan Aldo di kampus, terlebih Aldo sekarang statusnya sebagai ketua BEM dan pacaran dengan Viona.
Bisa bisa jadi sasaran mangsa semua mahasiswa.
Kuliah kali ini terasa lama, karena sangat membosankan. Mata kuliah kewirausahaan, dalam sesi terakhir perkuliahan. Dosen menginformasikan ulang tentang diadakannya bazar di kampus untuk seluruh mahasiswa yang berkenan ikut berpartisipasi.
"Buruan kita daftarkan diri" Anggi dan Siska menoleh ke arah Rendi.
"Apa?" Rendi bingung.
"Lo harus ikut Ren. Minimal satu stand ada 3 orang. Lumayan tau kalo kita bisa menang" Anggi semangat.
"Menang? Emang ada hadiahnya?"
"Iya lah.. Kalo penjualan kita banyak kita bisa menang" jelas Siska.
"Lo sama gue masak Ren. Anggi nggak mau, dia bagian penjualan aja" sambungnya.
"Gue ngikut aja deh lo berdua" Rendi pasrah.
"Yuk .. Kita ke ruangan sekre ngumpulin syarat syaratnya besok kan dah di tutup pe daftarannya" Anggi mengajak Siska.
"Oke, Ren.. Lo ikut?"
"Nggak deh! Gue mau latihan aja bentar sebelum mulai kelas ntar siang" jawab Rendi.
"Oke deh.. Bye!" Siska melambaikan tangan.
Dua sejoli itu meninggalkan koridor menuju ke ruang sekretraiat BEM.
"Banyak juga ya Sis yang daftar.. Kira kira produk kita bisa masuk nggak ya?" melihat banyaknya peserta yang akan ikut bazar.
"Tenang aja! Gue jamin kita bakalan masuk deh" jawab Siska penuh yakin.
"Permisi kak.. Kita mau daftarin produk kita untuk bazar. Ini syarat syaratnya" Anggi menyerahkan map berisi profil data diri dan sampel yang akan di ajukan untuk bazar.
Di ruang sekre terdapat 4 meja berjejer untuk pendaftaran.
"Sis.. Kak Aldo tuh" Siska langsung menoleh ke arah jarum jam 9.
"Apaan?" Siska membuang muka.
"Lo nggak lupa kan kalo masih punya utang sama gue?"
"Utang apaan?" Siska mengernyitkan dahi.
"Ada hubungan apa lo sama kak Aldo? Terus kemaren si Marjuki kenapa sampe babak belur?"
"Jangan jangan lo jadi selingkuhan kak Aldo ya?" tuduh Anggi memincingkan mata.
"A-paan.. Jangan ngadi ngadi lo" Siska berusaha tetap tenang.
"Terus apaan dong?"
"Sini gue ceritain.."
Siska menggandeng tangan Anggi untuk pergi dari ruang sekre menuju ke kantin.
Di kantin sudah terlihat banyak mahasiswa yang sedang mengisi perut atau bahkan hanya mengisi ke gabutan saja.
Siska dan Anggi duduk di bangku pojokan yang kebetulan masih kosong.
"Jadi gue sama kak Aldo dulu satu sekolahan pas SMA"
"Dah tau kalo itu lo nggak usah ngomong lagi.. Terus terus?" Anggi makin penasaran.
"Dia mantan gue"
"What the fu\*k?! Lo nggak bercanda kan Sis? Lo bilang cuma sekedar kenal doang, wah ternyata lo.." mulut Anggi masih menganga tak percaya.
"Nggak lah! Buat apa gue bohong sama lo"
"Terus gimana kejadiannya kemaren?"
"Kak Aldo belum bisa move on dari gue. Padahal kita udah putus lama. Terus kemaren gue berantem sama kak Aldo, dia masih pengen balikan sama gue. Gue lari lah terus ketemu Rendi, eh malah kak Aldo nonjok Rendi duluan" Siska sedikit berbohong.
"Tapi gue nggak mau. Ntar dikira gue pelakor lagi deketin cowok yang udah punya pacar. Padahal mah, Aldo nya sendiri yang masih cinta sama gue" Siska merutuki dirinya sendiri karena bercerita bohong.
"Terus dia main tonjok aja dah si Rendi, dikiranya gue sama Rendi ada hubungan apa-apa" Siska mengayunkan dua jari telunjuknya "padahal kan gue aja baru kenal sama Rendi"
"Wah.. Hebat bener Rendi, saingan sama ketua BEM kita. Tapi iya juga ya, kalo belum move on ngapain dia kejar-kejar lo.. Terus selama ini, dia pacaran sama kak Viona cuma sebagai pelarian?"
"Maybe.." jawab Siska menggedikkan bahu.
"Wah!! parah sih kak Aldo.. Kasian juga kak Viona. Tapi emang selama ini kak Viona dan kak Aldo nggak se intens itu deh Sis. Soalnya dari gerak gerik kak Aldo kayak dia emang jarang keliatan bareng. Palingan cuma pas di kantin doang" jelas Anggi.
"Masa? Lo tau dari mana? Mungkin karna si Aldo orangnya sibuk kali" Siska memincingkan mata.
"Kayaknya gitu. Tapi nggak tau deh kalo di luar kampus gimana, kayaknya juga jarang ketemuan. Secara kak Aldo orang tersibuk se kampus ini" Sambil memakan soto.
Siska hanya manggut manggut, padahal Anggi tak tau jika di luar kampus sebucin apa Aldo sama pacarnya itu.
"Terus, lo sendiri gimana? Masih ada perasaan sama kak Aldo?"
"Kepo lo!" Siska memakan es campur dan memilih mengabaikan pertanyaan Anggi.
"Jangan-jangan lo juga masih gamon ya" ledek Anggi.
Siska melirik Anggi dengan tatapan tak suka. Sedangkan yang di tatap malah cengengesan.
Siska mengirim chat untuk Aldo.
Siska: "Al.. Lo nggak lupa kan?"
Rivaldo: "iya iya.."
Siska: "gue tunggu di gedung belakang kampus"
Saat ini Rendi dan Siska sudah sampai di gedung belakang kampus terlebih dahulu. Sebelumnya Siska sudah memberi tahu Rendi bahwa Aldo ingin meminta maaf. Tapi kalau di halaman kampus nantinya akan jadi timbul banyak pertanyaan dari mahasiswa terutama pacarnya Aldo.
Jadi Siska berinisiatif untuk membicarakan masalah kemarin di gedung belakang kampus saja.
"Lo yakin dia mau minta maaf sama gue?" Rendi bingung karna Siska tak mengatakan niatnya.
"Ya kita liat aja deh ntar"
Siska melirik jam tangan warna navy di pergelangan tangannya. Sudah 10 menit mereka di sana tapi Aldo tak kunjung datang.
"Sis.." Rendi menatap Siska.
"Dia beneran dateng nggak sih? Ntar kalo ada yang liat, dikira kita mau ngapa ngapain lagi"
"Emang iya kita mau ngapa ngapain" jawab Siska datar.
"Lo bar bar banget. Lo jangan lecehin gue ya"
Siska membuang nafas kasar, bisa bisanya Rendi berfikir seperti itu.
Kemudian Rivaldo datang dari arah belakang mereka.
"Nah! udah dateng" gumam Siska.
"Lama bener lo, darimana aja?" sambungnya.
"Gue baru selesai kuliah.. Lagian lo juga nggak bilang kalo gue harus kesini sekarang" jawabnya datar.
"Jadi Ren.. Emmm... Gue sebagai penengah masalah kemaren. Kak Aldo nggak sengaja kemaren nonjok lo, dia mau minta maaf" Siska berada di tengah tengah Rendi dan Aldo.
"Ayo Al.. Buruan!" bisik Siska.
Aldo memutar bola matanya malas "Sorry, gue kemaren reflek mukul lo" jawabnya dingin.
"Oh.. Jadi ini ketua BEM yang di idolakan mahasiswa kampus. Kalo lo emang ngaku salah harusnya lo dateng sendiri nggak harus bawa bawa Siska. Mana attitude lo? Lo bukan banci kan?" Rendi memancing emosi Aldo.
"Jaga ya mulut lo!!" Aldo mendorong bahu Rendi.
"Aldo! Lo gimana sih? Kan lo disini mau minta maaf.. Kenapa lo mau bikin masalah lagi?" Siska mencoba melerai sebelum pertikaian itu terjadi.
"Dia yang mulai duluan Sis.." Aldo membela diri.
"Udah!! Al, lo kan mau minta maaf.. Harusnya yang tulus dong" Siska menatap Aldo.
"Gue udah minta maaf.. Dia malah ngatain gue!"
"Ren.. Lo maafin kan?"
Melihat Siska yang seperti itu, Rendi tak tega. Sebenarnya ia malas untuk memafkan Aldo, tapi karna Siska yang meminta. Rendi mau tak mau menurunkan egonya.
"Hmm.. Sebenernya gue nggak mau kepo sama hubungan kalian apa" Rendi menatap lembut Siska.
"Tapi gue mohon sama lo, jangan pernah sakitin Siska. Apalagi sampe bikin dia nangis lagi kayak kemaren" menunjuk Aldo.
"Lo akan berhadapan sama gue, inget lo!!" Sambungnya.
Lalu Rendi pergi menggandeng Siska meninggalkan Aldo sendirian.
"Sialan!! Punya hak apa lo sama Siska?! Dia itu istri gue, jadi gue yang lebih berhak atas dia" Aldo geram urat-urat ditanganya keluar.
Memandangi punggung istrinya yang berjalan dengan pria lain membuatnya semakin panas.
NEXT...