NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Perjodohan

Cinta Dalam Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:54.4k
Nilai: 5
Nama Author: fana01

Di usianya yang sudah sangat matang ini, Khalif Elyas Hermawan belum juga menemukan pasangan yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Orang tuanya sudah lelah menjodohkan Khalif dengan anak rekan bisnis mereka, tapi tetap saja Khalif menolak dengan alasan tidak ada yang cocok.

Mahreen Shafana Almahyra gadis cantik berumur 25 tahun, tidak dapat menolak permintaan sang bibi untuk menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali.

Ya, gadis yang akrab di sapa Alma itu tinggal bersama paman dan bibinya, karena sejak umur 15 tahun, kedua orang tuanya sudah meninggal.

Bagaimana kisah Khalif dan Salma? Ikuti terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

^^^"Angin tak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, tetapi ia menguji kekuatan akar"^^^

...('Ali bin Abi Thalib)...

...🌹🌹🌹...

Hari yang cerah kini berganti dengan malam yang gelap, suasana di dalam rumah saat ini begitu sunyi dan tenang. Suara jangkrik dan katak sayup-sayup terdengar seolah sedang berlomba memecah keheningan malam.

Udara yang begitu dingin terasa menusuk sampai ke tulang. Lagit yang cerah bertaburkan bintang berkelap-kelip memancarkan cahaya yang berkilauan. Sungguh indah ciptaan Allah yang bisa di nikmati oleh mata ini, setelah seharian manusia lelah dengan kegiatan yang menguras emosi dan tenaga. Allah jadikan malam sebagai pengganti rasa lelah itu, sebagian jiwa-jiwa yang kelelahan terlelap dalam tidur diiringi dengan mimpi yang indah.

Sebagian jiwa masih ada yang berkumpul dengan keluarga.

Oh Allah betapa malam ini penuh kebahagiaan dan keindahan, namun masih banyak dari para hamba yang Engkau ciptakan ini ingkar akan nikmat yang Kau berikan.

Ruang tamu sudah di hiasi beraneka ragam makan. Melihat itu jantung yang tadinya berdetak dengan normal, kini berganti menjadi seperti suara drum yang di pukul.

Ya, malam ini keluarga Tante Shanum akan datang melamar secara resmi. Sesekali aku arahkan pandanganku ke depan dimana pintu sudah terbuka lebar menunggu kedatangan mereka. Tanganku terasa dingin, tapi keringat rasanya mengalir di keningku. Seolah-olah aku sedang sakit.

tin tin tin

Suara klakson mobil terdengar, paman dan bibi yang sudah ada di depan menyambut tamu. Sedangkan aku berlari ke kamar dan mengunci pintu. Kuraba jantungku yang berdetak semakin cepat, kaki terasa lemas tidak bisa menopang badan ini.

Kutarik napas perlahan dari mulut, kemudian ku keluarkan secara perlahan dari hidung. Itu mengurangi sedikit rasa gugupku.

Tok tok tok

"Alma, ayok keluar semua sudah pada ngumpul." aku terkejut mendengar suara ketukan di pintu.

"i-iya bi". Jawabku dengan suara yang bergetar.

Ceklek, suara pintu yang di buka mengalihkan perhatian semua orang, kini mata semua tertuju padaku kecuali satu orang yang ku tau itu mas Khalif, dia sedang mengobrol dengan paman.

"Sini Alma, duduk di dekat bibi". Bibi menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Sebaiknya kita mulai saja, lebih cepat lebih baik". Ujar Tante Shanum, yang dari tadi tidak melepaskan pandangannya dariku. Sedangkan aku hanya tertunduk malu.

"kedatangan kami kesini pasti pak Emran dan Bu Rahma pasti sudah tau, jadi tidak perlu berbasa-basi lagi. Silahkan Khalif utarakan tujuan kita kesini". Papa mnyenggol lengan Khalif. langsung saja Khalif menoleh ke arah papanya, dan menyimpan ponsel yang sedari tadi dia pegang kedalam saku jasnya. Tidak tau apa yang dia lakukan dengan ponsel pintarnya itu.

"ehm-ehm". Khalif mengatur napasnya, tiba-tiba saja dia merasa gugup. Tidak di sangka melamar seorang gadis bisa membuat nya merasa seperti orang yang kekurangan oksigen.

"Bismillah, maksud dan tujuan saya dan keluarga datang kesini ingin meminta izin kepada bapak atau ibu untuk melamar putri bapak dan menjadikan dia sebagai istri saya. Mungkin saya bukan orang yang seperti bapak dan ibu harapkan, tapi InsyaAllah saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya". Bu Shanum merasa terharu mendengar ucapan anaknya.

"kami sebagai pengganti orang tuanya Alma tentu saja merasa sangat bahagia dengan niat baik mas Khalif, semuanya kami serahkan kepada Alma". Paman Emran selaku kepala keluarga menatap keponakannya meminta jawaban atas lamaran yang di utarakan.

"Gimana apa kamu mau?". Mama Shanum mencubit ringan pinggang anaknya, yang lain tersenyum melihat Khalif yang tidak sabaran.

"Jangan malu-maluin". Bisik sang mama.

Kini semua mata tertuju kepadaku." Bismillah, atas izin Allah Alma menerima lamaran mas Khalif." jawab Alma lirih.

*****

Usai acara lamaran selesai, semua anggota keluarga sibuk membahas persiapan pernikahanku dan mas Khalif, apalagi tante Shanum yang paling antusias, sesekali aku melirik mas Khalif yang duduk di ujung sofa.

Ketika pandangan kami bertemu jantungku rasa berhenti berdetak. Aku seperti maling yang kepergok mencuri.

"bi Rahma boleh saya ngobrol sebentar dengan Alma?". Laki-laki yang sejak tadi diam ingin mengajakku berbicara empat mata.

"oh silahkan mas Khalif, ngobrolnya di teras depan saja biar lebih leluasa". Bibi menepuk tanganku menyuruh untuk mengikut mas Kahlif sudah pergi duluan ke teras.

Perutku terasa mulas, baru kali ini aku ngobrol berdua dengan orang asing walaupun orang itu adalah calon suamiku. Ya, calon suamiku. rasa aneh hinggap di hatiku jika mengingat laki-laki yang ada di sampingku ini adalah orang yang akan mengambil alih seluruh tanggung jawab paman.

Laki-laki yang akan menjadi imam dalam sholatku. Aku duduk di sebelah kiri mas Kahlif, ada dua kursi yang kosong sebagai jarak di antara kami.

"Umurmu sekarang berapa?". Pertanyaan pertama yang keluar dari mulutnya adalah berapa umurku. Aku mengernyitkan dahi. Ku lirik sebentar mas Khalif ternyata dari tadi dia melihat ku yang tertunduk saja.

"U-umur saya tahun ini 25 tahun mas".

"Umur saya 35 tahun". Jawabnya singkat. Aku tidak menyangka bahwa umur mas Khalif sekarang sudah mau kepala empat. jika di lihat dari perawakannya orang-orang akan mengira dia masih berumur di awal 30-an.

"Apa kamu sudah siap untuk menjadi seorang ibu?". Pertanyaan mas Khalif yang kedua membuatku tersedak air ludah sendiri.

"Ah maaf jika pertanyaan saya menyinggungmu". Ujar mas Khalif. Aku mengibaskan tangan tanda tidak masalah dengan pertanyaan nya.

"Tidak apa-apa mas, wajar jika mas bertanya seperti itu, itu hak yang lumrah di bahas bagi orang yang sebentar lagi akan menikah." mas Khalif mengangguk.

"Seperti yang kamu tau, umur saya sudah 35 tahun sebentar lagi masuk 36, walaupun kita tidak saling kenal sebelumnya saya ingin kamu tidak merasa canggung setelah kita menikah nanti. Dan soal anak saya tidak mau menundanya". Mas Khalif sangat to the point sekali.

"kalau soal itu, Alma tidak masalah mas. karena salah satu tujuan menikah memang meneruskan keturunan." Jawabku lirih.

kulihat Tante Shanum dan om Aiman sudah bersiap untuk pulang, merekapun berjalan ke arah kami.

"Sudah selesai ngobrol nya mas Khalif?". Tanya bibi. Yang di jawab mas Khalif dengan senyuman sekilas.

"kalau gitu kami pamit dulu ya, Bu Rahma dan pak Emran tenang saja semua persiapan pernikahan nya biar kami yang urus." ujar Tante Shanum.

"Iya-iya Bu Shanum." dua wanita paruh baya itu saling tertawa.

Seperti yang di katakan Tante Shanum, semua persiapan keluarga dari pihak mas Khalif yang urus. semua sepakat kalau pernikahan kami di langsungkan dua Minggu lagi. semuanya serba cepat. Begitulah Allah mengatur semuanya dengan sempurna.

drrrt drrrt drrrt

Suara ponsel yang berada di atas meja rias berdering. Aku penasaran siapa yang mengirim pesan pagi-pagi begini.

[ Mahreen nanti siang ada pegawai toko yang mau ngantar wedding dress ke rumah].

Ya, pesan itu ternyata dari mas Khalif, kami kadang komunikasi lewat pesan hijau. semua orang memanggilku Alma, tapi mas Khalif tidak. Katanya dia lebih suka memanggilku Mahreen.

*****

1
Khairunnisa Hassan
lanjut thor jangan lama lama
fana01
terimakasih atas kritikannya KK, dan babnya sudah di revisi lagi🙏
Wiwik Hartoyo
perasaan. tadi namanya papanya zalfa bukan Jonathan deh, apa salah baca ya
Wiwik Hartoyo
ujar Bu shanum thor
Wiwik Hartoyo
cantik amat namanya, apa artinya thor
Yeni S
bagus ,tingkatkan terus.
Yeni S
awal ceritanya bagus,semoga kelanjutannya lebih bagus lagi
Nining Setyaningsih
keren
Ayu NS_ Persima
jodoh mu zalfa/Joyful//Joyful/
Fitri Nur Hidayati
g rela aja ada konflik2 gitu
Nanik Bryan
double uup kak
Yusmiati
cerita y jangan sampai di sini y
Nanik Bryan
lanjut
Ayu NS_ Persima
wah wah Khalif junior tanda2nya sdah hadir🤭
Ainunnissa
semangat trus Kaka author 💪👍 karya mu di nanti
Apollogurl_01
Memikat
Stefhany Anhai Rivera Maco
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
fana01: bab baru sudah update KK, silahkan mampir yaa,😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!