Kisah ini mengisahkan tentang kehidupan kedua gadis kembar bernama Zahra dan Zavina keduanya memiliki karakter yang cukup berbeda, Zahrayang memiliki sifat bar bar dan tangguh, berbeda dengan Zavina yang memiliki sifat pandiam dan irit bicara, keduanya terlibat cinta pada ketua pemimpin organisasi keduanya yang suka tantangan jelas tak merasa takut, tapi satu tragedi membuat salah satu dari cinta mereka pergi, bisakah keduanya terus bahagia atau malah sebaliknya?
YUK..... IKUTI KISAH TWINS Z....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04
Pagi harinya Zahra dan Zavina masih berada di kediaman Parta, jangan tanya dimana Fadli karena tadi malam setelah dia melepas infus di tangan Zahra, Fadli memutuskan ikut kembali bersama Arga dan Daren karna ada padian darurat di rumah sakit Wijaya.
Hari ini kedua gadis itu akan kembali kuliah ya Zahra dan Zavina memang masih berkuliah dan mereka berkuliah di Universitas Utama Dewangga(UUD), kampus yang cukup ternama di kota Jakarta.
"Eyang kami langsung berangkat ya, soalnya kita ada Makul pagi ini", ucap Zahra setelah sampai di lantai bawah.
"Kok buru-buru, gak sarapan dulu?!", sahut nyonya Salma pada keduanya.
"Gak usah eyang kita udah minta bibik tadi buatin bekal", sahut Zavina yang datang sambil membawa dua kotak nasi.
"Ya, udah Eyang Kakung, kami berangkat dulu", pamit ke duanya sambil menyalami tangan kedua lansia itu.
"Zah jangan sampai telat sarapan, ingat lambung mu baru aja sembuh", ucap tuan Davit mengingatkan sang cucu.
"Siap, kakung! Zah nanti sarapan di mobil", jawab Zahra lalu dia segera menyusul langkah Zavina yang lebih dulu keluar.
******
Universitas Utama Dewangga (UUD).
"Zah, aku kayaknya nanti lama deh keluarnya!", ucap Zavina sambil membenarkan riasan wajahnya.
"Tumben?",
"Gue mau ketemu sama pak Bondan! Buat bimbingan skripsi".
"Sebenernya gue males banget loe tau kan habis ini kita pasti di suruh magang, dari pada magang mending gue jalani misi", ucap Zahra lesu sambil membuka pintu mobil.
"Entar kita usul aja sama pak Wahid minta kita magang satu perusahan, aku di bagian IT kau di bagian akuntasi", sahut Zavina penuh tawa. Dia paham betul sang kakak paling gak betah kalok hanya duduk menghadap komputer, Zahra itu tipikal cewek aktif dan bar-bar, dia lebih suka tantangan dan bertarung, makanya dia lebih suka menjalani misi dari pada kerja kantoran.
"Zah, loe kok nekat banget ngambil misi ini?", tanya Zavina sambil berjalan menuju fakultas mereka.
"Katanya misi ini, misi menaikan level! Sebernya bukan cuma gue yang ambil ini misi hampir semua angota Protector, tapi clue nya cuma nama sama tempat doang petunjuk lainnya gak ada cuma karna gue punya loe jadi gue yakin pasti kita bakalan berhasil", jawab Zahra santai.
Entah kenapa firasat ku mengatakan misi ini gak segampang itu, gumam Zavina dalam hati.
"Dah lah, sampai bertemu nanti? Nanti gue tunggu loe di cafe depan", teriak Zahra sebelum masuk kedalam kelasnya.
*******
Sementara ada dua orang pria yang saat ini sedang berada di parkiran kampus mereka datang atas permintaan para direksi UUD.
"Tuan, kalau gak salah ada sekitar 30 orang angota Protector kita yang kuliah di sini", ucap Daren pada Arga.
"Ya! Dan gadis itu juga ada di sini?", jawab Arga dengan senyum di bibirnya, Daren yang melihat senyum itu sontak bergidik ngeri.
Bosnya yang biasa terkenal dengan wajah tegas, mata elang juga terkenal sebagai pria anti wanita, kini tersenyum, jelas Daren merasa ngeri sendiri melihat nya. Jangan-jangan Tuan muda Arga kesambet setan kampus ini, gumam Daren tapi hanya bisa dia ucapkan dalam hati.
"Tuan! Kita turun sekarang apa nanti?", tanya Daren pada Arga sebab pria itu asik tersenyum sambil melihat kearah gedung yang ada di depannya.
Arga yang mendengar seruan dari Daren, sontak kembali pada setelan pabriknya, yaitu mode tegas berwibawa juga wajah datarnya.
"Ayok", ucap Arga lalu keluar dari dalam mobil.
Begitu keluar para mahasiswi berteriak heboh bagaimana tidak siapa yang tidak mengenal Arga Dewangga, putra pertama tuan Seto Dewangga dan nyonya Yolanda, pria berusia 28 tahun dengan tinggi badan 180, tubuh tengap, mata tajam serta wajah yang rupawan, membuat para kaum hawa yang melihat nya pasti akan berteriak histeris, tapi satu yang mereka tidak tau Arga Dewangga ini memiliki fobia terhadap wanita hanya segelintir orang yang tau soal itu, sedangkan media dan dunia hanya tau bahwa tuan muda keluarga Dewangga tak tertarik pada wanita dan rumor itu masih melekat hingga saat ini.
Kehebohan karna kedatangan anak pemilik Kampus, terdengar di telinga si kembar Z namun keduanya cuek bebek, Zavina yang masih sibuk membuat jadwal bimbingan, sedangkan Zahra yang sibuk bermain basket dengan teman-temannya.
"Zah, loh gak ikutan heboh gitu kayak mereka?", tanya salah seorang teman bermain basket yang menunjuk para gadis yang berlari memenuhi hampir seluruh lapangan olahraga.
"Dih, soriii yaa! Gue bukan kelompok mereka", jawab Zahra sambil men dribble bola di tangannya.
Suuuuttttttt....
Bola yang di lempar Zahra masuk tepat sasaran dan itu membuat para teman-temanya berteriak heboh, tanpa Zahra tau ada dua pasang mata yang menatap penuh kagum.
"Gila! Jago juga itu cewek main basketnya?", ucap Daren sambil berdecak kagum.
Arga sendiri hanya menatap dengan raut wajah yang sulit di artikan.
Gadis itu entah mengapa aku merasa familiar, ucap Arga dalam hati.
Tiba-tiba suara heboh membuat Daren dan Arga menoleh, seketika keduanya terbelalak saat melihat para gadis berteriak dan berlari heboh. Daren yang melihat itu langsung memanggil anak buahnya yang berada tidak jauh dari mereka.
Sementara Zavina yang melihat Arga dan Daren hanya mengerutkan kening merasa heran dan penasaran.
Mereka berdua mirip teman mas Fadli dan mbak Aira, gumam Zavina. Dan itu di dengar salah satu mahasiswi yang berada di dekatnya.
"Itu kan tuan muda Arga anak pemilik Kampus ini", ucap gadis berambut pendek sambil asik ngemil.
"Iya loh, tapi rumornya pria itu tak menyukai wanita mungkin dia Gay kali ya?", ucap gadis di sebelahnya.
Sedangkan Zavina yang mendengar itu sontak menoleh ke arah kedua mahasiswi itu.
"Serius kalian?", ucap Zavina bertanya. Sebab saat melihat keduanya di kediaman Parta mereka berdua tampak akrab dengan sang kakak sepupu Aira.
"Dih, loe kan anak IT coba aja carik kalok gak percaya", ucap keduanya lalu pergi meninggalkan Zavina dengan raut wajah antara percaya dan tidak.
Dih ganteng-ganteng ternyata sukanya sesama terong, gumam Zavina. Lalu dia bergegas pergi menemui sang kakak untuk membahas sesuatu dia semakin menjadi tak tertarik dengan kedua pria yang sedang menjadi topik hangat di kampus UUD.
Sedangkan Arga dan Daren saat ini sudah berada di ruang Dekrut, dia mewakili sang ayah untuk memimpin rapat kali ini. Kedua berhasil lolos berkat anak buah Red Eye's yang begitu sigap.
Rapat yang di adakan menyangkut para mahasiswa yang akan melakukan KKN sesuai jurusan masing-masing dan ada 5 perusahaan yang akan menjadi tempat magang para mahasiswa termasuk Dewangga Com, Wijaya Grup, Parta Grup dan 2 cabang milik Dewangga Com.
Arga melihat data diri para mahasiswa dan dia menemukan nama Zavina Queena Wijaya salah satu mahasiswa yang akan magang di perusahan Dewangga Com, Arga pikir gadis yang bermain basket di lapangan tadi adalah Zavina tanpa Arga tau bahwa gadis itu memiliki kembaran.
Oh... Jadi gadis itu bernama Zavina, ternyata dia adik sepupu Fadli, gumam Arga dalam hati.
Sedangkan Zahra dan Zavina sedang berada di cafe yang tak jauh dari kampus UUD, mereka akan membahas soal misi malam ini.
"Pokoknya, malam ini kita harus berhasil".
"Untuk masuk ke bagian belakan club aku sudah meminta akses dari mbak Ai", sahut Zavina menimpali, keduanya memutuskan untuk pergi menuju tempat rahasia mereka.