Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B20
Setelah Ferdian turun dari mobil Jerry, Ferdian pun berlari menuju kelas.
"selamat pagi bu, maaf saya terlambat" ucap Ferdian
"masuklah" ucap ibu dosen yang tak lain Gabriela.
"Hey Ferdian aku kira kamu absen hari ini ternyata tetap masuk tidak takut bertemu dengan rektor nanti" Ejek Luky.
"Luky diam, jangan memulai lagi, jika kamu masih mau membuat masalah lebih baik kamu keluar dari kelas" tegur keras Gabriela.
"ohh jadi saya di usir karena manusia sampah ini? Baiklah saya keluar, lagi punya saya juga tidak ada minat belajar hari ini, hari ini aku hanya ingin melihat orang miskin yang putus asa" hahahaa" Luky pun berdiri dan berjalan menuju keluar, dan jessy juga mengikutinya.
Gabriela hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Luky yang seenaknya di dalam kelas.
"baik kita lanjutkan lagi" ucap Gabriela ketika Luky sudah pergi.
"Ferdian kamu kenapa baru tiba?" Tanya Stefan begitu Ferdian telah duduk.
"Aku kesiangan bangun dan terjebak macet tadi" ucap Ferdian jujur.
"Tumben sekali kamu kesiangan bangunnya" balas stefan.
"Kalian catat ini ya, dan untuk Ferdian, Fanesha, Diky, dan Stefan ikut ibu" Perintah gabriela.
Mereka pun langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung mengikuti Gabriela yang telah berjalan terlebih dahulu, sedangkan Luky dan Jessy mereka sedang asik duduk di taman tidak ikut menemui dekan dan juga rektor.
"kalian tunggu disini dulu Ibu masuk untuk memanggil Rebecca dan Renna" Ucap Gabriela ketika sampai didepan Ruang kelas Rebecca dan Renna.
"baik bu" jawan mereka serentak.
Tidak lama Gabriela pun keluar dengan di ikuti Rebecca dan Renna, dan mereka langsung menuju ruang rektor, dan disana sudah ada dekan Siswanto, Rektor Januar, dan juga ayah Luky, Tuan Pradana.
"Permisi pak" ucap Gabriela ketika tiba didepan pintu Rektor.
"Masuk" balas Januar dari dalam ruangannya.
Gabriela pun membuka pintu ruangan rektor dan masuk diikuti Ferdian dan yang lainnya juga ikut masuk.
"Ohh jadi anak anak ini yang membuat masalah dengan putra kesayangan ku, Kamu bukannya anak dari keluarga Nugros, dan kamu bukannya anak dari keluarga Nugroho ya?" ucap Tuan Pradana begitu melihat mereka sudah datang, "dan kamu Si bungsu Gabriela dari keluarga Willow?" tambahnya ketika melihat Gabriela.
"Benar pak saya Gabriela dari keluarga Willow" jawab Gabriela yang sudah tidak ingin menyembunyikan identitasnya lagi, Siswanto yang mendengar itu terkejut pasal nya selama ini dia tidak mengetahui bahwa Gabriela adalah Si bungsu dari Keluarga Willow.
"baiklah karena saya begitu menghormati keluarga Willow, Nugros, dan nugroho, saya tidak mempermasalahkan masalah ini dengan kalian, tapi saya ingin mengetahui siapa yang memukul anak dan ke ponakan ku?" ucap Tuan Pradana.
"Saya Tuan" ucap Ferdian dan Fanesha yang masih menggunakan masker secara bersamaan.
"Kamu, siapa nama mu? dan kamu lepas maskermu aku ingin melihat wajah mu" tanya dan perintah Tuan Pradana.
"Nama saya Ferdian" ucap Ferdian datar.
"Saya Fanesha" ucap Fanesha sambil membuka maskernya.
Siswanto dan juga Tuan Pradana pun terkejut ketika Fanesha membuka maskernya, mereka tidak menyangka jika Fanesha yang telah menampar Jessy, di karenakan dia di kenal sebagai wanita yang cukup baik tidak pernah bermain kekerasan namun kali ini betapa mengejutkan nya bahwa fanesha lah yang telah menampar jessy.
"ka ka Kamu Nona Muda dari keluarga Willow" ucap tuan Pradana sambil sedikit tergagap.
"Iya benar Tuan besar Pradana" ucap Fanesha sedikit mengejek. Karena dimatanya Keluarga Pradana tidak ada apa apanya dibandingkan dengan keluarga nya.
"Huuhhh, baik lah untuk jessy yang kamu tampar aku bisa memakluminya, karena aku tau sifat anak itu, jadi aku tidak mempermasalahkannya dengan mu, tapi Untuk kamu, kamu itu siapa berani berani memukul anaku." ucap Tuan pradana kepada fanesha kemudian di lanjut dengan memaki Ferdian.
" aku sudah mengatakannya aku ini Ferdian, apa Tuan tidak mendengarnya?" ucap Ferdian masih dengan nada yang datar.
"Kamu berani berkata seperti itu, Januar aku mau kamu hukum dia bersujud ditengah lapangan sampai sore ini dan setelah itu keluarga dia dari kampus, aku tidak akan memaafkan dirinya yang telah melukai anak ku" bentak Tuan Pradana dengan marah karena ucapan Ferdian yang menurutnya sedang mengejeknya.
"HAHAHA TUAN PRADANA INGIN MENGHUKUM KU TANPA MENCARI TAU ALASAN KU MEMUKUL ANAK TUAN YANG MANJA ITU?" ucap Ferdian dengan gigi terkatup menahan amarah karena ternyata anak dan ayah sama sama orang yang tidak masuk akal.
"KAMU KAMU BERANI DENGAN KU? AKU INI PRADANA DONATUR TERBESAR DI KAMPUS INI, DAN KAMU INI SIAPA HANYA MAHASISWA YANG MASUK KARENA MENDAPATKAN BEASISWA BERANI MENCERAMAHI KU" Kini Tuan Pradana pun berteriak dan langsung bangkit dari kursinya dan langsung menarik kerah baju Ferdian.
"UNTUK APA TAKUT, TOH DISINI BUKAN HANYA AKU YANG BERSALAH TAPI ANAK MANJA TUAN YANG MEMULAI SEMUANYA, TIDAK HANYA DI KAMPUS INI SAJA, TAPI SEJAK SMA DIA TELAH BERTINDAK YANG TIDAK MASUK AKAL KEPADAKU" Ferdian menjelaskan sambil menahan amarah sampai seluruh urat di wajahnya menonjol dan wajahnya menjadi merah.
"Tuan Pradana mohon sabar, benar kata Ferdian kita harus mengetahui dulu permasalahan ini" ucap Januar melerai dan melepaskan tangan Tuan Pradana yang memegang kerah baju Ferdian
"TIDAK PERLU YANG AKU TAU ANAK KU SUDAH DIA PUKUL, JADI AKU HARUS MENGHUKUMNYA SAAT INI JUGA, TIDAK HANYA HARUS BERSUJUD HARI INI TAPI SELAMA 1 MINGGU DARI PAGI HINGGA SORE, DAN DIKELUARKAN DARI KAMPUS INI" ucap Tuan Pradana lagi.
"Tuan Pradana ada yang ingin berbicara dengan mu" ucap Ferdian dan memberikan ponselnya kepada Tuan Pradana.
"SIAPA ITU, AKU TIDAK TAKUT JIKA KAMUN MENCARI BANTUAN, DISINI AKULAH YANG BERKUASA" ucap Tuan Pradana yang meraih ponsel Ferdian.
"HALO SIAPA INI, KAMU INGIN MEMBANTU ANAK KEPARAT INI?" ucap Tuan Pradana ketika sudah menempatkan ponsel Ferdian di telinganya.
"Tu tu tuan, baik baik" Tuan Pradana tergagap ketika mengetahui siapa yang berbicara di telepon itu.
"Kalian semua keluar biarkan aku Ferdian, Januar, dan Siswanto disini" ucap Tuan Pradana lagi yang kini sedikit melembut.
"Ferdian" ucap Fanesha yang khawatir jika meninggalkan Ferdian sendiri diruangan ini.
"Tunggu lah aku di luar, tidak akan terjadi apa apa pada ku" Ferdian berkata sambil mengusap lembut kepala fanesha meyakinkan Fanesha bahwa dia akan baik baik saja dan melirik ke arah Gabriela memberikan kode agar mambawa Fanesha untuk keluar dari ruangan.
"Fanesha tenang saja ada Pak Dekan dan Pak Rektor, jadi tidak akan terjadi apa apa pada Ferdian" Gabriela berbisik membantu meyakinkan fanesha.
Ferdian pun tersenyum kepada Fanesha, dan membuat fanesha menuruti perkataannya agar menunggunya di luar, dan para sahabatnya pun ikut keluar tanpa berkata apa apa walaupun di hati mereka ada rasa ke khawatiran.
"Brukkkkk, Tuan Muda Maafkan saya karena sudah bertindak ceroboh tidak mendengarkan nasehat anda untuk menilai siapa yang salah dalam masalah ini" Tuan Pradana pun langung berlutut dan meminta maaf kepada Ferdian, Januar dan Siswanto yang melihat adegan ini pun terkejut, pantas saja tuan pradana meminta semua orang untuk keluar karena dia akan melakukan ini.
"hah Tuan muda, Tuan Pradana salah menyebut orang, aku ini Ferdian bukan tuan muda, dan sebaiknya Tuan Pradana bangun lantai itu kotor nanti pakaian tuan ikutan kotor" ucap Ferdian yang tidak mau nantinya Januar dan Siswanto banyak pertanyaan kepada dirinya.
"Ah iya iya aku salah, nak ferdian maafkan saya saya tidak berfikir jernih tadi sehingga tidak mendengar nasehat nak ferdian untuk mendengarkan cerita kenapa kejadian ini terjadi, mari duduk nak ferdian saya akan mendengarkan semuanya" Tuan Pradana langsung mengerti ucapan Ferdian tadi dan langsung mengubah panggilan nya kepada ferdian lagi.
"Baik aku akan jelaskan semuanya dari hari pertama aku masuk kuliah hingga terjadi pemukulan di hari ke dua masuk kuliah" Ferdian pun menceritakan kronologi kejadian tersebut"
"Dasar anak Nakal aku akan menghukum mu nanti, berani beraninya membuat masalah seperti ini" sandiwara Tuan Pradana yang tidak akan mungkin dirinya menghukum anak kesayangannya itu.
"jadi bagaimana Tuan, apa saya akan di hukum?" ferdian bertanya.
"ahh tidak tidak, anak saya yang salah jadi tidak mungkin saya menghukum nak ferdian, dan malah saya harus menghukumnya, tapi apa kira kira tuan punya ide hukuman apa yang pantas untuk anak saya?"
"Mmmmm, jangan beri dia uang saku, dan biarkan dia berangkat kuliah naik angkutan umum selama 3 bulan, saya rasa ini sudah cukup" ucap ferdian dia ingin luky merasakan menjadi dirinya selama 3 bulan ini.
"ahh i i ini"
"kenapa? Apa tuan keberatan jika keberatan tuan cari cara sendiri saja untuk menghukumnya, oh iya sudah tidak ad yang di bicarakan lagi kan, kalo begitu aku undur diri dulu, karena masih jam mata kuliah jadi aku harus masuk kelas lagi." ucap Ferdian langsung bangkit dari kursi dan berjalan keluar tanpa menunggu jawaban dari mereka yang masih membatu.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏