Niat hati memberikan kejutan kepada sang kembaran atas kepulangannya ke Jakarta, Aqilla justru dibuat sangat terkejut dengan fakta menghilangnya sang kembaran.
“Jalang kecentilan ini masih hidup? Memangnya kamu punya berapa nyawa?” ucap seorang perempuan muda yang dipanggil Liara, dan tak segan meludahi wajah cantik Aqilla yang ia cengkeram rahangnya. Ucapan yang sukses membuat perempuan sebaya bersamanya, tertawa.
Selanjutnya, yang terjadi ialah perudungan. Aqilla yang dikira sebagai Asyilla kembarannya, diperlakukan layaknya binatang oleh mereka. Namun karena fakta tersebut pula, Aqilla akan membalaskan dendam kembarannya!
Akan tetapi, apa jadinya jika di waktu yang sama, kekasih Chilla justru jauh lebih mencintai Aqilla padahal alasan kedatangan Aqilla, murni untuk membalaskan dendam kembarannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bukan Emak-Emak Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Menyesal
“Sakitttttt ... sakit sekaliiiii!”
“T—tolong!”
“Aku mohon tolong aku!”
Liara terluka parah. Tubuhnya merasakan sambaran petir dan memang terbakar. Namun kemudian ia memiliki ide gila.
“Iya ... sudah telanjur begini. Ini kesempatanku lari dan membuat identitas baru untukku sendiri. Aku harus berhasil agar aku bisa balas dendam!”
“Jika sebelumnya targetku adalah Chilla, selanjutnya tentu kembarannya!”
“Jalang itu benar-benar berbahaya. Aku harus bisa bertahan. Aku harus membuatnya hancur, sehancur-hancurnya!”
Berkat rencananya, tekad Liara juga makin bulat sekaligus kuat. Bersamaan dengan mobil yang meledak untuk kedua kalinya, Liara begitu antuasias lantaran kenyataan tersebut membuat tubuhnya mental keluar dari mobil.
“Sakit sekali ... rasanya sesakit ini. Namun aku harus tetap melarikan diri!”
***
Tak ada yang melihat pasti kejadian meledaknya Liara. Semuanya hanya melihat dari kejauhan dan tidak menyaksikannya secara dekat. Dua jam sudah semua itu berlalu. Hujan sangat deras disertai angin juga akhirnya hanya menyisakan gerimis. Hingga para mafia bahkan pimpinannya yakin, harusnya Liara sudah mati terpanggang api.
“Mobil meledak dan sebagian mengalami kehancuran. Karena sebelumnya, sempat tersambar petir. Andai pengemudi masih hidup dan nekat melarikan diri, dia pasti dalam keadaan terluka sangat parah, khususnya luka bakar,” jelas uncle Syukur yang tak memakai mantel maupun payung layaknya yang lain.
Empat mafia ada di sana, di lereng lokasi mobil Liara meledak. Stevan dan Aqilla juga ada bersama opa Devano dan mbah Akala. Aqilla yang masih terluka parah digendong oleh mbah Akala. Sedangkan adanya Stevan di sana untuk memayungi Aqilla.
“Karena hujan yang sempat turun sangat deras, sementara di sekitar sini berupa tanah merah dan rumput liar lebat, jejak melarikan diri andai Liara masih hidup, tidak ada. Namun, apakah Liara akan tetap jahat? Apakah yang terjadi tetap tidak bisa membuatnya belajar?” pikir Aqilla yang kemudian bertanya kepada sang Mbah. “Apakah di dunia ini ada orang yang bisa sangat jahat?”
“Maksud kamu bagaimana? Jahat yang seperti apa?” balas mbah Akala.
“Mungkinkah andai Liara masih hidup, dia masih memiliki ambisi untuk balas dendam?” balas Aqilla.
“Tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi jika melihat, apa yang sebelumnya dia lakukan,” sergah Stevan masih terbawa emosi.
Apa yang Liara alami dan sampai ada adegan tersambar petir, sama sekali tidak membuat Stevan iba. Bagi Stevan, apa yang Liara lakukan dan sempat berlindung di balik kekuasaan yang dimiliki orang tuanya, tak layak mendapatkan pengampunan. Bahkan sekadar iba dan belas kasih, bagi Stevan, orang seperti Liara tak berhak mendapatkannya.
Setelah tak ada tanda-tanda kehidupan lain termasuk dari Liara, mereka memutuskan untuk pulang. Stevan pisah dengan rombongan karena menggunakan motor. Mbah Akala ditugasi untuk memboyong Aqilla ke rumah sakit. Sedangkan Angkasa dan orang-orangnya diantar ke kantor polisi oleh kakek Devano.
“Kalian masih untung loh, hanya saya antar ke kantor polisi. Kalau saya sampai antar kalian ke alam barzah, gimana? Apa kabar pula andai saya jorokin kalian di jembatan siratol mustakim?” cibir opa Devano kepada Angkasa dan kelima orangnya, sesampainya mereka di kantor polisi.
Tentunya pihak Aqilla, termasuk sang opa tidak lupa untuk membuat tertangkapnya Angkasa, menjadi viral. Semuanya diliput oleh awak media yang mereka undang, dan masih merupakan kerabat sekaligus keluarga.
Diam-diam, Angkasa merasa menyesal. Apalagi jika pemuda itu ingat bagaimana perlakuan Liara kepadanya. Kepadanya yang memberikan bantuan saja, Liara sangat semena-mena. Apa kabar jika Angkasa tak berguna?
“Semoga penyesalan ini, bikin aku enggak harus berurusan dengan polisi, apalagi sampai mendekam di penjara,” pikir Angkasa masih terduduk pasrah di salah satu kursi yang tersedia di sana.
Opa Devano baru pergi dari sana setelah memastikan bahwa Angkasa dan kelima orangnya, ditahan.
Di tempat tahanan berbeda, Keysa dan Vanya masih menunggu kabar lanjutan. Bukan hanya kabar mengenai nasib hukuman mereka, tetapi juga kabar mengenai Liara.
Di tempat tahanan berbeda, Rumi yang kelakuannya makin aneh, sukses membuat takut keempat rekannya. Apalagi jika Rumi sedang tertawa histeris dan mengatakan banyak hal terkait apa yang ia dan gengnya lakukan kepada Chilla. Maupun ketika ia membahas skandal orang tuanya dan Sasy, yang membuat nyawa Sasy melayang.
Tak kalah menyesal, satpam sekolah yang membantu juga merasakannya. Pria itu jadi kerap bengong, tetapi juga makin rajin beribadah.
***
Berita perkembangan kasus Chilla masih sedang panas-panasnya. Semuanya membahasnya hingga keluar negeri. Media asing membangga-banggakan Aqilla. Foto Aqilla saat melakukan siaran untuk menunjukkan keadaan Chilla, menjadi sampul pemberitaan.
“Datang Untuk Membalaskan Dendam Sang Kembaran”, dipilih media asing sebagai tajuk pemberitaan terhadap kasus Chilla dan Aqilla. Namun dari sekian banyak pemberitaan, foto Liara, Keysa, Vanya, Rumi, Sasy, dan para orang tua yang terlibat skandal, tak luput menjadi bagian pemberitaan.
Karier pak Pendi hancur. Pria itu tak jadi menjalani pelantikan sebagai gubernur. Malahan sederet kehidupan pribadinya, dikuliti habis-habisan oleh netizen. Ada saja ulah para netizen yang membuat gelak tawa melalui keusilan mereka pada para pelaku.
Pak Pendi, gubernur perselangkangan sekaligus daun muda.
Ibu Srikandi, saking kuatnya bisa membuat pelakor pindah alam.
Pasangan Petugas Pajak : Terbiasa makan uang rakyat, bikin mereka kena azab. Semua harta benda terancam dirampas.
Rumi, sudah jelek, banyak iri. Pupuk makan tanaman dia. Sahabat sendiri mau dibun h hanya agar cuma dia yang pinter. Kabarnya sekarang dia terlalu waras karena sudah jadi paling pinter.
Liara. Entah pindah alam, atau sengaja bersembunyi, keberadaannya menjadi misteri ilahi.
Sasy. Baru coba-coba jadi pelakor, sudah pindah alam. Kabarnya keluarganya juga terancam dipenjara karena menerima suap kematian Sasy.
Chilla. Barbie hidup yang mulai bangkit. Cepat sembuh, ya! Semangat!
Aqilla. Wonder Woman of the year! Menantu idaman emak-emak.
Aqilla yang masih terbaring di rumah sakit, menyimak perkembangan kasusnya, menggunakan ponsel. Tangan kiri dan kaki kirinya masih diperban. Sisanya tidak ada luka berarti. Selain itu, sebenarnya Aqilla juga sudah ingin pulang dan istirahat di rumah. Namun, dokter maupun anggota keluarganya belum ada yang mengizinkan.
Apakah maharaja akan mencintai Aqilla secara ugal ugalan seperti mama elra kepada papa syukur 😍
Penasaran.......
amin🤲