Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sinar mentari merasuk ke dalam kamar seorang lelaki yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Tuan muda mohon segera bangun. Tuan Dominic sudah menunggu anda dibawah untuk sarapan." Nathan mengerjapkan matanya, menyesuaikan silau dari cahaya matahari yang masuk ke kamarnya.
"Baik bi"
"Kalo begitu saya pergi dulu tuan muda, melanjutkan pekerjaan saya yang lain, permisi." pamit pelayan tersebut yang bernama Anne.
Nathan bergegas membersihkan diri lalu memakai pakaiannya. Setelah itu dia beranjak ke bawah untuk sarapan bersama Daddy nya.
"Pagi Daddy, maaf baru bangun." sapa Nathan dan kemudian mengambil tempat duduk.
"It's okay, kamu pasti lelah karena mempersiapkan kepindahan mu kemari." Nathan mengangguk membenarkan.
"Hari ini ikut Daddy ke perusahaan ya Nathan. Daddy juga sudah mengizinkan kamu untuk tidak kuliah hari ini."
"Baik Daddy" jawabnya dengan patuh.
Bisa apa Nathan, tidak mungkin dirinya menolak. Selama hal tersebut baik untuknya, Nathan pikir ia akan baik-baik saja untuk menjalaninya. Ini lebih baik daripada saat dirinya ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Bolehkah ia sedikit berharap ayah kandungnya ini menyayanginya dengan tulus. Bukan semata karena membutuhkan dirinya sebagai seorang penerus saja.
"Ayo makan" Nathan mengangguk
*
"Kok Athan hari ini gak masuk sih. Kemana ya dia ?" gumamnya dengan raut wajah cemberut.
"Aku coba chat aja deh" ucap Meyra dalam hatinya.
"Cemberut aja nih yang doinya lagi gak masuk kuliah." sindir Sera, membuat Meyra menatap ke arahnya. Namun hanya sebentar, karena setelah itu pandangannya kembali menuju ke telepon genggam miliknya.
"Ih... Gue dicuekin." kini Sera yang cemberut karena diabaikan oleh sahabatnya itu.
Beberapa saat setelah Meyra puas chatan dengan Nathan, barulah gadis imut itu memfokuskan diri pada sahabatnya.
"Maaf-maaf, kamu tadi ngomong apa Sera ?"
"Miif-miif, kimi tidi ngiming ipi Siri ?" Sera malah menirukan perkataan Meyra dengan nada meledek, tanda bahwa gadis ber-proposi tubuh ideal itu sedang kesal.
"Maaf Sera" Meyra meminta maaf pada sahabatnya karena sempat mengabaikan dirinya.
"Mau dimaafin ?" Meyra menganggukkan kepalanya cepat.
"Ya udah, nanti malem ayo pergi temenin gue liat balapan." ajak Sera, yang membuat Meyra melotot mendengarnya.
"Hah, yang bener aja Sera, masa kamu ngajakin aku liat balapan. Kalo Papa sama Mama sampe tau abis nanti aku dijadiin perkedel." Meyra tidak setuju dengan ajakan Sera.
"Duh Meyra, ya jangan ngomong ke bokap nyokap lo lah, gimana sih." kata Sera yang memberikan jawaban logis nan meyakinkan agar gadis itu setuju dengan ajakannya tadi.
"Tapi..." belum sempat Meyra melanjutkan perkataannya, Sera sudah memotongnya.
"Ya udah kalo lo gak mau gak apa-apa." Sera kembali cemberut.
"Iya-iya mau. Jemput ya hehehe." akhirnya Meyra memutuskan untuk menerima ajakan Sera menonton balapan dengan syarat harus dijemput oleh Sera.
"Kapan si gue gak jemput lo pas main ?" Meyra menyengir mendengar pertanyaan Sera barusan.
"Hehehe bener juga. Tapi aku dimaafin kan ?" Sera mendengus sebentar, tapi kemudian raut mukanya kembali cerah.
"Iya Mey-mey"
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
...Gadis aneh👽...
Athan, kok kamu gak masuk kuliah
Kamu kenapa Athan ? Ada apa ?
Kamu baik-baik aja kan ?
Athan
Athannn
Athannnnn
Kalo kamu udah liat chat aku langsung balas ya
Aku khawatir tau Athan :(
^^^Aku baik-baik aja kok Meyra^^^
^^^Aku lagi diajak Daddy ke perusahaan^^^
^^^Makasih udah khawatir sama keadaan aku^^^
Syukur deh kalo gitu
Kirain aku kamu kenapa-kenapa sampe gak masuk kuliah
Kamu udah makan kan Athan ?
^^^Udah kok, kalo kamu ?^^^
Kalo aku bilang belum, emang kamu mau suapin ?
^^^Mau^^^
Bener ya kamu mau suapin aku ?
Nanti kalo pas ketemu kalo gitu
^^^Iya Meyra^^^
*Asikkk ヽ(*≧ω≦)ノ*
Have a nice day ya Athan
^^^Have a nice day too Meyra :)^^^
Nathan menyunggingkan bibirnya melihat room chatnya dengan Meyra. Ia merasa senang karena dikhawatirkan oleh gadis imut itu. Ekspresi senangnya itu tak luput dari pandangan Dominic.
"Lagi chatan sama Meyra ya ?" Nathan terkejut mendengar pertanyaan dari Daddy nya yang tepat sasaran.
"Kok Daddy bisa tau Meyra ?" tanya Nathan penasaran.
"Gak ada yang Daddy nggak tau" ujar Dominic dengan raut muka sombong.
"Kalo gitu kapan kiamat Dad ?" Nathan bertanya dengan smirk.
"Gak gitu juga kali son, Daddy bukan Tuhan." sontak Nathan tertawa mendengar jawaban dari Dominic.
"Katanya gak ada yang Daddy nggak tau" Dominic memutar bola matanya malas saat putranya itu menggodanya. Setelah itu pria paruh baya tersebut tersenyum dalam hati, menikmati momen becanda dengan putranya seperti ini.
*
Usai mengajak Nathan untuk melihat-lihat perusahaan, Dominic melanjutkan untuk mengajak putranya itu ke restaurant. Keduanya akan bertemu orang tua Dominic. Ayah dan anak tersebut sudah sampai di restaurant terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian barulah orang tua Dominic, Zayyan dan Sienna, datang.
"Ya ampun, tampan sekali cucu Grandma." Nathan mendongakkan kepalanya menatap seorang wanita yang masih cantik diusianya yang tak lagi muda.
"Cucuku" ujar Zayyan sambil menatap Nathan senang.
"Grandma, Grandpa." sapa Nathan
"Sini sayang, mendekat ke arah Grandma dan Grandpa." suruh Sienna yang langsung dilakukan oleh Nathan. Cowok itu memeluk Grandma nya setelah itu berganti memeluk Grandpa nya.
"Kamu juga sini anak nakal, tidak mau memeluk orang tua mu kah ?" Dominic mendengus geli mendengar perkataan dari Papinya barusan. Namun tak ayal, selepas itu Dominic memeluk Zayyan dan Sienna bergantian.
Keempatnya kini telah duduk ditempatnya masing-masing. Mulai kegiatannya untuk makan dulu dengan tenang. Selesai makan barulah mereka akan lanjut berbincang-bincang.
"Kamu tuh ya, disuruh cari pasangan malah langsung kasih cucu ke Mami sama Papi. Kami kan kaget dengernya, tapi seneng juga sih." kata Sienna dengan jujur yang diangguki oleh Zayyan. Karena ia juga setuju dengan pernyataan istrinya tersebut.
"Ya gimana ya Mi, orang yang Dominic cinta menikah dengan orang lain." raut muka Dominic memang biasa saja saat mengatakannya. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, hal itu terasa menyakitkan untuk dikatakan.
"Kamu masih belum move on ya dari dia." Sienna turut sedih mendengar anaknya berucap seperti itu. Dirinya tau bagaimana patah hatinya Dominic waktu itu saat ditinggal menikah oleh orang yang dicinta. Yah, mau bagaimana lagi, perasaan putranya itu bertepuk sebelah tangan. Poor Dominic, berhasil dalam menghasilkan banyak uang, tapi gagal dalam meraih cintanya.
"Sudah, lebih baik kita bahas yang lain." Zayyan mengajak keduanya untuk menyudahi perbincangan tersebut.
"By the way, kamu mirip banget loh sayang sama Daddy kamu." Nathan menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan ucapan sang Grandma barusan.
"Nggak deh Grandma. Nathan malah berpikir, Nathan tidak ada miripnya dengan Daddy. Daddy terlihat begitu tampan dan sempurna, jauh dari Nathan yang terlihat biasa saja." jujurnya yang mengundang tawa dari ketiganya. Sedangkan dalam hati Dominic ia merasa senang mendapatkan pujian dari putra kandungnya sendiri.
"Kamu mirip sayang dengan Daddy mu. Coba penampilan kamu dirombak, kalian berdua akan terlihat sangat mirip." Sienna mencoba meyakinkan cucunya.
"Grandma akan bantu rubah penampilan kamu nanti kalo kamu masih belum percaya."
"Percaya kok Grandma" balas Nathan sembari menganggukkan kepalanya.