Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRIA GAMON
Kembali ke masa kini dimana 3 tahun sudah berlalu dan kemarin kejadian dejavu terjadi bagi Juwita, memergoki pria yang mulai ia coba untuk cintai sepenuh hati sebagai suami kini malah berselingkuh.
Pagi ini, Juwita dan Salim sudah menceritakan semuanya kepada Bima dan Sona apa yang terjadi tadi malam di hotel. Juwita bercerita dengan santai dan sepertinya tidak terlalu sedih tentang perselingkuhan suaminya atau sedih karena dia akan jadi janda.
Tapi hatinya yang menutupi kesedihan karena mengingat Bagas. Pria yang 3 tahun lalu ia campakkan dan sakiti.
Bima lagi lagi tersulut api amarah dan rasa menyesal telah menghakimi Bagas, mantan kekasih putrinya tanpa mau mendengarkan penjelasan. Lagipula ia seharusnya tidak terlalu ikut campur urusan anaknya. Tapi bagaimanapun Juwita adalah permata hatinya.
Logikanya seketika mati saat melihat putrinya itu menangis terhisak hisak dan disakiti pria.
Mungkin pengkhianatan menantunya kali ini adalah karma 3 tahun lalu. Padahal jujur saja, sebagai seorang pria dan ayah, ia berharap Bagas akan menjadi menantunya waktu itu.
Seperti tidak ada takutnya, Fandi datang ke rumah Anggara. Namun, Bima yang menghadapi calon mantan menantunya itu.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
3 bogeman Bima meskipun sudah berusia 58 tahun, tapi dengan badan yang masih sehat dan kekar, Fandi berhasil dibikin kesakitan.
"Maafkan aku, Yah! Aku khilaf!" seru Fandi sambil berlutut dihadapan Bima.
"Jangan panggil aku, AYAH! Kamu sudah bukan menantuku lagi! ceraikan anakku hari ini juga! Aku tidak mau tau, kamu harus cerai dengan Juwita!" teriak Bima tak terkontrol.
Sona dan Juwita pun keluar dari rumah diikuti oleh Salim yang hanya menjadi videografer diam diam.
"Nah, Juwita sudah keluar! Katakan cerai untuk anakku! Cepat!" teriak Bima lagi.
"Maafkan, aku. Juwita" lirih Fandi dengan air mata buaya. Dia harus berusaha agar tetap menjadi suami dari pewaris keluarga Anggara.
Hanya itu yang bisa buat dirinya tetap memiliki uang untuk membayar hutang perusahaan karena bangkrut.
Bugh!
Bima tak tahan lagi mendengar omongan bullshit pria brengsek didepannya ini.
"CEPAT CERAIKAN PUTRIKU SECARA AGAMA!" teriak Bima lagi.
Juwita masih memiliki perasaan iba melihat Fandi sudah berlumuran darah di wajahnya.
"Bun, aku mau ngomong bentar sama dia" ucap Juwita lalu Sona pun melepaskan genggaman tangannya.
Juwita memberikan kode mata ke ayahnya, agar dia dibiarkan berjongkok dihadapan suaminya yang akan segera jadi mantan suami.
Lalu wanita itu membersihkan darah di sudut bibir Fandi dengan jarinya. Ia pun tersenyum tipis menbuat Fandi senang mendapatkan senyuman itu.
Juwita mendekatkan wajahnya untuk membisikkan sesuatu kepada Fandi.
"Ceraikan aku secara agama sekarang, aku akan memberikanmu uang 150 juta ke rekeningmu" bisiknya membuat Fandi terkejut, tapi dalam hatinya entah kenapa tawaran inu menggiurkan. Menceraikan istri dapat uang. Ini kesempatan langkah.
"Gak rugi rugi amatlah sekarang kalau cerai dari Juwita. Dapet uang cuy" batin Fandi.
Lalu Juwita pun menjauhkan wajahnya dan nenatap Fandi dengan tatapan tak bisa diartikan. Setelah membisikkan sebuah penawaran itu, Juwita berdiri dan diikuti oleh Fandi.
"CERAIKAN PUTRIKU SEKARANG!" teria Bima lagi yang sudah tidak tahan melihat wajah Fandi. Juwita memilih berdiri disamping sang ayah.
"Baiklah, jika ayah memintaku menceraikan Juwita. Aku tau memang aku ini adalah pria brengsek, bajingan, dan tidak tau diri yang berani sekali menyakiti Juwita" ucap Fandi dengan wajah merendahkan diri penuh penyesalan palsu.
Ia pun menghela nafas sebelum mengatakan kalimat sakralnya.
"Aku ceraikan kamu, Juwita Pesona Anggara. Aku ceraikan kamu sebagai istriku dan mulai detik ini kamu bukan istriku lagi" ujar Fandi.
Juwita pun tersenyum tipis mendengar ucapan yang dari tadi malam ia sangat ingin dengarkan.
"Tunggu saja, surat cerainya. Pengacara keluarga Anggara akan mengurus perceraian kalian. Aku minta, kamu pergi dari sini SEKARANG!" usir Bima.
Fandi dengan pasrah berjalan keluar rumah Anggara. Juwita pun tersenyum kepada ayahnya.
"Terima kasih, Yah. Sudah mau menerima putrimu kembali" ucapnya.
"Dengan senang hati sayang. Kamu adalah putri ayah terbaik dan terbaik pokoknya. Ayah adalah pelindungmu setelah perlindungab Tuhan" sahut Bima sambil memeluk putrinya dengan erat.
Sona terharu dengan pemandangan itu. Ia pun ikut memeluk suami dan putrinya.
Mata Bima melihat Salim pun memberikan kode untuk mendekat dan ikut berpelukan keluarga.
Pelukan berempat ketika melalui sebuah masalah atau hanya sebatas rindu, sudah biasa di keluarga Anggara.
Salim ikut memeluk ayah, bunda, dan kakaknya.
"Kalian bertiga adalah harta ayah yang berharga. Ada yang menyakiti kalian, ayah akan menyakiti mereka balik" ucap Bima.
"Hmm, ayah udah tua. Mendingan jaga diri aja jangan sakiti orang lain. Salim udah gede dan lagian mau lulus kuliah hehe" celetuk Salim yang berusaha bercanda.
"Hih, anak ini! Emang gak ada romantis romantisnya!" tegur Bima namun candaan Salim berusaha membuat semuanya tertawa.
Akhirnya setelah berpelukan, mereka berempat masuk rumah dan Bima menghubungi pengacara keluarga untuk mengurus perceraian putrinya hari ini juga.
...****************...
Di negara kangguru, lebih tepatnya di Canberra, ada seorang pria tampan nan gagah dengan perut yang kotak kotak sedang terlelap dikasurnya.
Selimut hanya menutupi bagian pinggang kebawah sehingga terlihat bertelanjang dada.
Saat ini sudah pukul 12 siang di Canberra dan pria ini masih enak sekali tidur disiang bolong.
Namun, tiba tiba pria berjas rapi masuk kedalam kamar dan membangunkan pria itu.
"Bos bos bangun!!!" seru pria berjas itu.
"Apa sih Jon! Aku kan udah bilang gak mau diganggu hari ini! Aku CUTI!" sahut pria yang masih menutup mata itu.
"Bos Gas, bangun! TUAN DAN NYONYA BESAR DATANG KE SINI!" seru Joni nama pria berjas itu yang tidak lain adalah asisten Bagas.
Yap, pria tampan yg masih enggan untuk bangun tidur itu Bagas Lungara.
"HAH?!!" sontak Bagas langsung mendudukan dirinya dengan mata yang melotot kedepan.
"KAMU BERCANDA?" seru Bagas tak percaya.
"Nggak, bos. Security mansion telepon aku dan aku menyuruh mereka memperlambat jalannya tuan dan nyonya" ucap Joni.
"ASTAGA! Mereka bisa bisanya datang saat aku masih pusing banget begini" keluh Bagas namun ia juga segera masuk ke kamar mandi untuk menghilangkan aroma alkohol di badannya.
Joni menyemprot ruangan Bagas dengan spray pewangi agar bau alkoholnya hilang sekaligus membuka jendela kaca di kamar atasannya itu.
Joni pun menyuruh pelayan untuk merapikan tempat tidur Bagas dan dirinya keluar kamar. Bersiap siap menyambut kedatangan bos besar.
Didalam kamar mandi, dibawah guyuran air shower, Bagas berusaha menyempurnakan kesadarannya. Dia tadi malam sungguh mabuk parah. Mengetahui kabar pernikahan mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya membuat hatinya semakin hancur redam oleh wanita itu.
"SIALAN!" umpat Bagas.
"Semua ini gara gara Juwita! Dasar wanita tidak setia! Aku disini menunggu permintaan maafnya 3 tahun tapi malah ditinggal nikah! Dia benar benar tidak bisa diharapkan!" lanjutnya.
Lalu tak ingin larut dalam patah hatinya untuk kedua kali, Bagas langsung menyelesaikan acara mandinya.
Ia pun melihat dirinya di cermin kamar mandi. Ternyata lehernya ada bekas merah di beberapa titik.
"Astaga! Wanita tadi malam bar bar banget! Kali ini Joni salah milih! Tapi untunglah, pusaka ku masih perjaka" ucap Bagas dengan senyuman smirk.
"Entah perjaka sampai kapan, aku harus yakin kalau milik ku hanya akan masuk ke satu lubang yang sama sampai kapanpun. Ini membuktikan bahwa aku adalah pria setia tidak seperti Juwita wanita penggoda itu!" lanjutnya kembali marah saat lagi lagi mengingat mantan kekasihnya itu yang merusak semua rencana hidupnya dan cintanya.
Selama ini, selama 3 tahun di Australia, Bagas terkenal playboy dan penikmat wanita tapi dirinya tidak pernah melakukan hubungan badan secara lengkap alias hanya sekedar kenikmatan diluar saja. Pria ini berhasil bertahan untuk mempertahankan miliknya tidak masuk kesembarang tempat. Tapi Bagas membiarkan miliknya dipuaskan dengan tangan wanita saja. No oral no s*ex!
Sampai kadang kadang wanita yang memuaskannya itu kesal sendiri. Mereka sudah berada dipuncak eh Bagas seenaknya menghentikan aksinya hanya karena dia sudah keluar.
Dasar, pria brengsek emang si cowok patah hati ini!
Namun wanita wanita itu kembali senang saat diberikan cek dengan nominal besar. Setiap wanita yang berhasil bermalam dengan Bagas akan diberikan 1000 dollar Australia 🇦🇺
Kembali ke Bagas yang saat ini sudah keliar kamar mandi dengan bathrope dan terkejut melihat papi dan maminya sudah duduk ditepi ranjang.
"Papi Mami udah sampai disini aja" sapa Bagas dengan senyuman pepsodent nya.
Deni dan Weni menatap putra sulunya dari 3 anaknya dengan tatapan tajam.
"Oh begini ternyata ya. Sudah kuduga jika kamu masih berharap dengan wanita itu. Mendengar atau membawa kabarnya menikah kemarin aja sudah membuatmu gak masuk kerja" celoteh Deni.
Bagas mendengar celotehan papinya tetap mendekat ke pada kedua orang tuanya lalu mencium tangan mereka dan memeluk singkat.
"Papi nih, baru ketemu anaknya sejak 5 bulan gak ketemu kok malah ngomongin orang lain. Aku gak masuk kerja karena ambil cuti hari ini bukan karena wanita yang menikah kemarin. Aku juga gak tau papi ngomongin siapa" ujar Bagas pura pura gak tau yang diomongin papanya ya itu jelas Juwita lah, siapa lagi wanita yang bikin Bagas patah hati.
"Hahahahaa, dasar anak pembohong! Mami dan papi udah tau tingkahmu, Bagaas!!! Berapa wanita yang udah kamu coba tadi malam! Dasar anak berandal" ucap Weni sambil memukuli anaknya tapi pukulnya bertubi tubi karena kesal melihat leher putra sulungnya itu ada cap merah merah.
"Aaw! Aw! Sakit mi! Ampun ampun!" Bagas pun menyerah.
Maminya memang bisa membuat dirinya bertekuk lutut.
"Ampun, Bagas tau bagas salah, tapi aku masih perjaka kok Mi. Aku belum pernah celup sana sini" pembelaan Bagas namun malah mendapatkan tamparan di punggungnya dari Weni yang memang suka main tangan tapi penuh kasih sayang.
Plak!!
"Aw Mi! Sakit Mami! Jangan pukul pukul Bagas dong!" protes Bagas sambil mengelus elus punggungnya yang terasa panas. Kali ini pukulan maminya benar benar serius.
"Aduh, mami kayaknya mau pingsan Pi. Anak kesayangamu ini udah aneh aneh" keluh Weni sambil duduk di tepi ranjang kembali.
Bagas malah terkikih melihat wajah maminya yang sudah menyerah dengannya.
"Anak kesayangan mami nih! Jadi kayak begini! Padahal sebelum patah hati, anak ini adalah anak kebanggaan keluarga Lungara. Eh sekarang bikin malu aja dengan berita playboynya" sahut Deni.
"Udah udah, papi sama mami gak usah bertengkar gara gara Bagas. Lihat dong sisi baiknya, Bagas bisa majuin cabang perusahaan Lungara Otomotif di Australia dan udah bikin pabrik gede disini. Dilihat tuh positifnya bukan negatifnya" ucap Bagas sok bijak.
Plak!
Kini Deni yang menampar punggung sang putra.
"Aaaw! Papi kok ikutan mami sih suka mukul mukul. Ingat, aku ini penerusmu loh Pi. Jangan macam macam. Meskipun ada Putra, tapi dia tetep adikku jadi aku yang berhak nerusin perusahaan papi seluruhnya" ancam Bagas tapi pasti dengan kikihan karena menggoda sang papi.
Yap, Bagas bukan anak laki laki tunggal di keluarga Lungara. Dia memiliki adik kembar bernama Putra Lungara dan Putri Lungara. Umur mereka 23 tahun dan sudah bekerja di perusahaan meskipun masih menjadi staff sebagai percobaan magang dari Deni.
"Alamaak! Aduh! Aku bisa spot jantung dadakan kalau ngehadapin kamu, Gas" sahut Deni yang memijat pelipisnya.
Pusing deh punya anak GAMON!