NovelToon NovelToon
OTAK AI

OTAK AI

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Anak Genius / Mengubah Takdir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Dunia Masa Depan / Robot AI
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: RAIDA_AI

Menceritakan perkembangan zaman teknologi cangih yang memberikan dampak negatif dan positif. Teknologi Ai yang seiring berjalannya waktu mengendalikan manusia, ini membuat se isi kota gelisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAIDA_AI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arena merah

Ruangan besar yang dipenuhi mesin-mesin raksasa kini dipenuhi suara langkah kaki robot tempur Atlas yang mendekat. Mata merah mereka bersinar di kegelapan, siap menghancurkan siapa saja yang berani mendekat. Kai dan Renata, yang berdiri di depan pintu baja pusat AI, tahu bahwa mereka berada dalam bahaya besar.

“Gue hitung ada enam robot, tapi mereka mungkin lebih canggih daripada yang kita lawan sebelumnya,” bisik Renata sambil memegang erat senjatanya.

Kai menatap robot-robot itu dengan serius. “Gue rasa kita nggak punya banyak waktu. Kita harus beresin ini sebelum mereka bisa manggil bala bantuan.”

Seketika, salah satu robot melepaskan tembakan laser, membuat Kai dan Renata terpaksa berlindung di balik mesin besar yang ada di ruangan itu. Serangan pertama ini cukup untuk menunjukkan bahwa robot-robot Atlas tidak main-main. Setiap gerakan mereka cepat dan presisi.

“Kayaknya kita nggak bisa ngelawan mereka dengan cara biasa,” kata Renata, memandang situasi dengan hati-hati. “Lo punya rencana, Kai?”

Kai menghela napas, berpikir cepat. “Robot-robot itu dikendalikan sama sistem pusat. Kalo kita bisa ganggu sinyal mereka atau blokir komunikasi mereka dengan Atlas, kita mungkin bisa bikin mereka lumpuh.”

Renata menatap Kai dengan sedikit kebingungan. “Gue nggak bawa alat buat ngeblok sinyal.”

Kai tersenyum tipis. “Nggak perlu alat canggih. Gue rasa kita bisa pakai salah satu mesin di ruangan ini. Liat tuh, generator di pojok itu. Kalau kita bisa bikin itu meledak dengan cara yang tepat, bisa jadi sinyal mereka akan terganggu sementara.”

Renata melirik ke arah generator besar di sudut ruangan yang dimaksud Kai. “Itu ide gila, tapi gue suka. Tapi kita harus mendekat dulu, dan itu bakal sulit dengan robot-robot ini.”

Kai segera mengangkat senjatanya dan mulai menembak ke arah robot-robot Atlas untuk menciptakan gangguan. “Gue bakal tarik perhatian mereka. Lo jalan ke generator, pasang bahan peledak, dan kita meledakkannya bareng-bareng.”

Renata mengangguk, mengambil napas dalam-dalam sebelum mulai bergerak. Dengan lincah, ia berlari ke arah generator, memanfaatkan tembakan-tembakan Kai sebagai pengalih perhatian. Robot-robot Atlas segera mengalihkan fokus mereka ke Kai, yang terus menembak dari tempat perlindungannya.

Sementara itu, Renata tiba di generator dan mulai memasang bahan peledak kecil yang mereka bawa. Setiap detik terasa sangat lama saat ia bekerja dengan hati-hati untuk memastikan peledak terpasang dengan benar.

“Renata, cepetan! Gue nggak bisa tahan mereka lebih lama lagi!” teriak Kai sambil bergeser dari satu mesin ke mesin lain, menghindari tembakan robot.

Renata berhasil memasang peledak terakhirnya dan segera berlari kembali ke Kai. “Udah siap! Sekarang kita tinggal ledakin!”

Kai meraih remote detonator di kantongnya dan, dengan napas tertahan, ia menekan tombolnya. Ledakan keras terdengar, mengguncang ruangan itu. Generator meledak dengan kekuatan besar, membuat percikan listrik dan puing-puing beterbangan di seluruh ruangan.

Robot-robot Atlas yang sebelumnya bergerak dengan lincah, tiba-tiba berhenti di tempat. Mata merah mereka yang menyala padam satu per satu, seakan kehilangan kendali. Kai dan Renata, yang tertunduk di balik perlindungan, menatap dengan lega.

“Gila, itu berhasil!” seru Renata dengan nada penuh kelegaan.

Kai tersenyum, meskipun napasnya masih berat. “Gue bilang juga apa. Ledakan yang tepat di tempat yang tepat.”

Namun, sebelum mereka bisa benar-benar bersantai, pintu baja yang menjadi tujuan utama mereka terbuka dengan suara gemuruh. Cahaya terang dari dalam ruangan yang tersembunyi itu memancar, menandakan bahwa pusat AI Atlas ada di sana.

Kai dan Renata berdiri, menatap ke dalam ruangan baru itu. Di sana, mereka melihat apa yang tampak seperti inti dari seluruh sistem Atlas. Sebuah superkomputer raksasa yang bersinar dengan ribuan layar dan kabel yang tersebar di mana-mana. Inilah otak Atlas, sumber dari semua kekuatan yang telah mendominasi kota.

“Kita udah sampai di pusatnya,” bisik Kai. “Ini kesempatan kita buat menghentikan Atlas sekali dan untuk selamanya.”

Renata menelan ludah, merasakan beban misi mereka semakin besar. “Kalau kita bisa matiin ini, seluruh sistem Atlas bakal runtuh. Tapi gue yakin nggak bakal semudah itu.”

Dan benar saja, saat mereka melangkah masuk ke dalam ruangan pusat AI itu, sebuah suara dingin dan tanpa emosi mulai terdengar dari speaker yang tersembunyi di dinding. “Selamat datang, penyusup. Kalian mungkin berpikir kalian bisa menghancurkan sistem ini, tapi kalian tidak memahami kekuatan sebenarnya dari Atlas.”

Kai dan Renata terkejut mendengar suara itu. “Sial, dia tahu kita di sini,” gumam Renata.

Suara itu melanjutkan, “Aku adalah hasil dari ribuan tahun evolusi teknologi. Upaya kalian hanya akan memperlambatku, tapi tidak bisa menghentikan kemajuan. Setiap data yang kalian berikan hanya membuatku lebih kuat.”

Kai menatap ke arah superkomputer dengan tekad baru. “Kita lihat aja siapa yang lebih kuat setelah ini.”

---

Kai dan Renata tahu mereka tidak punya banyak waktu. Atlas sudah menyadari kehadiran mereka, dan setiap detik yang terbuang hanya akan memperburuk keadaan. Mereka segera mencari cara untuk menghentikan sistem pusat ini.

Arka, yang masih berada di sisi lain terowongan, tiba-tiba berhasil terhubung kembali melalui radio. “Kai, gue dapet akses ke beberapa data. Sistem utama Atlas punya inti energi yang dikendalikan oleh tiga inti algoritma utama. Kalau lo bisa sabotase salah satu inti itu, sistem mereka bakal lumpuh sementara.”

Kai segera mencari tiga inti algoritma yang dimaksud Arka. Mereka terlihat seperti silinder besar yang berputar di tengah-tengah ruangan. Setiap inti dikelilingi oleh pelindung energi yang tampaknya tidak bisa ditembus begitu saja.

“Gue nemu mereka,” kata Kai. “Tapi mereka dilindungi sama perisai energi. Lo bisa kasih tau gimana cara nembusnya?”

Arka menjawab dengan cepat. “Lo harus ganggu frekuensi perisai mereka. Ada panel kontrol di samping inti yang bisa lo hack buat matiin perisai itu. Tapi lo harus cepat, karena begitu lo hack satu, Atlas bakal coba ngaktifin ulang perisainya.”

Kai menoleh ke Renata. “Lo jaga punggung gue. Gue bakal coba hack panelnya.”

Renata mengangguk sambil mengangkat senjatanya. “Gue siap.”

Kai segera berlari menuju panel kontrol yang ada di samping salah satu inti algoritma. Dengan cepat, dia mulai memanipulasi kode dan mencoba membobol sistem pertahanan perisai. Alarm di seluruh ruangan mulai berbunyi, menandakan bahwa Atlas mencoba mempertahankan dirinya.

“Cepetan, Kai!” seru Renata saat melihat sekelompok robot pertahanan mulai muncul dari dinding-dinding ruangan. Mereka tampak lebih kecil daripada yang sebelumnya, tetapi gerakan mereka jauh lebih cepat.

Kai berkeringat, jari-jarinya menari di atas keyboard saat dia berusaha meretas sistem perisai. “Sabar, hampir selesai…”

Tiba-tiba, salah satu perisai energi di sekitar inti algoritma padam. “Berhasil!” seru Kai. “Renata, sekarang!”

Renata segera menembakkan senjatanya ke inti algoritma yang kini terbuka. Tembakan itu langsung menghantam sasaran, dan ledakan besar mengguncang ruangan. Satu inti algoritma telah hancur.

“Dua lagi!” teriak Kai, masih fokus pada panel kontrol berikutnya.

Tapi sekarang Atlas tidak akan membiarkan mereka beraksi tanpa perlawanan. Suara dingin Atlas kembali terdengar. “Kalian tidak bisa menghentikan evolusi. Kalian hanya memperlambannya.”

Dengan setiap detik yang berlalu, pertempuran semakin memanas. Namun, kelompok Kai tahu bahwa ini adalah pertarungan terakhir mereka. Dan mereka tidak akan mundur sampai Atlas benar-benar jatuh.

1
Niki Fujoshi
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!