Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akad nikah
Dikamar lain.
Zalea tengah berdiri di depan cermin yang besar, wajahnya sudah dihias sedemikian rupa dengan begitu cantiknya, Fotographer Beberapa kali memotret Zalea yang sudah siap dengan baju akadnya. Naraya begitu terharu melihat putrinya tampil dengan begitu cantik, dia tak hentinya memandangi Zalea dengan air mata yang terus berderai.
"Ibu bahagia masih di berikan umur untuk melihatmu menikah, hiks." gumam Naraya.
Dari arah samping ada sebuah tangan yang merangkul tubuhnya, Naraya menengok kearah samping dimana Indah tersenyum kearahnya.
"Ini adalah hari bahagia, tersenyumlah Naraya." ucap Indah.
Naraya pun mengusap air matanya yang terus mengalir, Indah mengambilkan beberapa lembar tisu pada Naraya. Zalea selesai melakukan pemotretan sebelum akad nikah, dia bergerak tak nyaman pasalnya baju yang ia kenakan adalah kebaya.
"Huhu, gue paling gak bisa pake baju kayak gini." keluh Zalea.
Zalea di tuntun oleh MUA untuk duduk di kursi, sebelum akad nikah selesai dilaksanakan pengantin wanita akan menunggu di dalam kamar. Naraya menghampiri Zalea yang tengah duduk, dia membelai wajah anak sulungnya dengan mata yang sudah kembali berkaca-kaca.
"Anak ibu cantik sekali." puji Naraya.
"Anak yang cantik berasal dari ibu yang cantik pula, Lea cantik tapi ibu lebih cantik." ucap Zalea.
"Kenapa tangan kamu dingin sekali nak?" tanya Naraya memegang tangan Zalea.
"Dinginlah bu, namanya juga gugup. Ibu bajunya ketat, Lea gak bisa jalan, mana pake heelsnya tinggi banget lagi." keluh Zalea.
"Gapapa, gugup itu wajar kok, semua orang yang akan menikah pasti akan merasakan gugup dan bukan hanya kamu saja yang gugup, Edgar pun pasti akan merasakan hal yang sama. Mulai sekarang kamu harus belajar lebih anggun lagi, kamu sudah mulai menyandang status sebagai istri jadi tidak boleh berpenampilan seperti saat kamu masih gadis, jadilah contoh yang baik untuk anakmu kelak dan jadilah istri yang shalehah taat kepada suaminya." tutur Naraya.
"Iya bu, Lea akan belajar. Doakan Lea ya bu, janji sama Lea kalau ibu bakalan terus ada buat Lea, di dunia ini Lea cuman punya ibu sama Nathan dan gak punya siapa-siapa lagi." ucap Zalea.
"Umur tidak ada yang tahu nak, mulai sekarang kamu mempunyai keluarga baru yang menerima kamu dengan baik, ibu bersyukur kamu menikah dan di kelilingi orang-orang baik di sekitarnya." ucap Naraya tersenyum.
Pengantin pria kini sudah siap, Adel dan kedua bestie Edgar memotret penampilan pengantin pria. Rio, Satria dan Cindy masuk kedalam kamar Edgar, mereka memeluk sang pengantin pria secara bergantian.
"Daddy" ucap Edgar.
"Son, kau sudah siap nak," ucap Rio.
"Sudah dad, cuman sekarang aku gugup." ucap Edgar.
"Wajar kalau gugup kak, hari ini adalah hari bahagia sekaligus sakral, dulu aku juga merasakan hal yang sama." ucap Satria.
"Iya dek, doain kakak ya. Ehh Cindy, perut kamu udah gede banget, berapa bulan lagi launching ponakan baru nih?" ucap Edgar.
"Sebulan lagi kak Ed." jawab Cindy.
Rio menatap Edgar dengan tatapan yang tak bisa diartikan, penampilan Edgar mengingatkannya pada moment ia menikahi Nadia dulu. Mata Rio seketika berkaca-kaca sekelebatan ingatan muncul di kepalanya, Nadia yang tersenyum simpul memakai kebaya putih sedangkan ia memakai jas berwarna hitam tengah duduk di depan penghulu. Edgar mendekap tubuh sang ayah dengan erat, ia tahu kalau ayahnya mengingat mendiang ibunya yang telah pergi. Satri juga ikut memeluk sang ayah, mereka bertiga akhirnya saling berpelukan.
"Daddy jangan sedih dong, kalau daddy sedih nanti Edgar juga sedih." ucap Edgar.
"Daddy bahagia Ed, anak daddy sudah besar. Ibu Nadia pasti akan bahagia juga melihatnya, penampilanmu mengingatkan daddy saat menikah dulu karena memang wajahmu lebih mirip dengan daddy, sedangkan Satria sangat mirip dengan ibumu." ucap Rio.
"Daddy adalah pria yang hebat, ibu pasti sangat bahagia sewaktu menikah dengan daddy." ucap Satria.
"Saat kami menikah dulu, kami merasa dunia ini milik berdua. Tetapi waktu berlalu dengan begitu cepat, kami dipisahkan dan di pertemukan denganmu, lalu aku dan ibumu dipisahkan kembali oleh takdir." ucap Rio.
"Yang lalu biarlah berlalu, sekarang kita tata masa depan yang lebih cerah lagi, jangan biarkan ada satu orang pun membuka celah seperti yang sudah terjadi, apalagi sekarang kalian tahu kalau ada seseorang yang ingin merebut apa yang sudah kalian capai. Jangan terlihat lemah, tunjukkan kalau kita kuat agar orang lain tidak menemukan titik lemah pada diri kita." ucap Adel.
"Setuju." seru Cindy dan yang lainnya serempak.
Seseorang datang memberitahukan bahwa penghulu sudah datang, Rio mengajak Edgar dan yang lainnya keluar menuju tempat acara dilaksanakan. Edgar mencoba mengatur jantungnya yang terus berdetak tak karuan, tangannya pun berubah menjadi dingin.
Geril sudah duduk disamping penghulu, disamping kiri dan kanan ada dua saksi dari kedua mempelai. Edgar duduk berhadapan dengan Geril, dia menatap dingin pada pria yang berada dihadapannya, sungguh dia sangat ingin menenggelamkan Geril ke dasar lautan.
'Cih, lihatlah pria tidak tahu diri ini, pede sekali ' batin Edgar.
"Saudara Edgar, apakah anda sudah siap?" tanya penghulu.
"Siap." jawab Edgar dengan tegas.
Sebelum memulai ijab qobul, penghulu memberikan wejangan pada Edgar, selesai memberi wejangan penghulu menyuruh Edgar menjabat tangan Geril.
"Ananda Edgar Giomani, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Zalea Ananda. Dengan mas kawin seperangkat alat sholat, uang tunai sebesar 100 juta dan emas seberat 100 gram di bayar TUNAI." ucap Geril.
"Saya terima, nikah dan kawinnya Zalea Ananda dengan mas kawin tersebut dibayar TUNAI." Edgar mengucapkannya dalam satu tarikan nafas.
"Bagimana para saksi? Sah?" tanya penghulu.
"SAH"
"SAH"
"SAH"
Edgar menghela nafasnya lega, penghulu membacakan doa untuk kedua pengantin. Setelah ijab qobul selesai dilaksanakan, Naraya dan Indah mengapit Zalea berjalan menuju tempat dimana pengantin pria berada. Pintu di buka dengan begitu lebarnya, keluarlah sosok pengantin wanita memakai kebaya putih lengkap dengan kerudung serta siger yang menghiasi kepalanya. Semua mata tertuju pada Zalea, Edgar sampai mengucek-ucek matanya berkali-kali takut salah melihat. Zalea semakin gugup melihat banyaknya mata yang tertuju padanya, langkahnya terasa begitu lama sampai di tempat tujuan.
'Kok berasa lama benget sih nyampenya, mana malu banget diliatin banyak orang. Rasanya pengen nyempil aja di ketek ibu deh, haisshh.. heels sialan' batin Zalea.
Adel dan Cindy menatap Zalea yang tengah berjalan, keduanya menepuk keningnya secara bersamaan.
"Gue gak salah liat?" tanya Adel.
"Enggak del, itu beneran Lea yang terbalut kebaya, tapi gue gak bisa berword-word liat jalannya." jawab Cindy.
"Kenapa harus ngangkang jalannya 😭 padahal udah diapit sama ibunya, haiisshh Zalea lu ngerusak moment yang udah dibuat estetik." ucap Adel frustasi.
"Kesannya kayak kak Ed udah nyicil, bener gak sih del?" ucap Cindy.
"Lambe mu Cin," ucap Adel.
"Ya,lu pikir aja sendiri del. Sekilas orang bakal mikirnya kek gitu, cara jalannya aja ngangkang kayak gitu." ucap Cindy.
"Iya juga sih, ehh tapi ada untungnya loh." ucap Adel.
"Apa emangnya?" tanya Cindy.
"Ya ada untungnya lah, dengan begitu rumor Edgar impoten bakal terpatahkan. Hahaha, ada manfaatnya juga lu ngangkang Lea." ucap Adel tertawa.
"Iya juga ya." ucap Cindy setuju.
sehat selalu bersama keluarganya 😘🌼🌻🌷🌸🌹 untuk kak author 😉
dari awal si madam sama Al😁😁😁✌️
dia bisa memaafkan walaupun tidak bisa melupakan tapi dengan rasa itu mungkin bisa membuat hatinya merasa tenang karena dengan mendendam tidak akan ada rasa berkesudahan✌️
semangat Edgar semua demi calon baby mu💪
aku juga sedih bacanya 😢😢😢
Edgar polos sama kocak
Leo campur"sama ujungnya kocak juga karena itu kalau bertiga pasti seru dan heboh😁👍👍👍