NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Cacat

Cinta Gadis Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.

Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.

Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?

Happy reading 😘🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 ( Meninggalkan Bella )

“Jadi, maksud papa kak Bella c4c4t?” ujar Stella menatap senang pada Bella terukir senyuman di sudut bibirnya.

Johan tidak menjawab pertanyaan Stella ia fokus menatap Bella yang tengah meraba-raba kakinya dengan tangan yang gemetar dan d4d4nya yang berdegup kencang tangannya terulur untuk memegangi kaki kirinya yang tidak bisa ia gerakkan,”Pah, kakiku kiriku kenapa gak bisa digerakkan?” lirih Bella menatap Johan dengan mata yang berkaca-kaca dan napasnya yang memburu menahan tangis.

“Eh, kamu gak denger apa yang dibilang papa tadi, hah! Kaki kamu itu sekarang udah c4c4t,” ujar Stella yang saat ini hatinya sedang menari-nari di atas penderitaan kakak angkatnya.

“Stella …” tegur Johan tidak terima.

Daisy pasang badan membela putrinya ia juga tidak terima Stella dibentak Johan. Suaminya itu selalu saja membela Bella,”Kamu mau apa pah? Memarahi Stella? Gak akan aku biarin. Sekarang lebih baik kita pulang saja tinggalkan dia di sini!” seru Daisy menarik tangan suaminya.

Bella ketakutan melihat Daisy yang ingin meninggalkannya seorang diri di rumah sakit dengan keadaan yang seperti itu. Ia menahan tangan Johan memintanya untuk tidak meninggalkannya seorang diri karena hanya Johan yang dia punya saat ini.

“Papa Jangan meninggalkan Bella sendirian di sini, Bella takut, hiks,” isak Bella masih menahan tangan Johan dan tangan sebelahnya ditarik Daisy.

“Lepasin, Mah. Aku gak akan ninggalin Bella apapun keadaannya!,” Johan menepis tangan sang istri ia lebih memilih memeluk Bella yang menangis terisak ia merasa kasihan pada Bella.

“Apa kamu mau membawa kembali Bella ke rumah kita dengan keadaannya seperti ini! Yang benar saja, dia akan membuat keluarga kita malu memiliki anak yang c4c4t. lagi pula dia hanya anak angkat bukan anak kandung kita!” sentak Daisy yang sudah kesal karena Johan tidak mau mendengarkannya lagi.

Bella menutup kedua matanya seraya memeluk erat Johan mendengar ucapan Daisy yang begitu tega mengungkit statusnya hingga hatinya terasa sakit. Apalagi saat ini ia sangat sensitive karena kondisinya yang c4c4t membuat hatinya tambah hancur. Ia menenggelamkan kepalanya di d4d4 bidang sang papah dan meluapkan tangisannya sampai sesenggukan dan tubuhnya pun bergetar.

Johan merasakan kesedihan yang amat dalam yang dirasakan Bella, tubuh Bella bergetar menangis di pelukan sang papa membuat kemejanya basah terkena air mata Bella yang mengalir tanpa henti. Lalu ia berbalik menatap Daisy yang terlihat sedang mengatur napasnya setelah mengeluarkan emosi yang sejak dulu ia pendam,”Kalian pulanglah! Sampai kapan pun aku tidak akan meninggalkan putriku!” tekan Johan membuat Daisy tambah kesal dan wanita itu melangkahkan kakinya ingin menghampiri Bella, tetapi Stella dengan cepat menahan tubuh sang mama.

Daisy berontak ingin protes pada Stella tapi gadis itu langsung menarik tubuh Daisy sampai keluar dari kamar rawat Bella,”Ishh … kenapa kamu menghalangi Mama, Stella!” decak Daisy melepaskan rangkulan Stella saat sudah berada di luar kamar.

“Sudahlah, Mah jangan diperpanjang ini rumah sakit. Lebih baik kita pulang saja lagipula aku sudah sangat senang dengan keadaan si anak angkat itu yang menjadi c4c4t karena kecelakaan kemarin,” ujar Stella.

“Ya, tau tapi papa mu malah ingin membawanya kembali ke rumah. Pasti dengan keadaannya dia makin mencari perhatian papamu, si cari muka itu pasti akan lebih manja pada papa. Apa kamu mau kalau semua perhatian papa untuk Bella?” balas Daisy.

“Gak mau lah, perhatian papa hanya untuk aku karena aku anak kandungnya. Tenang saja, Mah aku sudah punya rencana agar si anak angkat itu tidak kembali ke rumah kita,” ujar Stella.

Daisy yang sudah tenang melebarkan senyumannya mendengar perkataan Stella.“Kamu memang anak Mama yang pintar,” puji Daisy seraya mengembangkan senyumannya senang karena sebentar lagi hanya ada Stella di tengah-tengah keluarganya tanpa adanya anak angkat yang akan membuat malu keluarga besarnya jika tahu kalau anak yang dua puluh tahu lalu ia adopsi sekarang keadaannya tidak normal.

*

*

Seorang gadis yang baru saja bangun tengah duduk manis di tepi ranjang menatap kosong ke depan. Ia membiarkan tubuhnya tersorot sinar matahari yang perlahan naik ke atas menyinari bumi. Gadis itu menghadap langsung ke jendela tidak lama pandangannya beralih pada suatu benda yang memiliki bentuk dengan manset terbuka atau tertutup yang dapat mencengkram lengan berada di dekat meja riasnya.

“Apa aku harus memakai itu?” lirih Bella menatap lekat pada sebuah tongkat yang bersandar di meja rias. Ia masih belum bisa menerima keadaanya yang harus memakai tongkat siku itu entah sampai berapa lama atau mungkin selamanya.

Bella menarik napasnya dalam dan menghembuskan perlahan. Ia mencoba berdiri dengan bertumpu hanya dengan satu kaki karena kaki sebelah kirinya seperti mati rasa, tangannya terulur meraih nakas samping tempat tidur melangkah hanya dengan menggunakan satu kaki kanannya. Walau sulit sedikit demi sedikit ia berusaha meraih meja rias itu sembari berpegangan pada nakas dan akhirnya Bella meraih tongkat itu. Bella memasukkan tangan kirinya pada manset yang sudah terbuka lalu menutupnya kembali mencengkram lengannya dan berpegangan pada handle yang berada di bawahnya. Tangannya menggenggam erat handle itu seraya menutup kedua matanya. Ia menarik napas lalu membuka kedua matanya dan menghembuskan napas pelan memantapkan hati menggunakan tongkat itu untuk membantunya berjalan.

Satu langkah, dua langkah ia mencoba melangkahkan kaki kirinya dengan tangan yang bertumpu pada handle menuju ke luar dan sepertinya ia mulai terbiasa menggunakan tongkat itu setelah beberapa menit mencobanya,”Baiklah, Bella kau harus menerima kondisimu sekarang karena tidak ada gunanya kau mengeluh,” kata Bella menyemangati dirinya sendiri.

Di kamar lain Johan dan Daisy terus saja berdebat. Daisy meminta Johan untuk mengusir Bella dan dia tidak peduli nantinya Bella akan tinggal di mana, tentu saja hal itu membuat Johan sangat marah dan langsung membentak Daisy karena dia tidak habis pikir mengapa seorang ibu tega mengusir anaknya walaupun Bella bukan anak kandungnya. Setidaknya kini ia sudah menjadi ibu dari Stella. Apakah tidak ada rasa iba sedikitpun mengizinkan Bella untuk tetap tinggal di rumahnya?.

“Pikirkan lagi sebelum nantinya keluarga besar ku malu apalagi nanti jika Bella bertemu dengan para kolegamu di suatu tempat. Apa kata mereka tentang kita yang mempunyai seorang anak c4c4t!” bentak Daisy.

“Cukup, Mah! Kau seorang ibu! Bagaimana kalau yang menimpa Bella terjadi pada Stella? Apa kamu akan mengusirnya dari rumah juga!” Sentak Johan memegangi pangkal hidungnya merasakan pusing menghadapi istrinya.

Daisy ingin melanjutkan debatnya, tetapi ia memilih diam memendam kesal dan sedikit kecewa karena suaminya tega berkata seperti itu. Daisy juga tidak bisa membayangkan apa yang terjadi kalau itu menimpa putri kandungnya tapi yang jelas ia tidak akan mengusir Stella walaupun dunia menghujatnya. Alasannya karena status Stella yang merupakan anak kandungnya di banding Bella yang bukan siapa-siapa kalau Daisy tidak mengadopsi dia dua puluh tahun lalu.

“Puas kan kamu membuat papa dan mama selalu bertengkar hanya karena papa selalu membelamu?” Bella yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar kedua orang tuanya dan mendengar perdebatan mereka pun berbalik menghadap Stella yang tiba-tiba berada di belakangnya.

Stella menghampiri Bella dan berniat menjalankan rencananya,”Apa kamu mau kalau setiap hari mama dan papa terus saja bertengkar?” lanjut Stella dan gadis itu hanya tertunduk dan menggelengkan kepalanya

Stella manarik sudut bibirnya dan mendekat pada Bella,”Lebih baik kamu segera pergi dari rumah ini daripada kedua orang tuaku terus bertengkar karena mu!” bisik Stella tersenyum menyeringai.

Bella mendongak lalu Stella sedikit menjauh dari hadapannya mereka saling bertatapan. Stella menanggapinya dengan santai sedangkan Bella lagi-lagi hanya bisa menangis. Kemudian pintu kamar terbuka, dengan cepat Bella mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipinya karena tidak ingin sang papa melihatnya menangis. Terlambat karena Johan sudah melihatnya dan kini ia menghampiri Bella yang tersenyum guna menyembunyikan kesedihannya di depan Johan.

“Bella, kau di sini?” tanya Johan mendekat pada sang putri dan memilih tidak menanyakan alasan Bella menangis.

“Sengaja, Bella ingin mengajak papa sarapan,” ujar Bella.

“Yasudah, sekarang kita ke meja makan ya,” ajak Johan yang berjalan melewati Daisy dan Stella membuat sang istri bertambah membenci Bella.

Bukannya ikut kesal Stella malah dengan santai melangkah menyusul Bella dan papanya menuju meja makan, tetapi Daisy malah menarik tangan Stella,”Apaan si Mah. Bikin kaget Stella aja!” desis Stella mengerucutkan bibirnya.

“Kenapa kamu diam aja, Stella. Lihat sikap papa mu yang makin manjain si Bella,” kesal Daisy.

Stella tersenyum lalu menggandeng tangan sang mama dengan tersenyum lebar,”Aku lapar, mending kita sarapan aja dulu, Mama ku tersayang,” ajak Bella yang mana Daisy menjadi bingung dibuatnya

Tidak ada obrolan sampai di meja makan mereka hanya sibuk dengan sarapannya masing-masing hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu di atas piring menikmati nasi goreng yang kali ini maid yang memasaknya. Dengan keras Johan melarang Daisy untuk menyuruh Bella menyiapkan sarapan dan makan siang apalagi makan malam yang biasa Bella lakukan atas perintah Daisy. Intinya tidak boleh memasak dan melakukan hal apapun yang bisa membahayakan kakinya.

Johan melihat arloji di tangan yang sudah menunjukkan pukul delapan yang artinya ia harus segera ke kantor karena ada meeting satu jam lagi,”Papa duluan karena harus meeting dengan klien besar satu jam lagi. Stella, apa kau sudah mendaftar di Universitas impianmu?” ujar Johan sembari menyesap kopinya.

“Sudah, minggu depan aku sudah mulai masuk kuliah,” jawab Stella.

Johan mengangguk dan meletakkan kembali kopinya. Ia bangkit meraih tas kantornya lalu pamit, saat ingin melangkah sejenak langkahnya terhenti karena Bella memanggilnya membuat kerutan di dahinya seraya menatap sang putri.

“Aku ingin mengontrak rumah, papa,” ujar Bella.

“Yes …” batin Stella.

*

*

Bersambung

1
Sunaryati
Jangan sampai Narra jadi korban, Thoor, Stella sudah menang lama dan berkali-kali, maka hari ini Stella dan preman yg membantunya harus tertangkap dan Narra selamat. Kutunggu balasannya
leahlaurance
anak Stella bukan anak mu.bodoh
😅
leahlaurance
gimana nanti riaksi suami nya klau tahu kamu bukan pelaku nya
leahlaurance
Luar biasa
leahlaurance
bingung baca, ingat kan undur balik😇
Sunaryati
Untuk kali ini usaha Stella jangan sampai berhasil, bahkan langsung tertangkap saja, kasihan Bella jika berpisah lagi sama Arrayan
Sunaryati
Benar Bella jangan memaksa Arayan menemui Stella sebelum berubah. Itu akan menjerumuskan suamimu dalam penderitaan batin.
Widi Widurai
gpp jg sih toh ponakan bella jg
Widi Widurai
yaa ternyata lucas pernah ons sama stella
s
obsesi si Stella mah/Right Bah!//Right Bah!/
s
padahal part yg di club itu, arayyan main narik tangan stella dong. salah sendiri buka kesempatan buat dia masuk cuman perkara kemiripan wajah doang/Panic//Panic/
Sunaryati
Nah itulah jika menutupi tidak melaporkan kala ada pembunuh,mengakui perbuatannya, kau akan/ hampir dibunuhnya juga
Sunaryati
Masa anak 4 tahun sudah bicara pacar
Eka Erna wati: lima tahun bunda😁
total 1 replies
Sunaryati
Arrayan kau selalu mengedepankan emosimu, dan selalu cepat membuat kesimpulan itulah akibatnya kau menganggap istrimu telah meninggal, tanpa menyelidiki juga mudah percaya dari penglihatan sekilas. Dengan Kecerobohanmu itu kau masuk jebakan Stella hingga menikahinya.
Sunaryati
Kau yang tsk gigih mencari Arrayan. Selesaikan dulu pernikahanmu dengan Stella baru mengejar Bella dan putrimu
Sunaryati
Lanjuut, wah ternyata Bella punya saudara dan syukurlah yang menemukan dan merawat Bella saat dicelakai Stella kakak kandungnya. Setelah ini mudah- mudahan hanya bahagia yang kau rasakan Bella
Sunaryati
wah ada yang cemburu dan marah, kenapa Arrayan? Selidiki dulu sebelum mengmbil kesimpulan, ingat kau sudah tertipu Stella bertahun- tahun, jangan ulangi kesalahan yg sama
Sunaryati
Itu Ayah kandungmu Narra, semoga segera bertemu dan bersama lagi, Stella dapat balasan, atas beberapa kejahatannya
Greenindya
kok diulang ya
Widi Widurai
uda tau klg mreka gtu. ngapain di lindungi cb. biar aja daisy yg cacat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!